Friday, July 21, 2017

Kurikulum Keluarga Muslim

Mendengar kata kurikulum, apa yang Mommies langsung bayangkan di dalam benak kita? Satu kata tercepat yang secara umum akan disebutkan orang adalah Sekolah. Untuk orangtua yang anaknya sudah bersekolah mungkin kurikulum mengingatkan akan adanya pergantian buku belajar anak. Tak banyak orang tua yang paham atau memahami terkait kurikulum ini.

Apakah arti dari kurikulum? kurikulum adalah rancangan pelajaran yang terdiri dari seperangkat mata pelajaran dan program yang dibuat lembaga pendidikan dalam satu periode tertentu. Biasanya kurikulum disusun oleh pemerintah agar seluruh sekolah mendapat rancangan pelajaran yang baku. Kurikulum tersebut dinamakan kurikulum nasional. Namun, di sekolah swasta, kurikulum nasional biasanya dipadukan dengan kurikulum lain untuk mendapatkan hasil pendidikan yang diinginkan.

Lalu, apakah orangtua harus mengerti tentang kurikulum? apakah anak hanya belajar di sekolah saja? Apakah sekolah anak kita sudah memenuhi kewajiban kita sebagai orangtua kepada anak?

Sebagai orangtua muslim, kita memiliki kewajiban untuk mengenalkan Islam kepada anak kita. hal ini tersurat di dalam surat At Tahrim ayat 6 yang menyebutkan agar orang-orang beriman memelihara diri dan keluarganya terhindar dari api neraka. Inilah kelak yang menjadi tanggung jawab kita di hari akhir atas anak-anak kita. Apakah anak-anak kita dapat terhindar dari api neraka?

Memelihara diri dan keluarga dari api neraka bukanlah pekerjaan mudah, yang dapat diselesaikan dengan jam-jam anak belajar di dalam kelas. Hal ini adalah pekerjaan besar yang membutuhkan penjagaan ruhiyah, pembimbingan intensif yang  menguras tenaga serta waktu. Karna lawannya adalah makhluk Allah yang tak pernah bosan menggoda manusia untuk menjadi temannya kelak di neraka. Syetan. Maka orangtua harus ikut mendukung sekolah dan lingkungan untuk saling membantu dalam terwujudkan anak muslim yang diridhoi Allah

Memelihara diri dan keluarga dari api neraka harus menjadi visi atau tujuan dari setiap keluarga muslim. Untuk mencapai visi tersebut maka orangtua wajib berusaha untuk merancang pelajaran berupa kurikulum bagi anak agar dapat memenangkan perang abadi dengan syetan ini.

Menurut ustadz herfi, didalam kajian yang dilaksanakan di depok ini, kesalahan dalam pendidikan termasuk kategori dosa besar karena kesalahan dalam pendidikan anak tidak hanya menyengsarakan anak di dunia tetapi juga akhirat. Sehingga pendidikan anak jelas bukan hal sederhana.

Dalam menyusun kurikulum pendidikan pada anak, harus di perhatikan perbedaan usia antar anak. Karena pada setiap tahapan usia anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sesuai usianya:, yaitu
1. Karakter dan kebutuhan pokok anak
2. Hal-hal yang membahayakan anak
3. Nilai terpenting dalam kurikulum yang harus ditanamkan pada anak

KURIKULUM KELUARGA MUSLIM UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN

Kebutuhan pokoknya dialog
Hal-hal yang membahayakan : meniru apa yang didengar dan dilihatnya
Nilai penting yang harus ditanamkan : cinta Al-Qur’an
Kebaikan-kebaikan yang harus diinstalkan, semuanya ada dalam Al-Qur’an. Jika anak sudah cinta Al-Qur’an maka penanaman kebaikan-kebaikan turunan dari Al-Qur’an akan lebih mudah. Tanamkan cinta Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum menanamkan hafalan Al-Qur’an.
Pada usia ini juga merupakan usia fitrah anak menghafal Al-Qur’an, sedang mudah-mudahnya menghafal. Akal dan otaknya sedang maksimal.
Pertanyaannya, bagaimana membuat anak cinta Al-Quran ?
1. Sampaikan kisah interaksi para nabi, sahabat dan orang-orang soleh dengan Al-Qur’an.
Sampaikan bagaimana mereka hidup dengan Al-Qur’an, semangat mempelajari Al-Qur’an. Sampaikan bagaimana Allah memuliakan orang yang memuliakan Al-Qur’an. Sampaikan kisah-kisah orang-orang beriman yang ikhlas belajar Al-Qur’an, kisah-kisah penghafal Al-Qur’an yang dapat mengguggah semangat anak. Sampaikan juga kisah Imam Syafi’I yang di usia 8 tahunnya sudah dites seluruh bacaan Al-Qur’annya.
2. Selalu menghubungkan apa yang anak-anak tanyakan dengan Al-Qur’an.
Semua jawaban ada dalam Al-Qur’an. Sampaikan jawaban dari Al-Qur’an. Sehingga jika setiap kali anak berfikir, kemudian menghubungkan setiap hal dengan Al-Qur’an maka InsyaAllah Al-Qur’an sudah terinstall dalam jiwanya. MasyaAllah.
Para sahabat menjadi generasi yang tidak bisa disapih dari Al-Qur’an karena demikianlah Allah mendidik mereka. Saat ada masalah maka turun ayat-ayat Al-Qur’an sebagai jawabannya, sehingga setiap kali mereka mendapat masalah maka hanya Allah lah tempat bergantung dan mencari penyelesaiannya pada ayat-ayat yang diturunkan. Ketergantungan terhadap Al-Qur’an sebagai guidance book of life sangat tinggi.

KURIKULUM KELUARGA MUSLIM UNTUK ANAK USIA 7-9 TAHUN

Pada tahapan usia ini, secara fitrah anak sudah mulai bisa:
– membangun kemandirian dan percaya dirinya
– bisa bertanggung jawab. Bisa dilihat pada usia ini anak pada umumnya sudah meminta kamar sendiri atau meja belajar sendiri dsb.
– melaksanakan instruksi yang jelas dan spesifik, misal tolong buang sampah di dapur dan masukkan pada tempat sampah di depan rumah.
– mengerjakan perintah-perintah sederhana
– terampil membaca, menulis dan berhitung
– senang sosialisasi. Kebutuhan berteman sudah muncul dan jika di-bully sudah bisa merasakan. Anak juga cenderung memilih teman yang sesuai dengan dirinya.
Jadi sebenarnya para orangtua tidak perlu khawatir, karena ini kemampuan natural anak, dengan catatan pada tahapan usia sebelumnya orangtua telah menginstall selera berteman yang baik pada anak. – berdialog dan bernegosiasi, bisa menyampaikan argument
Bagian yang terpenting, pada usia 7 tahun anak sudah mulai muncul dahaga spiritualnya. Ini merupakan hikmah mengapa sholat diperintahkan mulai usia 7 tahun, walaupun sekali lagi ini juga berkaitan erat dengan tahapan pendidikan usia sebelumnya. Namun mengajak anak untuk sholat bisa sebelum 7 tahun agar anak sudah kenal habitnya. Ilmunya diajarkan saat usia 7 tahun.
Sama halnya dengan berhijab. Belum kena kewajiban saat belum baligh, namun bisa dikenalkan dari kecil. Sampaikan ilmunya saat usia 7 tahun. Pada dasarnya tugas orangtua menyiram dan memupuk. Allah sudah setting fitrah-fitrah di setiap tahapan usia. Tidak akan tumbuh baik jika kita tidak menciptakan kondisi fitrah tersebut untuk berkembang.

Kebutuhan pokok pada usia 7,8,9 tahun :

1. Memenuhi perasaan-perasaan relijius anak, memuaskan dahaga spiritualnya. Maka fasilitasi dan penuhi masalah spiritual, ruhiyah anak. Selain sholat arahkan anak juga untuk doa, dzikir dan silaturahim.
2. Pada usia ini anak juga sering menarik diri bila terbentur sesuatu, kemudian mengamati. Anak tidak se-easy going tahapan usia sebelumnya jika menghadapi masalah. Sudah muncul kemampuan mengamati dan merenung. Ini juga merupakan hikmah mengapa sholat diperintahkan mulai usia 7 tahun karena sholat membutuhkan kemampuan merenung dan menyendiri. MasyaAllah.
Maka ajak anak keluar, mengamati hal apa saja. Jauhkan dari gadget, televisi ataupun game karena akan mematikan kemampuan perenungan dan pengamatan anak. Sering-sering ajak anak tadabbur alam.
3. Kokohkan spiritual anak dengan membacakan siroh nabi, siroh sahabat dan fikih. Selesaikan ini sebelum usia baligh, terutama fikih thaharah.
Selesaikan fikih thaharah, shalat & puasa anak sebelum usia baligh, sehingga saat baligh sudah ada ilmunya. Fikih thaharah juga membantu anak memahami seksualitas dalam kerangka fikih, bukan pendidikan seks. Sehingga yg dipikirkan anak adalah hukumnya dan bukan organ kemaluan.
Pada dasarnya tarbiyah jinsiyah dalam Islam terkait 2 hal : thaharah dan munakahat.
4. Karena spiritualnya sedang tinggi, maka sering-sering ajak anak ke mesjid, bertemu orang-orang soleh.

Kaidah-kaidah yang harus diperhatikan dalam pendidikan anak usia 7,8,9 tahun

1. Kaidah cinta, lemah lembut
Motivasilah anak agar mempelajari agamanya dengan cinta
Hadapi pembangkangannya dengan lembut
Kurangi pembicaraan tentang neraka Perbanyak pembicaraan tentang syurga agar bertambah kecintaannya terhadap Allah
Tanamkan dulu cinta terhadap Allah Biarkan anak melakukan ibadah karena cinta bukan karena takut Allah. Jika menanamkan takut dulu sebelum cinta maka dampaknya tidak baik
2. Kaidah pujian
Jangan pelit memuji dan membanggakan anak saat di depan orang lain. Jangan berpikir ini riya karena anak belum masuk usia taklif. Jangan sederhanakan sekecil apapun kebaikan anak-anak kita, walaupun itu terlihat hal yg biasa dilakukan, karena Allah pun “menghitung” sekecil apapun kebaikan hamba-hamba Nya.
3. Kaidah kesan baik
Berikan kesan dan pesan baik tentang perintah-perintah agama. Misal saat menyampaikan puasa. Ada anak yang saat puasa, sebelum maghrib sudah berkata tidak kuat dan menanyakan apakah boleh membatalkan puasa. Maka, tanyakan kembali kekuatannya dan alihkan dulu perhatiannya dengan mainan, buku atau hal-hal lain kesukaannya. Namun bila ternyata setelah ditanya dan dialihkan sudah benar-benar tidak kuat, anak boleh membatalkan puasa. Hargai upayanya, berikan makanan. Sehingga kesan anak terhadap puasa adalah bukan perihal mulut kering atau badan lesu.
4. Kaidah hadiah
Berikan hadiah bila anak meraih prestasinya. Misal hafal sekian surat, sekian juz, sholat subuh tanpa diminta dan dibangunkan, menjaga adik saat bunda sedang memasak, dll. Sampai kapan kaidah hadiah ini diberikan ? Sampai “pohon tersebut berakar kuat dan tidak butuh disirami lagi”. Maksudnya jangan khawatir anak akan ketergantungan hadiah. Ada fase anak akan tidak butuh hadiah atas pencapaian-pencapaian terbaiknya.
5. Kaidah tidak menekan
Jangan memaksa anak melakukan ibadah. Misal sholat ke mesjid. Pertama kali tidak mau, jangan dipaksa. Bujuk perlahan-lahan dengan kasih saying. Dampingi lagi secara bertahap mulai dari berwudhu.
6. Kaidah keteladanan
Keteladanan dimulai dari diri kita sebagai pendidik utama. Sebagai partner, jangan sepelekan urusan sekolah. Pertimbangkan dengan baik setiap oranng dalam sekolah yang akan terlibat dengan anak, prioritaskan ini ketimbang fasilitas sekolah. Karena anak akan lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang sekolah daripada fasilitasnya, karena anak akan melihat semuanya. Dalam hal ini termasuk para guru, satpam, penjaga dan pesuruh, dokter UKS, dsb. Jika orang-orang ini istiqomah dan lurus, InsyaAllah anak-anak ada dalam lingkungan yang baik.

Hal-hal yang harus diwaspadai pada usia 7,8,9 tahun

1. Jangan pernah memukul untuk menghukum anak
Jika harus menghukum, hindari pukulan karena dapat menghancurkan fitrahnya. Namun jika semua upaya menghukum anak belum bisa menyadarkannya, para ulama sepakat boleh memukul, tetapi sebelum dan sesudahnya harus menunjukkan cinta kita. Kita memukul karena cinta bukan amarah. Kemudian jangan memukul di area yg menyakitkan. Sampaikan juga alasan keharusan memukul. Jangan memukul di depan orang lain, termasuk di depan orang yang diidolakan anak atau di depan orang yang sedang bersaing dengan anak.
2. Melarang anak dari permainannya
Bentuk hukuman yang dianjurkan adalah memberi anak kesempatan berfikir. Letakkan anak pada situasi yang menjenuhkan tapi tidak menakutkan agar anak mampu merenung. Misal, dudukkan anak di kursi hukuman, menghadap dinding selama beberapa waktu atau masukkan anak dalam ruangan kosong tapi lampu tetap dinyalakan.

Nilai-nilai yang harus ditanamkan pada usia 7,8,9 tahun

Pada dasarnya semua ilmu dalam Islam ada biangnya dan ini dipelajari bertahap. Maka ajarkan ilmu pada anak tetapi pakai urut-urutan, mulai dari yang pokok.
Abu Daud meriwayatkan orang-orang cukup paham 4 hadist saja untuk memahami Islam. Memahami salah satunya berarti sudah memahami seperempat agama. Yakni
a. Hadist tentang niat sebagai awal perbuatan
b. Hadist tentang cakapnya iman seseorang kala meninggalkan hal-hal tidak penting dan tidak berguna
c. Hadist tentang tidak sempurnanya iman seseorang sebelum ybs mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri
d. Hadist menegakkan hal yang halal dan haram
Keempat hadist tersebut memuat dan merangkum hal aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Tanamkan 4 hal ini pada anak usia 7,8,9 tahun.
sumber:
http://mommee.org/kurikulum-keluarga-muslim-untuk-anak-usia-4-6-tahun-dan-7-9-tahun/

Saturday, October 27, 2012

Menempa Jiwa

by Wini Afiati (FB) on Monday, October 8, 2012 at 6:19pm ·

By Mohammad Fauzil Adhim

”Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah, 94: 5-6).

Cukuplah orangtua dikatakan menyengsarakan hidup anak apabila ia membiasakan hidup mudah. Segala sesuatu yang mereka perlukan telah tersedia dengan mudah, nyaris tanpa usaha berarti. Padahal pengalaman berusaha dan menyelesaikan masalah akan meningkatkan kapasitas pribadi seseorang. Sehingga semakin banyak masalah yang mampu ia selesaikan, semakin tinggi nilai hidupnya.

Allah Ta’ala membentangkan di hadapan manusia kesempatan untuk berjuang. Agar terwujud kehidupan yang baik, kita harus memiliki kesediaan untuk memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh dengan keringat dan do’a. Kesungguhan dalam berjuang itulah letak nilai seseorang. Bukan apa yang ia capai. Sungguh, adakalanya barakah perjuangan seseorang tampak nyata di muka bumi setelah kehidupan orang tersebut berlalu beberapa masa. Dan merupakan tugas orangtua untuk memberi kesempatan kepada anak latihan berjuang, dari yang kecil hingga mimpi-mimpi besar untuk sebuah visi di masa depan.

Sesungguhnya orangtua yang kejam adalah mereka yang tidak memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan di usia itu. Kejamlah para ibu yang masih selalu menyuapi anaknya, setiap saat, padahal anak seharusnya sudah bisa makan sendiri. Kejamlah seorang bapak yang selalu melayani keinginan anak dan memenuhi permintaan mereka, padahal anak-anak itu kelak harus memiliki kecakapan mentasharrufkan hartanya. Kejamlah orangtua yang hanya memberi uang dan fasilitas berlimpah kepada anaknya tanpa memberi tanggung-jawab, kewajiban dan tantangan kepada mereka.

Mari kita belajar dari pohon apel. Sesungguhnya apel tidak berbuah kecuali setelah daunnya rontok. Jika ia ditanam di negeri yang tidak mengenal musim gugur, maka kitalah yang harus membantu agar apel tersebut berbuah. Kita membantu mengurangi daun-daunnya.

Pelajaran apa yang bisa kita petik? Perlu tantangan sebelum berbuah. Ada tantangan yang secara alamiah dihadapi karena kondisi yang tidak terelakkan. Tetapi jika kondisi yang diperlukan tidak tersedia, maka kitalah yang harus merancang agar ada tantangan yang ”menggairahkan”.

Jika kita menilik sejarah, orang-orang besar adalah mereka yang memiliki catatan panjang tentang keteguhan, ketegaran, kegigihan, kejujuran, integritas yang tinggi, keberanian dan tekad yang kuat untuk menyelesaikan setiap masalah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan rambu-rambu yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala dan rasul-Nya shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ditempa oleh tantangan yang datang berjenjang-jenjang. Awalnya ringan, lalu datang lagi tantangan berikutnya yang lebih berat. Bahkan tidak sedikit orang besar yang sejak lahir sudah dipenuhi kesulitan dan tantangan. Ia lahir dalam kesulitan, besar dalam kesulitan dan kemudian tumbuh menjadi manusia yang sanggup mengatasi berbagai kesulitan yang orang lain takut membayangkannya. Mereka banyak menghadapi kesulitan, tetapi pada saat yang sama ada kekuatan jiwa untuk menghadapinya. Terkadang kekuatan itu mengalir dari hadirnya seorang ibu yang senantiasa memberi dukungan ketika ia merasa tak sanggup lagi.

Di antara orang-orang sukses, banyak yang mengawali hidupnya dengan berbagai kesulitan. Sebagian mereka bahkan pernah merasa tak sanggup menghadapinya, lalu berikrar agar anaknya tak pernah menjumpai kepahitan hidup yang serupa. Tetapi ia lupa membedakan bahwa kepahitan hidup berbeda dengan tantangan. Alih-alih tidak ingin anaknya sengsara, justru menghindarkan anak dari tantangan. Diam-diam menjadikan anaknya tak berdaya dengan melimpahi mereka fasilitas dan kemudahan. Padahal berlimpahnya fasilitas tanpa tantangan, menjadikan anak lemah secara mental, rendah daya juangnya, mudah frustrasi karena tak terbiasa menghadapi kesulitan, dan tidak memiliki keterampilan memadai dalam menyelesaikan persoalan hidup sehari-hari. Mereka inilah yang rawan terkena afflueanza.

Apakah affluenza itu? O, banyak sekali definisi yang bisa kita temukan pada kata ini. Tetapi ada beberapa hal yang mempersamakan dari berbagai definisi itu, yakni bahwa affluenza merupakan kondisi ketika orang menakar keberhasilan dan kebahagiaan dari berapa banyak uang yang dimiliki, berapa mewah barang yang dikonsumsi, dan berapa lengkap perangkat yang dipunyai beserta segala kemudahan yang bisa dibeli. Mereka dimanjakan oleh uang karena orangtua sudah merdeka secara finansial, tetapi hati mereka hampa dan kebahagiaan sangat jauh dari kehidupan. Semakin mereka menganggap bisa membeli kebahagiaan dengan uang, semakin kering hidup mereka, semakin jauh pula kebahagiaan itu menghindar dari mereka. Di saat itulah mereka semakin sibuk mengejar.... dengan uang yang mereka punya!!! Padahal ini justru membuatnya semakin tidak bahagia. Tetapi tak pilihan lain buat mereka, sebab yang mereka ketahui, uang bisa membeli apa pun. Sejak kecil mereka dibesarkan dengan kemudahan dan fasilitas, sehingga mereka justru menemukan banyak kesulitan dalam hidup. Apa yang sederhana buat orang lain, bisa menjadi kesulitan besar bagi dirinya.

Nah.

Jadi apa yang membuat anak-anak itu lemah di masa dewasanya? Mereka tak berdaya karena otot mereka, otak mereka dan mental mereka tak pernah ditempa. Mereka lemah karena terlalu banyak dimanja oleh fasilitas berlimpah. Mereka menemui banyak kesulitan karena terbiasa hidup serba mudah. Sesungguhnya apa yang berat bisa terasa ringan apabila kita memperoleh tempaan yang cukup untuk menghadapi tantangan. Semakin banyak tantangan yang mampu kita hadapi, akan semakin kuatlah kita dengan izin Allah Ta’ala.

Perlunya memberi kesempatan pada anak untuk menghadapi tantangan bukan berarti orangtua harus membiasakan anak hidup sulit. Sangat berbeda mempersulit keadaan dengan menempa anak menghadapi kesulitan. Kita memberi kesempatan kepada anak untuk belajar dengan memberinya tanggung-jawab, memberi mereka tugas untuk menyiapkan, mengatur dan menjaga apa yang mereka perlukan dalam hidup sehari-hari, serta memberi mereka kesempatan bagi mereka untuk belajar mengurusi diri mereka sendiri. Jadi bukan merampas hak mereka untuk belajar mandiri.

Bayi usia 1,5 tahun misalnya, secara alamiah mereka akan terdorong untuk belajar makan sendiri. Tentu saja karena belum memiliki cukup keterampilan, hasilnya bisa belepotan dan mengotori lantai. Tetapi jika atas nama kasih-sayang kita tidak memberinya kesempatan sehingga kita selalu menyuapinya, anak itu akan terhambat kemampuannya dan sulit tumbuh kemandiriannya.

Di usia-usia berikutnya ketika anak sudah saatnya untuk otonom, kita perlu membimbing mereka untuk menyiapkan sendiri buku pelajaran yang akan dipakai besok dan menyiapkan perlengkapannya. Secara perlahan kita memperkenalkan kepada mereka konsekuensi jika mengabaikan kewajiban. Pada saat yang sama kita mulai perlu memberi mereka tantangan-tantangan. Bukan membebani.

Kita bisa menggugah mereka untuk memiliki tekad kuat bagi sebuah mimpi di masa yang akan datang. Misalnya, kita gugah anak-anak itu untuk berkeinginan kuat memberikan harta yang bermanfaat bagi yang memerlukan. Katakanlah sepatu untuk orang miskin, atau sebuah ensiklopedi yang perlu mereka beli atau keperluan mereka sendiri yang berharga. Kita beri mereka dorongan. Pada saat yang sama kita pacu mereka untuk bisa mewujudkan tekad itu dengan kemampuannya sendiri.

Melalui tantangan yang datang secara bertahap itu, anak-anak akan belajar memecahkan kesulitan. Sesungguhnya Allah Ta’ala letakkan kemudahan itu menyertai kesulitan. Bukankah Allah Ta’ala berfirman:
”Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah, 94: 5-6).

Muhammad Sulaiman ’Abdullah al-Asyqar menerangkan dalam tafsirnya yang bertajuk Zubdatut Tafsiir Min Fathil Qadiir bahwa maksud ayat ini ialah, sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan lain. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu dengan status marfu’ menerangkan, ”Seandainya kesulitan itu berada di dalam batu, niscaya ia akan diikuti oleh kemudahan sehingga ia masuk ke dalamnya kemudian mengeluarkannya dari batu tersebut. Suatu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Sesungguhnya Allah berfirman: ”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Pelajaran apa yang bisa kita petik? Banyak hal. Selain keharusan untuk senantiasa optimis tatkala menghadapi kesulitan, kita juga perlu merenungkan kembali apa yang telah kita berikan kepada anak-anak kita. Apakah kita menyiapkan anak kita untuk menjadi pribadi yang kuat ataukah kita justru sedang mempersulit hidupnya dengan membiasakan hidup mudah?

Sungguh, membiasakan anak hidup mudah dapat melemahkan mereka dalam keterampilan hidup, berpikir, dan bersikap. Bahkan bukan tidak mungkin dapat menyebabkan mereka lemah iman.

Cacar air

Sekitar sepuluh hari yang lalu saya terkena cacar air. Ya, di usia 27 tahun ini baru kali ini terkena cacar air, dan semoga terakhir kalinya ya Allah SWT,, aamiin..

Setelah terkena cacar, barulah cari tau ini itu, browsing sana-sini. Sedikit rangkuman dari apa yang saya baca:
1. Cacar air terjadi karena tubuh terserang virus Varicella.
Kapan virus itu masuk ke dalam tubuh saya? Saya pun tak tau pasti, (ya klo tau pastinya ga mau dong.. kabuuur..) yang jelas ga semua orang bisa terkena loh, hanya yang daya tahan tubuhnya rendah aja yang mudah terserang. Hiks memang saat itu saya lagi ga aware dengan kondisi tubuh.. jadilah.. :'(

2. Penyakit ini menular.
Namanya juga lewat virus, ga keliatan, tapi bisa menular. Bisa lewat udara, makanya hati2 banget saat napas, batuk, atau bersin. Bisa lewat air/liur juga, jadi jangan deh barengan gelas/piring/sendok/garpu nya. Jadi saat sakit, saya bener-bener menjaga jarak dengan keluarga. Dan alhamdulillah Aliva udah bisa dikasih pemahaman klo umminya lagi sakit, jadi ga boleh deket2 dulu. Tapi rasanya sediiih banget karna seminggu lebih ga bisa peluk cium aliva.. :'(

3. Siapa bilang ga boleh mandi?!
Banyak yang bilang saat cacar jangan mandi, bahkan saat wudhu juga tayamum aja. Duh duh, pendapat itu ga ada dasar ilmiahnya! Namanya sakit cacar memang sakit perih saat terkena air, tapi tubuh tetap harus dijaga kebersihannya. Jadi, tetaplah mandi dengan sabun antiseptik. Bahkan saya mandi dan keramas hampir 3x sehari saat sakit. :D

4. Gunakan bedak Salicyl untuk mengurangi rasa gatal.

5. Berobat ke dokter.
Walaupun dengan browsing kita bisa tau obat yang umum digunakan, tapi saran saya tetap lah ke dokter. Karena gejala cacar air hampir sama dengan gejala Flu Singapur yang mematikan loh.. Obat yang diresepkan dokter saat itu adalah Isoprinosine, Acyclovir tablet, Acyclovir salep, dan Tuzalos.
Setau saya (saya bukan dokter loh ya, silahkan browsing lagi) Isoprinosine untuk meningkatkan imun tubuh terhadap serangan virus. Acyclovir agar lentingan2 yang muncul di kulit cepat mengering. Dan Tuzalos untuk mengobati radang tenggorokan.
Sebelum minum obat-obatan ini, saya browsing sana-sini, dan ternyata obat-obatan di atas tidak/kurang baik bagi ibu hamil. Sebenernya saya blom hamil lagi saat itu, hanya saja sudah lewat tanggal ko blom datang bulan juga.. jadilah saya ragu untuk minum obat2an itu.. tapi selang 2 hari kemudian ternyata bulan yang dinanti datang juga, alhamdulillah, jadilah saya lahap obat2an itu, sesuai dosis tentu. :p

6. Berbahaya bagi ibu hamil.
Selain dari yang sudah saya ceritakan di atas, hasil browsingan saya, ada beberapa kasus ibu hamil terkena cacar air hingga membahayakan jiwanya, bahkan kehilangan nyawanya. Jadi, disarankan bagi yang belum terkena cacar air untuk segera imunisasi cacar, biayanya sekitar 300ribuan, tergantung tarif yang diberikan RS. Untuk balita ada yang diperbolehkan untuk imunisasi, tapi ada juga yang mensyaratkan di atas usia 6 tahun. Imunisasi bukan berarti tidak akan terkena cacar air selamanya loh.. hanya upaya agar bilapun terkena cacar tidak sampai parah akibatnya.

7. Tidak terkena cacar 2x?
Banyak anggapan jika sudah terkena cacar, tidak akan terkena lagi... Salah kawan-kawan! Dari hasil browsingan saya juga (maap udah lupa sumbernya), virus Varicella yang sudah menyebabkan tubuh terkena cacar akan tetap berada di dalam tubuh, namun dalam kondisi "terpenjara", karena tubuh sudah punya imunitas lebih. Tapi, jika daya tahan tubuh lemah, maka kabarnya tubuh bisa terkena lagi cacar yang lain, yaitu cacar ular atau herpes. Na'udzubillahi min dzalik... Ya Allah swt, lindungilah kami dari segala macam penyakit, berikanlah kami kesehatan dalam ketaatan pada Mu. Aamiin..

Ya intinya, penyakit itu jugalah warning dari Allah swt agar kita ingat untuk menjaga tubuh ini dengan lebih baik. Tubuh pun butuh perhatian. Dan agar kita lebih menghargai kesehatan. Bahwa sehat itu mahaaaaal harganya!

Tips hidup sehat:
pasti udah pada tau jugalah... makan makanan bergizi, tambah dengan vitamin, olah raga teratur, istirahat yang cukup, minum air mineral yang banyak (minimal 5 gelas lah), imbangi juga dengan buah dan sayur, dannn Sholat wajib 5 waktu. ^_^

Resep Semur Bola Daging

Tadi pagi nyoba resep hasil browsing semalam, alhamdulillah sekeluarga pada suka semua. Terinspirasi dari Aliva yang belom bisa ngunyah daging sapi yang masih berserat, jadilah buat masakan dengan daging giling. Berikut ini resep nya setelah penyesuaian dengan selera keluarga ^_^

Bahan Bola Daging:
400 gram (sekitar) daging sapi cincang,
1 sdt garam,
1 sdt gula pasir,
sedikit (ujung sendok teh) merica bubuk,
1 butir telur,
50 gram tepung roti

Bahan Kuah:
5 sdm margarine,
8 butir bawang merah, rajang kasar,
2 siung bawang putih, rajang kasar,
setengah buah pala, dimemarkan (setengah sdt pala bubuk),
8 sdm kecap manis,
4 sdm saos tomat,
750 ml air (tambahkan bila perlu),
3 sdt garam,
2 sdt gula,
2 buah kentang, kupas, iris tipis,
setengah buah tomat, iris,
1 lembar seledri,
2 lembar daun bawang,
bawang goreng untuk taburan.

Cara membuat:
1. Campurkan bahan bola daging jadi 1 sampai rata, bentuk bulat bakso.
2. Panaskan margarine lalu goreng bola-bola daging sampai berubah warna. Sisihkan.
3. Panaskan setengah bagian margarine sisa menggoreng bola daging lalu tumis bawang merah, bawang putih, dan pala sampai wangi.
4. Tambahkan sisa bahan lainnya, lalu masak sampai kentang empuk.
5. Masukkan bola daging, aduk rata.
6. Hidangkan dengan ditaburi bawang goreng.

Tips:
Cincang daging sampai halus agar si kecil ga kesulitan mengunyah.
Tambahkan merica pada adonan bola daging dan kuah jika suka rasa lebih pedas.

Tuesday, October 9, 2012

Biaya Pendidikan Sekolah

Saat ini Aliva sudah masuk play group. Dan memang ingin rasanya mengkoreksi biaya masuk yang ku nilai wow itu.. x_x

Biaya pendidikan sekolah untuk uang masuk PG aja sudah 2 jutaan.. dan bulanan nya 200ribuan..

Dan tadi baru abis browsing biaya pendidikan untuk uang masuk SD Islam yang katanya bagus sekitar 9 jutaan.. masyaAllah.. sudah harus mulai nabung berarti yaa.. :'(

Ya Allah swt,
Ridhoilah usaha kami
sebagai orang tua dari anak yang Kau amanahkan pada kami..

Jadikanlah ia anak sholihah, cerdas, dan sehat selalu,,

Jadikanlah ia muslimah yang bermanfaat ilmunya, mulia akhlaqnya, barokah hidupnya..

dan selamatkanlah ia dan kami semua dari fitnah dunia dan siksa akhirat.

Aamiin..


Manfaat Teh Hijau

Sumber: Yahoo

Selain minuman yang menyegarkan, teh hijau juga memiliki banyak manfaat lain. Berbagai kandungan dalam teh hijau sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Teh hijau terbuat dari daun teh yang belum difermentasi. Karena itu kandungan alaminya masih sangat terjaga. Satu gelas teh hijau mengandung setidaknya 50-150 mg polifenol, zat antioksidan yang kaya manfaat. Bahkan kandungan antioksidan dalam teh hijau lebih besar daripada seporsi bayam, brokoli, atau stroberi. Selain itu, teh hijau mengandung banyak mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk tubuh.

Menurut peneliti dari University of Maryland Medical Center, Amerika, Kandungan antioksidan dalam teh hijau mampu menangkal efek radikal bebas yang merusak tubuh. Dengan kandungan antioksidan yang tinggi, teh hijau dapat membantu memperlambat proses penuaan, mengurangi risiko kanker, dan penyakit jantung. Selain baik untuk kesehatan, teh hijau juga memiliki banyak manfaat untuk kecantikan.

Pelindung alami dari sinar matahari
Baik sebagai minuman maupun dioleskan pada kulit, teh hijau memiliki efek perlindungan terhadap sinar matahari. Jika ingin digunakan langsung pada kulit, seduh dua sendok makan daun teh hijau. Biarkan sampai dingin lalu saring dengan bahan kain yang lembut. Gunakan kain yang basah tersebut untuk mengompres bagian yang akan terkena sinar matahari. Biarkan sampai kering. Lakukan ini setidaknya 30 menit sebelum terpapar sinar matahari. Menurut studi yg diterbitkan di "Journal of Photochemistry and Photobiology", kandungan teh hijau mampu melindungi kulit dari penuaan dini yang disebabkan oleh sinar ultraviolet B (UVB).

Mengatasi mata panda

Kurang tidur seringkali menyebabkan kantung mata atau mata bengkak. Hal ini bisa juga diatasi dengan kandungan tanin yang terdapat dalam teh hijau. Gunakan bekas kantung teh hijau yang sudah diseduh. Kompres di atas mata yang tertutup selama 20 menit. Kandungan tanin bisa membantu mengurangi bengkak dan mengembalikan kesegaran kulit di sekitar mata.

Menyuburkan rambut
Studi yang dilakukan ilmuwan Korea di National University College of Medicine menemukan epigallocatechin-3-gallat yang terkandung dalam teh hijau bisa membantu meningkatkan kesuburan rambut. Teh hijau juga terkenal meningkatkan metabolisme yang bisa turut merangsang pertumbuhan rambut. Beberapa produk rambut seperti serum atau shampo juga sering menggunakan panthenol yang terkandung dalam teh hijau. Panthenol bisa membantu memperkuat rambut dan mengurangi risiko rambut bercabang.

Jerawat dan muka berminyak
Kandungan antioksidan, mineral, dan vitamin yang ada di dalam teh hijau, bisa menciptakan toner alami yang sempurna untuk mengurangi minyak berlebih pada wajah. Tuangkan teh hijau pada cetakan es lalu masukan dalam freezer. Setelah terbentuk menjadi es, gunakan satu blok pada wajah setiap hari dengan mengoleskannya secara merata. Lalu, diamkan hingga kering. Masker wajah dari teh hijau juga dipercaya bisa mengurangi jerawat. Kantong teh yang dikompres langsung pada jerawat atau membuat masker daun teh hijau yang dicampur dengan putih telur dipercaya bisa mengurangi timbulnya jerawat. Tentunya perawatan ini harus dilakukan secara teratur.

Cara terbaik menikmati teh hijau

Perawatan luar dengan teh hijau akan semakin maksimal jika didukung dengan konsumsi teh hijau secara teratur. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari meminum teh hijau, perhatikan poin-poin berikut:
1. Gunakan air hangat, bukan air mendidih untuk menyeduh teh hijau. Air yang terlalu panas bisa merusak kandungan antioksidan pada teh hijau sehingga menghilangkan manfaatnya.
2. Seduh teh hijau maksimal selama 2 menit. Menyeduhnya terlalu lama akan merusak rasa aslinya. Jika ingin memperoleh rasa yang kuat sebaiknya tambahkan daun teh atau kantung teh saat menyeduh, bukan dengan membiarkan menyeduhnya lebih lama.
3. Jangan aduk teh hijau saat sedang menyeduhnya. Tindakan ini bisa membuat rasa teh hijau menjadi pahit.
4. Hindari mencampur teh hijau dengan susu. Kandungan susu bisa mempersulit penyerapan polifenol yang kaya manfaat.

Sunday, October 7, 2012

Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak

Metode Rumah Qurani: Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak ->Hambatan dan Masalah yang mungkin timbul (tamat)

Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak ->Hambatan dan Masalah yang mungkin timbul (tamat)
by Rumah Qurani on Wednesday, August 18, 2010 at 10:39am
'Ternyata, jadi orang tua itu susah ya
Aku baru satu hari aja sudah repot sekali
Gimana kalau ibu, mamah, yang tiap hari ngurusin aku
nolongin aku dari bayi sampai segede ini?'
Cuplikan monolog Rani dari CD ayat akhlaq terhadap orang tua ini, memang benar. Menjadi orang tua itu memang gampang-gampang susah. Apalagi mengajarkan Quran. Maaf bila memang notes ini terkesan personal sekali, dan mohon teman-teman yang juga punya pengalaman mengajarkan quran pada anak, ikut menyumbang saran.

Hambatan yang mungkin timbul
  1. Sulit mencari waktu bersama anak. Ini hambatan nomer satu. Misal, ketika sakit dan masuk rumah sakit. Kebiasaan mengaji bersama bayi yang terputus karena ini, bisa jadi tidak bisa dikembalikan lagi. Kalau bekerja, masa gak bisa menyisihkan waktu untuk pulang lebih cepat untuk anak? Tips mengatasinya : Mau tidak mau, suami harus menggantikan peran kita disini, bergantian. Kalau nggak bisa, diusahakan yang dititipi mengerjakannya. Tapi, usahakan setelah kita bisa, lakukan sendiri.
  2. Suami/Istri tidak menjadi teladan dalam hal mengaji dan shalat. Bisa jadi, ketika kita dan anak shalat, pasangan enggan shalat/sedang tidak shalat. Tips mengatasinya : Diluar pendengaran/pengetahuan anak, bujuklah pasangan untuk shalat dan mengaji, meski cuma pura-pura didepan anak. Dengan rendah hati, katakanlah bahwa kita tidak bisa sendiri dalam mendidik, peran dia jauh lebih utama. Biarlah kita tidak sebaik yang dicita-citakan, tapi mudah-mudahan anak kita lebih baik dari kita, hingga bisa menjadi syafaat buat kita. Insyaallah ini akan menumbuhkan hidayah tersendiri.
  3. Ada acara TV yang sangat menarik untuk anak di jam mengaji  tips mengatasinya : terpaksa kita mengalah dulu, pindahkan waktu mengaji, sampai kita bisa menghentikan seluruh keluarga menonton TV dengan berbagai alasan (dirusak aja TVnya.. eh lho :P..)
  4. Ketergesa-gesaan. Ketergesa-gesaan membuat keadaan jadi tak terencana, dan parahnya,sekali ketergesaan, bisa menghancurkan sebuah kebiasaan. Misal, tanpa bersiap-siap, kita mengajak anak kita shalat. Ketika dia menginginkan mukena dan sajadah, keduanya belum disiapkan, dan entah disimpan dimana. Kita sibuk mencarinya, sedangkan anak sudah mulai kesal dan tidak sabar, akhirnya dia menangis, dan kita stress. Gagallah acara shalat bersama anak, dan setelah itu, dia jadi enggan shalat sama-sekali. Tips mengatasinya : Jangan tergesa-gesa. Untuk kasus contoh ini, belilah mukena yang persis sama dengan punya istri/punya kita, biar dia meniru. Shalatlah berjamaah didepan dia, (dengan mukena yang sudah siap pakai/sajadah yang siap pakai disimpan di samping kita) setiap hari, hingga lama-lama dia tertarik sendiri. Bila anak punya mainan kesukaan, jajarkanlah mainan itu di sajadah tersndiri, seolah mereka ikut shalat berjamaah.
  5. Ketidaksabaran ketidak sabaran bisa membuat kita jadi gampang marah pada anak, dan akhirnya anak jadi takut shalat/takut ngaji, bukannya semangat. Tips mengatasinya Perbanyaklah riyadhah pribadi, bila perlu, puasa daudlah. 
  6. Ketakutan/keminderan pribadi. Sering kita minder bahwa kita tidak punya ilmu cukup untuk mengajari anak. Ketakutan ini sangat baik kok, tapi jangan jadi hambatan dalam mengajar anak. Tips mengatasinya : yakinkanlah diri sendiri bahwa ini juga sarana untuk belajar. Perbanyaklah belajar quran, bahkan kalau perlu, ikutilah kelas belajar quran untuk memperbaiki bacaan.
  7. Kemalasan dan kesombongan. Kadang kita mengemukakan berbagai alasan bahwa kita tidak bisa mengajari anak al quran. Tapi sebenarnya terkadang yang ada dalam diri kita adalah keengganan, ketakaburan dan kemalasan. Tips mengatasinya : Berargumenlah dengan diri kita sendiri, apakah kita dapat menjawab pertanyaan malaikat tentang kewajiban kita mengajari anak? apakah kita dapat menolong diri kita dengan amal kita pribadi, tanpa syafaat/pertolongan dari doa anak yang shaleh? Hitunglah amal kita secara kasar, dan bandingkan dengan dosa kita, dari besar sampai kecil. Kira-kira  amalan kita berat kemana?
  8. Kurang referensi Di pelosok, atau di luar negeri, buku-buku penunjang seperti konkordansi quran, asbabun nuzul, tafsir, mungkin menjadi sesuatu yang sulit didapatkan. Pengajian juga sesuatu yang amat sulit dicari. Tips mengatasinya : Saat ini ada internet yang bisa menjembatani jarak. Ada toko online, dan ada juga tafsir online. Silahkan dicari sendiri, hanya saja yang berbahasa indonesia mungkin agak sulit :). Pengajian online juga ada.
Masalah yang mungkin timbul
  1. Rutinitas terputus dan anak menjadi enggan. Bila rutinitas terputus karena masalah2 kecil maupun besar, selama beberapa hari, atau bahkan minggu, atau bahkan bulan, memulainya lagi agak sulit, apalagi kalau ada kegiatan menarik yang menggantikan. Tips mengatasinya : SABAR, sabar, sabar. Berdoalah pada Allah agar Ia menolong menyambungkan lagi kebaikan yang telah terputus. Ikuti flow anak, tapi, berilah contoh sebanyak-banyaknya pada dia. Shalatlah didekat dia, ngajilah didekat dia, meskipun dia sedang tidur. Terus ajak dia setiap hari, tapi bila dia enggan dan memaksa kita mengikuti kegiatan dia, ikuti saja.
  2. Pernah memarahi dan memaksa anak waktu mengaji/mengajak shalat dan kemudian dia menjadi enggan shalat dan menolak mengaji. Tips mengatasinya : Sabar (kata ini akan sering berulang). Mintalah maaf pada anak, dengan tulus. Katakan pada dia 'dek,  Makasih yah, sudah jadi anak yang baik buat ibu/bapak. ibu/bapak sayang banget sama adek. maafkan ibu/bapak yah, kemarin marah-marah. Ibu/bapak pengen banget Adek disayang Allah, pengen banget adek jadi anak baik. Tapi ibu/bapak nggak sabaran. Maafin ibu/bapak yah? Semoga, ibu/bapak bisa menjadi ibu/bapak yang paling baik buat adek, seperti adek juga jadi anak baik buat ibu sama bapak'. Terus beri contoh pada dia seperti tips diatas, tetapi jangan mengajak pada kesempatan pertama/kedua. ajaklah setelah suasana menjadi benar-benar dingin, misal setelah 1 minggu lebih. Bisa jadi masih gak mau setelah satu-dua bulan. Nggak apa-apa, bersabarlah terus, teruskan memberi teladan.
  3. Ada acara/kegiatan lain yang amat menarik buat anak setiap saat mengaji biasanya ini karena kebiasaan menonton saat maghrib misalnya, atau semacam itu. mengubahnya adalah suatu tantangan yang beraat sekali. TIps mengatasinya Biarlah kita yang shalat dan mengaji didekat anak yang sedang nonton /bermain /beraktifitas, nanti saja pas bagian doa bersama, mintalah dia ikut berdoa.

Overall dari tips ini, ketika kita bersama anak berhasil mengatasi masalah shalat dan mengaji yang terputus ini, keluarga kita layak mengadakan syukuran kecil-kecilan, bahkan layak diberi hadiah liburan bersama. Tentu dengan menyebutkan bahwa ini adalah reward dari berhasilnya kita mengatasi hambatan dan masalah bersama, dan kita berharap akan bisa melangsungkan kebiaasan baik ini seterusnya.

semoga bermanfaat
tips mengaji (mengkaji) quran pada anak untuk ortu bag 2
by Rumah Qurani on Tuesday, August 17, 2010 at 11:31am
sambungan dari notes sbelumnya

Tips untuk orang tua dalam mengajarkan quran pada anak, dari bayi sampai besar
  1. Sedapatmungkin, meski sangat berat, hentikanlah menonton TV, terutamainfotainment dan sinetron. Terlalu besar tarikannya menjauhi al Quran.Setelah diri sendiri berhenti menonton, usahakanlah anak untuk jugaberhenti nonton, atau sedikitnya, batasi mereka, hanya hari minggusaja. Beri reward dan punishment, yang juga berlaku untuk diri sendiri
  2. Kenalirentang waktu perhatian setiap usia anak. Bayi hanya tahan sekiandetik, terus meningkat hingga dewasa. Waktu mengaji bersama anak,jangan sampai melewati rentang waktu ini, atau anda akan mengalamikesulitan yang paaanjaaang resikonya. Bahkan, bisa jadi anda tidak bisamengadakan acara ini lagi untuk waktu yang cukup lama.
  3. Kenalitanda-tanda kebosanan pada anak, dan kejenuhan. Awas. BEgitu terlihat,hentikan acara, dan mainlah bersama anak, habis-habisan.
  4. Dekatianak, jangan takut untuk kekanak-kanakan, atau kebayi-bayian. Anda akanditeladani dan dicontoh, apabila anda dekat dengan anak.
  5. Quranadalah sinar, bila kita ingin menyampaikan/melalukan sinar itu padaanak kita, kita sendiri harus menjadi bening, hingga sinar itu bisalewat. kekanglah nafsu dan beningkan hati anda.
  6. Perbanyaklahtadarus pribadi, dan bila sanggup, dawamkanlah shalat malam. Semakinbanyak riyadhah kita, semakin baik riyadhah kita, maka insyaallahsemakin sabar kita menghadapi anak dan mengajarinya, insyaallah semakinmudah kita mengatasi godaan dan rasa frustasi.
  7. Banyak-banyaklahmeminta pertolongan pada Allah. Ingat, tugas kita hanyalah menyampaikanayat Quran. Hidayah pada anak kita, hanya Allah yang berhak danberkuasa tentang itu. Pasrahlah pada Allah, meski ini hal yang amatsulit. Banyaklah bersedekah, semampunya, untuk mengasah keikhlasan dankesabaran anda.
  8. Koleksilah konkordansi Quran, zekr atau quran chm
  9. Sempatkan membaca-baca tafsir dan asbabun nuzul
  10. Lebih baik, dan lebih afdhal bila orang tua mengikuti pengajian tafsir al Quran.
  • Di Jakarta, ada pengajian pak Quraish shihab (PSQ, CIputat, tangerang),
  • di Bandung, ada pak Kiai Muhtar Adam (Ponpes Babussalam, ciburial, dago atas), pak afif muhammad
  • Semarang ada Qiraati, Pekalongan (habib ali masih ada ga sih?)..
  • Dansebagainya.. silahkan lengkapi dan tanyalah ke pesantren terdekat,adakah kajian tafsir al Quran? saya yakin ada. DI luar negeri sayakurang tahu :)
Mengajari Quran pada anak, adalahproses yang menyenangkan, dan mendidik. Bukan cuma anak, atau tepatnya,justru yang mendapatkan pendidikan paling banyak, adalah orang tua,kita! Semakin kita berusaha mengajarkan Quran, semakin kita ditantang,dan diasah untuk lebih banyak mendekati quran, lebih banyak melawannafsu, lebih banyak memacu diri, untuk menjadi muslim yang baik, untukmenjadi mukmin/mukminat.

AYO KAMU BISA! (btw note ini kepanjangan gak sih?)
semoga usaha kita ini diridhai Allah dan ditolong-Nya. amin

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426430224089187/