Sunday, October 7, 2012

Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak

Metode Rumah Qurani: Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak ->Hambatan dan Masalah yang mungkin timbul (tamat)

Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak ->Hambatan dan Masalah yang mungkin timbul (tamat)
by Rumah Qurani on Wednesday, August 18, 2010 at 10:39am
'Ternyata, jadi orang tua itu susah ya
Aku baru satu hari aja sudah repot sekali
Gimana kalau ibu, mamah, yang tiap hari ngurusin aku
nolongin aku dari bayi sampai segede ini?'
Cuplikan monolog Rani dari CD ayat akhlaq terhadap orang tua ini, memang benar. Menjadi orang tua itu memang gampang-gampang susah. Apalagi mengajarkan Quran. Maaf bila memang notes ini terkesan personal sekali, dan mohon teman-teman yang juga punya pengalaman mengajarkan quran pada anak, ikut menyumbang saran.

Hambatan yang mungkin timbul
  1. Sulit mencari waktu bersama anak. Ini hambatan nomer satu. Misal, ketika sakit dan masuk rumah sakit. Kebiasaan mengaji bersama bayi yang terputus karena ini, bisa jadi tidak bisa dikembalikan lagi. Kalau bekerja, masa gak bisa menyisihkan waktu untuk pulang lebih cepat untuk anak? Tips mengatasinya : Mau tidak mau, suami harus menggantikan peran kita disini, bergantian. Kalau nggak bisa, diusahakan yang dititipi mengerjakannya. Tapi, usahakan setelah kita bisa, lakukan sendiri.
  2. Suami/Istri tidak menjadi teladan dalam hal mengaji dan shalat. Bisa jadi, ketika kita dan anak shalat, pasangan enggan shalat/sedang tidak shalat. Tips mengatasinya : Diluar pendengaran/pengetahuan anak, bujuklah pasangan untuk shalat dan mengaji, meski cuma pura-pura didepan anak. Dengan rendah hati, katakanlah bahwa kita tidak bisa sendiri dalam mendidik, peran dia jauh lebih utama. Biarlah kita tidak sebaik yang dicita-citakan, tapi mudah-mudahan anak kita lebih baik dari kita, hingga bisa menjadi syafaat buat kita. Insyaallah ini akan menumbuhkan hidayah tersendiri.
  3. Ada acara TV yang sangat menarik untuk anak di jam mengaji  tips mengatasinya : terpaksa kita mengalah dulu, pindahkan waktu mengaji, sampai kita bisa menghentikan seluruh keluarga menonton TV dengan berbagai alasan (dirusak aja TVnya.. eh lho :P..)
  4. Ketergesa-gesaan. Ketergesa-gesaan membuat keadaan jadi tak terencana, dan parahnya,sekali ketergesaan, bisa menghancurkan sebuah kebiasaan. Misal, tanpa bersiap-siap, kita mengajak anak kita shalat. Ketika dia menginginkan mukena dan sajadah, keduanya belum disiapkan, dan entah disimpan dimana. Kita sibuk mencarinya, sedangkan anak sudah mulai kesal dan tidak sabar, akhirnya dia menangis, dan kita stress. Gagallah acara shalat bersama anak, dan setelah itu, dia jadi enggan shalat sama-sekali. Tips mengatasinya : Jangan tergesa-gesa. Untuk kasus contoh ini, belilah mukena yang persis sama dengan punya istri/punya kita, biar dia meniru. Shalatlah berjamaah didepan dia, (dengan mukena yang sudah siap pakai/sajadah yang siap pakai disimpan di samping kita) setiap hari, hingga lama-lama dia tertarik sendiri. Bila anak punya mainan kesukaan, jajarkanlah mainan itu di sajadah tersndiri, seolah mereka ikut shalat berjamaah.
  5. Ketidaksabaran ketidak sabaran bisa membuat kita jadi gampang marah pada anak, dan akhirnya anak jadi takut shalat/takut ngaji, bukannya semangat. Tips mengatasinya Perbanyaklah riyadhah pribadi, bila perlu, puasa daudlah. 
  6. Ketakutan/keminderan pribadi. Sering kita minder bahwa kita tidak punya ilmu cukup untuk mengajari anak. Ketakutan ini sangat baik kok, tapi jangan jadi hambatan dalam mengajar anak. Tips mengatasinya : yakinkanlah diri sendiri bahwa ini juga sarana untuk belajar. Perbanyaklah belajar quran, bahkan kalau perlu, ikutilah kelas belajar quran untuk memperbaiki bacaan.
  7. Kemalasan dan kesombongan. Kadang kita mengemukakan berbagai alasan bahwa kita tidak bisa mengajari anak al quran. Tapi sebenarnya terkadang yang ada dalam diri kita adalah keengganan, ketakaburan dan kemalasan. Tips mengatasinya : Berargumenlah dengan diri kita sendiri, apakah kita dapat menjawab pertanyaan malaikat tentang kewajiban kita mengajari anak? apakah kita dapat menolong diri kita dengan amal kita pribadi, tanpa syafaat/pertolongan dari doa anak yang shaleh? Hitunglah amal kita secara kasar, dan bandingkan dengan dosa kita, dari besar sampai kecil. Kira-kira  amalan kita berat kemana?
  8. Kurang referensi Di pelosok, atau di luar negeri, buku-buku penunjang seperti konkordansi quran, asbabun nuzul, tafsir, mungkin menjadi sesuatu yang sulit didapatkan. Pengajian juga sesuatu yang amat sulit dicari. Tips mengatasinya : Saat ini ada internet yang bisa menjembatani jarak. Ada toko online, dan ada juga tafsir online. Silahkan dicari sendiri, hanya saja yang berbahasa indonesia mungkin agak sulit :). Pengajian online juga ada.
Masalah yang mungkin timbul
  1. Rutinitas terputus dan anak menjadi enggan. Bila rutinitas terputus karena masalah2 kecil maupun besar, selama beberapa hari, atau bahkan minggu, atau bahkan bulan, memulainya lagi agak sulit, apalagi kalau ada kegiatan menarik yang menggantikan. Tips mengatasinya : SABAR, sabar, sabar. Berdoalah pada Allah agar Ia menolong menyambungkan lagi kebaikan yang telah terputus. Ikuti flow anak, tapi, berilah contoh sebanyak-banyaknya pada dia. Shalatlah didekat dia, ngajilah didekat dia, meskipun dia sedang tidur. Terus ajak dia setiap hari, tapi bila dia enggan dan memaksa kita mengikuti kegiatan dia, ikuti saja.
  2. Pernah memarahi dan memaksa anak waktu mengaji/mengajak shalat dan kemudian dia menjadi enggan shalat dan menolak mengaji. Tips mengatasinya : Sabar (kata ini akan sering berulang). Mintalah maaf pada anak, dengan tulus. Katakan pada dia 'dek,  Makasih yah, sudah jadi anak yang baik buat ibu/bapak. ibu/bapak sayang banget sama adek. maafkan ibu/bapak yah, kemarin marah-marah. Ibu/bapak pengen banget Adek disayang Allah, pengen banget adek jadi anak baik. Tapi ibu/bapak nggak sabaran. Maafin ibu/bapak yah? Semoga, ibu/bapak bisa menjadi ibu/bapak yang paling baik buat adek, seperti adek juga jadi anak baik buat ibu sama bapak'. Terus beri contoh pada dia seperti tips diatas, tetapi jangan mengajak pada kesempatan pertama/kedua. ajaklah setelah suasana menjadi benar-benar dingin, misal setelah 1 minggu lebih. Bisa jadi masih gak mau setelah satu-dua bulan. Nggak apa-apa, bersabarlah terus, teruskan memberi teladan.
  3. Ada acara/kegiatan lain yang amat menarik buat anak setiap saat mengaji biasanya ini karena kebiasaan menonton saat maghrib misalnya, atau semacam itu. mengubahnya adalah suatu tantangan yang beraat sekali. TIps mengatasinya Biarlah kita yang shalat dan mengaji didekat anak yang sedang nonton /bermain /beraktifitas, nanti saja pas bagian doa bersama, mintalah dia ikut berdoa.

Overall dari tips ini, ketika kita bersama anak berhasil mengatasi masalah shalat dan mengaji yang terputus ini, keluarga kita layak mengadakan syukuran kecil-kecilan, bahkan layak diberi hadiah liburan bersama. Tentu dengan menyebutkan bahwa ini adalah reward dari berhasilnya kita mengatasi hambatan dan masalah bersama, dan kita berharap akan bisa melangsungkan kebiaasan baik ini seterusnya.

semoga bermanfaat
tips mengaji (mengkaji) quran pada anak untuk ortu bag 2
by Rumah Qurani on Tuesday, August 17, 2010 at 11:31am
sambungan dari notes sbelumnya

Tips untuk orang tua dalam mengajarkan quran pada anak, dari bayi sampai besar
  1. Sedapatmungkin, meski sangat berat, hentikanlah menonton TV, terutamainfotainment dan sinetron. Terlalu besar tarikannya menjauhi al Quran.Setelah diri sendiri berhenti menonton, usahakanlah anak untuk jugaberhenti nonton, atau sedikitnya, batasi mereka, hanya hari minggusaja. Beri reward dan punishment, yang juga berlaku untuk diri sendiri
  2. Kenalirentang waktu perhatian setiap usia anak. Bayi hanya tahan sekiandetik, terus meningkat hingga dewasa. Waktu mengaji bersama anak,jangan sampai melewati rentang waktu ini, atau anda akan mengalamikesulitan yang paaanjaaang resikonya. Bahkan, bisa jadi anda tidak bisamengadakan acara ini lagi untuk waktu yang cukup lama.
  3. Kenalitanda-tanda kebosanan pada anak, dan kejenuhan. Awas. BEgitu terlihat,hentikan acara, dan mainlah bersama anak, habis-habisan.
  4. Dekatianak, jangan takut untuk kekanak-kanakan, atau kebayi-bayian. Anda akanditeladani dan dicontoh, apabila anda dekat dengan anak.
  5. Quranadalah sinar, bila kita ingin menyampaikan/melalukan sinar itu padaanak kita, kita sendiri harus menjadi bening, hingga sinar itu bisalewat. kekanglah nafsu dan beningkan hati anda.
  6. Perbanyaklahtadarus pribadi, dan bila sanggup, dawamkanlah shalat malam. Semakinbanyak riyadhah kita, semakin baik riyadhah kita, maka insyaallahsemakin sabar kita menghadapi anak dan mengajarinya, insyaallah semakinmudah kita mengatasi godaan dan rasa frustasi.
  7. Banyak-banyaklahmeminta pertolongan pada Allah. Ingat, tugas kita hanyalah menyampaikanayat Quran. Hidayah pada anak kita, hanya Allah yang berhak danberkuasa tentang itu. Pasrahlah pada Allah, meski ini hal yang amatsulit. Banyaklah bersedekah, semampunya, untuk mengasah keikhlasan dankesabaran anda.
  8. Koleksilah konkordansi Quran, zekr atau quran chm
  9. Sempatkan membaca-baca tafsir dan asbabun nuzul
  10. Lebih baik, dan lebih afdhal bila orang tua mengikuti pengajian tafsir al Quran.
  • Di Jakarta, ada pengajian pak Quraish shihab (PSQ, CIputat, tangerang),
  • di Bandung, ada pak Kiai Muhtar Adam (Ponpes Babussalam, ciburial, dago atas), pak afif muhammad
  • Semarang ada Qiraati, Pekalongan (habib ali masih ada ga sih?)..
  • Dansebagainya.. silahkan lengkapi dan tanyalah ke pesantren terdekat,adakah kajian tafsir al Quran? saya yakin ada. DI luar negeri sayakurang tahu :)
Mengajari Quran pada anak, adalahproses yang menyenangkan, dan mendidik. Bukan cuma anak, atau tepatnya,justru yang mendapatkan pendidikan paling banyak, adalah orang tua,kita! Semakin kita berusaha mengajarkan Quran, semakin kita ditantang,dan diasah untuk lebih banyak mendekati quran, lebih banyak melawannafsu, lebih banyak memacu diri, untuk menjadi muslim yang baik, untukmenjadi mukmin/mukminat.

AYO KAMU BISA! (btw note ini kepanjangan gak sih?)
semoga usaha kita ini diridhai Allah dan ditolong-Nya. amin

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426430224089187/

No comments:

Post a Comment