Sunday, October 7, 2012

Tips mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita

Metode Rumah Quran: Tips mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita

Tips mengajarkan islam pada bayi dan balita (1) : Doa sehari-hari
by Rumah Qurani on Friday, August 20, 2010 at 5:50pm
Mengajarkan doa pada anak, sebenarnya sederhana saja. Bacakan dan biasakan doa itu sejak dia bayi, bahkan dalam kandungan. Ada yang menjual poster-poster doa. Ya, itu membantu, tapi kurang efektif.

Tips mengajarkan anak berdoa
  1. Dalam kandungan. Biasakanlah mengajak anak dalam kandungan untuk berdoa pada saat-saat anda berdoa. Misalnya, mau makan, katakanlah 'Dek (sebaiknya sudah ditentukan nama), kita mau makan. Ayo baca doa dulu.. Allahumma.. dst'. Perdengarkanlah doa dengan cukup jelas, jangan dalam hati.
  2. Bayi, belum bisa bicara. Biasakan selalu berdoa dulu sebelum mengajak dia beraktifitas, misalnya mau menyusui dia, bilang dulu 'doa makan dulu yaa..' Allahumma dst.. baru susui. Sebelum tidur, sambil disusui, bilang 'ngantuk ya dek, sebelum tidur, berdoa dulu ya.. 'Bismika allahumma ahya dst'
  3. Bayi, setelah bisa mengeluarkan satu dua suku kata. Terus biasakan berdoa sebelum aktifitas, tetap kita yang berdoa dengan cukup jelas, tapi biarkan dia menyelesaikan akhirnya. Misal Allahumma barikla... (na -anak-) fiimaa rozakta (na -anak) dst. Bertepuk tanganlah dan bergembiralah ketika kita dan anak berhasil menyelesaikan doa bersama-sama, dan pujilah dia.
  4. Telah bisa bicara. Teruskan kebiasaan kita yang melafalkan doa, tapi potongan akhirnya makin banyak. Allahumma.. (Bariklana -anak-) fiima razak (tana anak) waqinaa adza ban? (naar -anak-). tetap tepuk tangan dan pujilah anak
  5. Telah bicara lancar. Bila mengikuti aktifitas dalam keluarga, misalnya makan barengan, ajak semuanya mengucapkan doa bersama-sama bersama balita. Bertepuk tanganlah bersama-sama, memuji anak yang ikut berdoa sama-sama.
  6. Telah bicara lancar. Bila beraktifitas sendiri, tanya dulu 'doa makan gimana ya?' dan ketika anak berdoa dengan lancar, pujilah ia. bila tidak lancar, bantu sedikit dibagian yang macet, tapi tetap tepuk tangan dan pujilah bila selesai.
  7. Ajarkanlah doa yang biasa anda lafalkan. Jangan terlalu muluk-muluk mengajarkan doa yang panjang-panjang yang kita sendiri tidak biasa. Ajarkanlah yang pendek-pendek dan biasa kita lafalkan. BIla ingin lebih bisa dari kita, kita sendiri yang harus terlebih dahulu membiasakan diri untuk melafalkan doa tersebut (misal dengan menempel kertas bertuliskan doa ditempat yang ingin anda biasakan)
  8. Untuk munajat, lebih pas diajarkan pada bayi yang belum bisa bicara. Biasanya bayi umur 0-3 bulan jam 3 subuh-an bangun dan menangis. Setelah mengganti popok/sambil menyusuinya, ajaklah dia bermunajat, dengan menggendong/memeluknya sambil membaca munajat pada Allah. Tumpahkan perasaan anda seperti biasanya. Jangan malu menangis didepan anak. Ini bukan riya, ini pendidikan. Kalau bayi sudah mulai bicara dan sudah ada maunya, jangan memaksakan diri mengajak dia bermunajat.
Semoga bermanfaat

mengajarkan islam pada bayi dan balita (2) Nyanyian pengiring bayi
by Rumah Qurani on Monday, August 23, 2010 at 10:32am
Nyanyian, baik nyanyian pengiring tidur maupun pengiring main (sambil menggoyang-goyang/melonjak-lonjakkan bayi) adalah cara yang sangat efektif untuk memasukkan nilai-nilai islam pada saat-saat pertama bayi di dunia. Tentu saja tidak sembarang nyanyian, tapi nyanyian yang mengandung nilai-nilai keislaman. Jangan salah, lagu-lagu daerah juga banyak lho yang mengandung nilai-nilai islam. Kebetulan, yang baru dibahas disini hanya 3 daerah, mungkin ada yang bisa menyumbang list dari daerah lain? :)

Daftar nyanyian pengiring tidur yang mengandung pendidikan islam
Poin penting dari nyanyian berikut ini adalah : temponya lambat, sehingga layak untuk membuat tidur,
  1. Jawa : kidungan ronggowarsito, sunan kalijaga, lir ilir biasanya menceritakan tentang jalan hidup islam, para khalifah, perjuangan diponegoro dll..
  2. Aceh : Mungkar nakir, hasan wal husain dst, kebanyakan menceritakan tentang alam kubur, konsekuensi perbuatan manusia dan kecintaan pada Rasulullah
  3. Sunda : Sinom keur barudak, carita munding (dangdanggula), lebih ke akhlaq pada orang tua, pada sesama manusia, pada binatang dst.
  4. Do'a-doa : Doa abu nawas, doa nabi adam, doa tamat quran
  5. Shalawat  : banyak .. :)
Daftar nyanyian pengiring main yang islami
Poin penting dari nyanyian berikut ini adalah tempo yang cepat, hingga temponya pas untuk meloncat-loncatkan bayi. Untuk didalam kandungan, lakukan saja gerakannya sendiri, misal sambil mandi. Insyaallah begitu lahir, anak jadi kenal nyanyian tersebut. Berikut nyanyian bersama gerakannya
  1. Cuci dua tangan (dari rumahqurani) : lirik adalah tahapan wudhu, sedangkan gerakan, gerakan berwudlu
  2. Terimakasih Allah : Lirik :
aku bersyukur aku punya tangan (tepuk 2x), punya tangan (tepuk 2x), punya tangan (tepuk 2x)aku bersyukur aku punya tangan, trimakasih Allah

kata tangan diganti-ganti dengan kaki, perut, dll, sambil menepukkan tangan ke anggota badan yang dimaksud
3. Ayah ibu (dari rumahqurani) : Lirik menyebutkan jasa ayah dan ibu, gerakan isyarat ayah (kumis) ibu (kerudung). Slalu menolongku (isyarat menyuapi). Dari kecil (jongkok) hingga kubesar (berdiri) Kini giliranku (menunjuk diri sendiri) bantu mereka. Apa yang kubisa, kan kulakukan (loncat)

4. Main perahu-perahuan (tahukan, pake sarung, anak-anak masuk kedalamnya). Melodi dari row-row-row your boat, tapi lirik diganti dengan 'perahu selamat, prahu nabi nuh.. masuklah masuklah, masuklah agar selamat!'

5. Perhatikan tembang-tembang dolanan jawa, biasanya beberapa ada yang mengandung nilai-nilai keislaman. Coba cari dan perhatikan liriknya untuk dinyanyikan dan dimaikan bersama anak anda

Berikut ini salah satu Lagu pengiring nyanyian bayi bahasa sunda, silahkan ganti dengan bahasa daerah masing-masing. Ini satu lagu dengan shalawat 'yaa rabbibil mustafa' tapi versi mellownya, jadi biasanya disambungkan setelah shalawatan, atau duluan.

Yang iyang (nama panggilan bayi) anak ibu(atau bapak kalo yang nyanyi bapak)
Iyang (nama) enggal bobok yang, engke ngimpen cing sae..
ngimpen pependak rasul..

pami pependak rasul, ibu (bapak) nitip salam yang
tong hilap nyungkeun pidua..
salamet dunya aherat

arti
yang iyang (nama bayi) anak ibu (bapak)
iyang (nama) cepet bobo yang, nanti mimpi yang bagus
mimpi ketemu rasul

kalau ketemu rasul, ibu (bapak) titip salam ya
jangan lupa minta doa
selamat dunia akhirat

semoga berguna

mengajarkan islam pada bayi dan balita (3) Mengenalkan Allah
by Rumah Qurani on Friday, September 3, 2010 at 6:20am
Assalamualaykum, teman-teman pecinta quran! Mohon doa kesehatan dan kesempatan selalu menghinggapi kita semua, sehingga esok hari, notes-notes rumahqurani tak lagi terlambat :)

Nah.. sebenarnya, bagaimanakah mengenalkan Allah pada anak? Sebelumnya kita bahas dulu, kunci agar anak berprasangka baik terhadap Allah, dan mengingatNya sebagai Dzat yang paling layak kita ingat.
  1. Berpijak pada Rahman dan Rahim. Ingatlah selalu bahwa Allah itu sangat menyayangi kita. Selalu kaitkan semua pelajaran ibadah, tauhid, bahkan apapun yang kita ingin kenalkan tentang Allah dan islam, dengan kasih sayang Allah. 
  2. Kitalah yang membutuhkanNya, bukan sebaliknya. Ingat, Ibadah kita, segala yang kita lakukan adalah untuk diri kita sendiri. Allah sama sekali tidak memerlukannya. Kitalah yang memerlukan shalat, kitalah yang memerlukan puasa, semua perintah Allah adalah full untuk kepentingan dan kebutuhan kita. Dan inilah yang kita tekankan pada anak. Bacalah buku-buku hikmah shalat, puasa, dan anda akan menemukan bahwa Allah memerintahkan itu, untuk kebaikan manusia sendiri. Bila anak bertanya tentang mengapa kita melakukan suatu ibadah, inilah jawaban anda, dan jangan menjawab karena diancam neraka/siksa.
  3. Kita sangat berhutang budi padaNya. Berapa banyak nikmat Allah yang telah diberikan pada kita, baik secara sadar, tidak sadar, ataupun tersembunyi? Ingatlah dan sebutkan kebaikan Allah pada kita, setiap saat, setiap detik. Inilah yang menjadi landasan untuk berterimakasih padaNya lewat shalat, dzikir dan ucapan syukur. Bila anak anda bertanya mengapa harus shalat, mengucap alhamdulillah, sedang putus asa atau bersyukur atas sesuatu maka inilah landasan jawaban anda.
  4. Tiada sesuatu yang terjadi melainkan dengan izin dan pertolonganNya. Ketika suatu doa terkabul, atau suatu nikmat terjadi pada anak, maupun pada kita semua, jangan lupa untuk mengkaitkannya dengan pertolongan Allah. 
Tips mengenalkan Allah pada anak.
Jangan lupa, bahwa bayipun mengerti perkataan kita. Jadi, meski anak kita belum bisa berbicara, terangkanlah pada dia, seolah dia ikut berbicara. Percayalah bahwa dia mengerti setiap kata yang kita ucapkan. Jangan lupa untuk menggunakan kata yang sesederhana mungkin.
  1. Selalu menyebut-nyebut nikmat Allah yang diberikan pada kita  bila sedang bersama anak (bayi), dan dia tidak sedang asik bermain, sibukkanlah diri kita untuk menunjukkan berbagai nikmat Allah yang diberikan pada kita, baik berupa fisik maupun non fisik. Selalu akhiri dengan kata 'Allah baik yah dek?'
  2. Ketika anak sedang tertarik pada suatu makhluk hidup, jangan lupa untuk membahas nikmat Allah yang diberikan pada makhluk hidup itu. Misal, anak sedang senang pada kura-kura, atau ikan. Maka, bahaslah bahwa ikan itu hidup di air. Kalau ngga ada air, ikan bisa mati. SIapakah yang menciptakan air? Allah. Alhamdulillah bahwa Allah sayang pada si ikan, sehingga diciptakannya air untuk bernafas ikan itu. ikan itu makannya tumbuhan air. Siapakah yang membuat tumbuhan air dan menumbuhkannya? Allah.. dst, dst.. hingga suatu saat ketika ada adik bayi lahir/tetangga melahirkan, bahaslah bahwa Allah memberikan nikmat apa saja pada si bayi, yang nantinya akan besar menjadi seperti kita (anak dan orang tua). Jangan lupa untuk selalu mengakhiri dengan kata kunci 'Allah baik ya?'
  3. Ketika anak sedang senang pada suatu jenis masakan, ceritakanlah perjalanan masakan itu pada kita. Dari hewan/tumbuhan apakah masakan itu, diolah seperti apa, lalu dimasak seperti apa, hingga sampai di meja makan. Sebutkanlah peran serta Allah disana.
  4. Ketika anak diberi mainan/hadiah oleh siapapun, ceritakan perjalanan hadiah itu hingga ketangannya. Sebutkan peran serta Allah disana. selalu akhiri dengan kata kunci
  5. Ketika merayakan ulang tahunnya, sebutkanlah berbagai nikmat Allah yang telah diberikan padanya
Ingat, lakukan hanya bila keadaan sedang mendukung, anak sedang dalam kondisi senang, dan tidak dalam kondisi bosan atau capek dengan perkataan kita
Semoga bermanfaat

Mengajarkan Islam pada bayi dan balita (4) Shadaqah dan Zakat
by Rumah Qurani on Saturday, September 4, 2010 at 7:00am
Assalamualaykum.. teman-teman pecinta quran! Bagaimana sudah khatam? :) ayo, bersemangat untuk yang belum!
Mengajarkan shadaqah pada anak, berpedoman pada ayat
                    وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا ٢٩
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya  karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (Al Isra 29)
Jadi kita harus mengajarkan supaya dia tidak bakhil, tetapi juga tidak terlalu royal. Pengaturan ini memang agak sulit, tetapi insyaallah Allah akan membantu mereka yang ingin mengajarkan jalanNya.

Tips mengajarkan Shadaqah pada bayi dan balita
  1. Bawa anak (bayi, balita) ketika memberikan shadaqah atau zakat
  2. Bersihkanlah hati anda sebaik-baiknya dahulu ketika ingin memberikan shadaqah. Usahakan memberikan dengan hati seikhlas mungkin. Anggaplah itu buang sampah, buang sial. Perasaan kita akan terbaca oleh bayi, karena mereka sangat peka akan perubahan jiwa kita. Ini adalah pendidikan tentang ikhlas secara langsung.
  3. Tunjukkanlah akhlaq yang benar ketika memberikan shadaqah, yaitu raut muka yang menunjukkan keramahan, tidak menuntut sesuatu pada yang diberi, dst
  4. Setelah agak jauh dari yang diberi shadaqah/zakat, hingga kira2 sudah tidak terdengar, ceritakanlah pada bayi dan balita apa yang anda lakukan tadi. Dek, tadi bapak ngasih baju sama uni lina. Uni lina lebih butuh baju itu daripada bapak, jadi bapak kasih. Baju itu juga senang loh, dikasihin, karena dia nanti akan jadi baju super. Baju super yang akan melindungi bapak dari api neraka. Bapak juga senang, nanti jadi punya baju super di akhirat. Lagian, bapak senang melihat orang lain senang. Liat adek senang juga bapak senaaang sekali. Sama, liat uni lina senang juga bapak senang.Allah juga senang liat bapak nolongin uni lina, karena Allah sayang kita semua. Sayang uni lina juga. Allah senang sama orang yang baik sama makhluknya. Allah nanti ngasih hadiah loh, sama orang baik. Senang yah? Baik yah Allah! Nanti adek juga ngasih sama orang ya? Biar disayang Allah dan dapet hadiah dari Allah, asyik kan?
  5. Biasakan anak berteman dengan siapapun, dari berbagai strata, miskin ataupun kaya, yatim ataupun berorangtua lengkap. Ceritakanlah keadaan mereka semua pada anak, tanpa sepengetahuan temannya. Pancinglah simpati dari anak anda untuk mereka yang memang patut dikasihani, seperti anak yatim, anak miskin, tetapi jangan berlebihan dan jangan mendramatisir. Ceritakan apa adanya saja, seperti menerangkan burung atau bunga. Berilah dia pengertian bahwa Allah menciptakan kita berbeda-beda, agar kita saling mengenal dan saling menolong. Siapapun butuh pertolongan orang lain suatu saat. Jadi kita harus menolong orang, karena suatu saat, kita pasti membutuhkan pertolongan orang lain.
  6. Ketika anak memiliki sesuatu yang berlebih, misalkan makanan, tawarkanlah padanya untuk memberikannya pada temannya.  Ketika anak sudah dibelikan baju baru, ajaklah dia memilih bajunya untuk teman-teman yang kekurangan. Tuntunlah dia untuk memilihkan baju yang layak pakai.
  7. Bila suatu saat dia memilih baju barunya untuk diberikan pada orang lain, atau memberikan seluruh eskrim kesukaannya pada temannya, biarkan sesekali. Ingat, ini adalah tanda yang baik. Pujilah dia, meskipun hati anda mengkal :) Lalu terangkan 'Dek, wah, mamah senang liat adek ngasih barang yang adek senangi sama teman adek. Hebat! Berarti adek sudah HUEBAT dipandangan Allah. kita memaksudkan ayat ini ("Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cinta. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah Mengetahui"". (Qs. 3 : 92))
  8. Pada saat esoknya dia bersegera memberikan barang yang buanyak lagi.. nah, ini saatnya ngerem. Dek, ngasih ke orang lain itu baik, tapi jangan terlalu royal, nanti kita menyesal. Kan kalau dikasihin terus-terusan  jadi habis. Kalo adek gak punya baju sama sekali gimana? Udah ya dek. Kemarin adek sudah hebaaat banget. Jangan sampai kita menyesal ngasih sama orang, atau dimanfaatkan orang. Kalau kita menyesal, hadiah dari Allahnya berkurang loh. Jadi memang tidak boleh berlebihan ya nak. Nanti lagi ya, kalau kita punya kelebihan, baru ngasih ke orang. Oke?
  9. Jangan berlebihan ngerem, misal dengan menunjukkan sikap begini. 'Dek, eskrimnya dimakan dirumah aja ya, nanti dihabisin temen-temen' Dari pengalaman, reaksinya akan berlebihan, menjadi peliiit banget ha ha ha. Tapi kalau itu terjadi, ya sudahlah, hanya sebentar kok.
  10. Sedapat mungkin, ajarkan untuk tidak pamer berlebihan (karena anak sangat suka pamer) pada teman yang berkekurangan.  Apalagi menunjuk-nunjukkan makanan yang tidak bisa dibagi. Misal, es krim kecil satu porsi yang muahal yang dibelikan neneknya. Laranglah dia untuk makan didepan teman-temannya (bila neneknya tidak rela barang itu dibagi) . Bilang bahwa mereka tidak punya uang, dan sulit sekali untuk membeli barang/makanan itu. Seandainya dipamerkan, dan dia tidak boleh main/makan itu, dia akan saaangat sedih. Kasian kan? Makanya, sebaiknya, pilihlah baju bermain dari baju yang berharga tidak terlalu mahal, hingga setara dengan teman-temannya. Tetapi ini bukan paksaan kok. Siapapun tahu, bahwa mendandani anak, apalagi anak perempuan, adalah hobi nenek, kakek, dan orangtuanya. :)
Teori memang gampang he he he.. praktiknya akan lebih sulit. Tapi insyaallah seiring dengan waktu, we'll get the hang of it. Semoga Allah menuntun kita mendidik anak kita, dan...
Semoga bermanfaat

Mengajarkan Islam pada bayi dan balita (5) Berfikir logis
by Rumah Qurani on Friday, September 3, 2010 at 8:33am
Sebelum mengajarkan Tauhid, kita mau tidak mau harus mengajarkan anak berfikir logis. Mengapa? Karena keesaan Allah, dan kemestian adanya Pencipta, tidak bisa dikenalkan tanpa anak mengenal aturan sebab akibat.

Sebaiknya anak dalam pelajaran Tauhid, dapat menemukan Allah secara logis dengan akalnya, menggunakan aturan sebab akibat sederhana. Ini adalah pencegahan, agar pada saat dia dewasa nanti, dia tidak lari pada pendapat bahwa agama adalah terpisah dengan urusan dunia (sekuler) atau lari pada kesimpulan bahwa Tuhan tidak ada dan dunia ini terjadi dengan sendirinya (atheist), atau agama tidak logis, jadi tidak perlu dimengerti, dan menjalankan ritual karena kebiasaan saja kalo surga beneran ada dia untung, kalo gak ada, ya tidak rugi (oportunist).

Dengan meyakinkan bahwa Allah itu benar-benar bisa ditemukan dengan akal, secara pemikiran, sejak kecil dia sudah haqqul yakin bahwa Allah memang ada, dan benar-benar bisa dibuktikan dengan akal. Dengan demikian, dia juga sudah haqqul yakin bahwa Islam adalah way of life, dan bukan sekedar ritual yang menjadi hiasan belaka, dan quran adalah benar-benar penuntun dan petunjuk kehidupan, bukan sekedar mantra saja.

Ini adalah bekal yang penting dalam pengajaran akhlaq qurani nantinya.
Patokan
  1. jelaskan segala sesuatu dengan apa adanya, tidak dibuat-buat. 
  2. Bila bahasanya terlalu tinggi, pakailah analogi dengan hal yang sederhana. 
  3. Percayalah bahwa anak merekam semuanya, dan mengerti. Selalu bersikap ramah saat menjelaskan, dengan senyuman. 
  4. Bila melarang, cukup perlihatkan wajah khawatir dan tegas. Penjelasan pendek, secukupnya.

Tips mengajarkan berfikir logis
  • Pada bayi (belum bisa berbicara) 
  1. Pada saat dia akan melakukan sesuatu, jelaskan sebab dan akibatnya secara logis dan sederhana. misalnya mandi, jelaskanlah dengan ramah, bahwa kita harus mandi, biar tidak gatal. (sebab : tidak mandi, akibat : gatal, sebab : mandi, akibat : tidak gatal)
  2. Pada saat terjadi sesuatu padanya, jelaskan sebab dan akibatnya secara logis dan sederhana. misalnya jatuh, jelaskan dengan ramah, bahwa dia jatuh, karena tersandung batu. Sakit, karena terkena kuman. dst
  3. Pada saat melarang sesuatu, jelaskan alasan, dan sebab akibatnya secara logis dan sederhana. misal jangan mengulum spidol terbuka/ meminum larutan sabun cuci piring. Jelaskan, bahwa bila diminum akan bikin sakit perut. Misal : Minum ini (tunjuk) sabun cuci bahaya, bisa sakit perut. Mengulum ini (tunjuk) spidol, bisa muntah. (Tunjuk bendanya satu-satu) Spidol dan sabun cuci, beracun. Tidak boleh ya, bahaya.
  4. Bila anak tertarik dengan suatu peristiwa, jelaskan sebab akibatnya dengan logis dan sederhana. Misal, mobil ayahnya ke bengkel, dia tertarik melihat mobilnya diangkat oleh pengukur balancing dan spooring. penjelasan analoginya 'Dek, mobil bapak lagi diperiksa oleh dokter. itu dokternya (tunjuk) disebut montir. Mobil bapak sakit, jadi perlu diobati, biar mobil bapak bisa lari dengan aman'. (sebab : sakit, akibat 1 sebab2 : diobati akibat2 : bisa lari dengan aman)
  • Pada batita dan balita (sudah bisa berbicara) teruskan yang telah dilakukan saat bayi, plus melarang/menyuruh pun dengan alasan, dengan tambahan 
  1. Sesekali ujilah/tanyalah sebab akibat yang telah dia ketahui, misal, ketika mandi. 'Mengapa ya, kita harus mandi?' Lakukan ini, terutama bila ketika dia enggan melakukannya. Bertepuk tanganlah ketika dia berhasil menerangkannya dengan baik. Bila enggan, pertanyaannya dikejar dengan 'Nah, kalo nggak mau gatel, sebaiknya kita ngapain ya?'. Berilah hadiah bila dia berhasil mengatasi keengganannya, misalnya dengan memperbolehkan dia mandi bersama mainan kesayangan (yang tidak rusak kalau kena air)
  2. Ketika dia bertanya, jangan menjawab asal-asalan, jawablah dengan logis dan sederhana. Bila tidak tahu, jawab terus terang, tidak tahu. Kalau penjelasan terlalu tinggi, pakailah analogi sederhana.
  3. Berilah mainan yang merangsang logika. Misal building toys/construction set (lego/wooden building bloks apapun yang membangun-bangun secara sederhana), tumpuk-tumpuk, logico primo dst. PIlihlah yang besar-besar (aman dari resiko tertelan), dan pemasangannya sederhana, bisa dilakukan anak umur batita. Untuk balita mungkin bisa lebih beragam.
Bila sudah biasa dengan sebab-akibat, dan sudah biasa dikenalkan tentang Allah, sekitar 1-2 bulan, maka, untuk beranjak ke pelajaran Tauhid, sudah tinggal melangkah saja.
Semoga Allah selalu mengucurkan keberkahan ilmu dan ilmuNya pada kita, dan...

Semoga berguna.

Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (6) Tauhid (1)
by Rumah Qurani on Saturday, September 4, 2010 at 9:02am
Mengajarkan Tauhid pada Bayi dan batita

Untuk bayi, sebenarnya pengajaran Tauhid ini sudah tercakup di pengenalan Allah, dengan tambahan sbb
  1. Ketika mengajak shalat bersama bayi/melihat orang yang shalat, usahakan selalu diterangkan bahwa shalat itu tujuannya untuk mengingat Allah. Mengapa harus diingat? Dia adalah Tuhan kita, yang paling layak disembah dan diterimakasih-i
  2. Ceritakanlah berbagai cerita pendek tentang ketauhidan, dan pencarian Tuhan misalnya cerita nabi ibrahim, cerita Umar ibn khattab, dst.

Mengajarkan Tauhid pada balita dan anak SD

Untuk mengajarkan ini pada balita, ada prasyarat berikut
  1. Kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak. Paling tepat diberikan saat anak sudah bisa berbicara (nyambung kalau diajak bicara), terutama kalau sudah bertanya 'mengapa'. Lebih baik, bila dia sudah bisa bergaul aktif dengan sekelompok teman, terutama kalau sudah mengalami bekerjasama dan bertengkar.
  2. Prasyarat materi. Sebelumnya sudah diberikan materi pengenalan Allah, dan materi logika
  3. Anak dibiarkan dengan argumennya sendiri, meskipun absurd. Tapi, tetap kasih tau yang benarnya.
  4. Semua pelajaran ini, hanya bisa diberikan pada kondisi anak sehat, senang, gembira dan tidak rewel, disamping itu, anda sendiri sehat, dalam keadaan hati senang, rileks dan siap memberikan pengajaran. Bila ada tanda-tanda kebosanan, hentikan. 

SESI 1
Bahan-bahan yang diperlukan
resep makanan yang mudah dikuasai anak, dan disukai anak, misal bola-bola coklat, atau coklat chip cookies. Pas nih sekarang, saat ibu-ibu membuat kue kering. :)


1. ajaklah anak untuk membuat resep makanan di item  a, lalu kumpulkanlah bahan-bahan bersama dia. Setelah terkumpul, kita ngomong gini, "kira-kira kalo kita taruh aja bahan-bahan ini, kuenya jadi sendiri nggak?" dan kita lakukan itu.

2. Setelah beberapa saat, kita intip, "ternyata tidak jadi sendiri ya?" Lalu kita ngomong lagi. "Gimana kalo seandainya kita lemparkan begitu saja ke lantai (asal), jadi dengan sendirinya nggak?" dan kita lakukan itu

3. "Ternyata, nggak bisa ya, kue terjadi dengan sendirinya. Nah, sekarang kita buat aja kuenya" Dan kita lakukan itu sampai selesai, sambil berdialog, kira-kira kue yang kita beli, siapa yang buat, dan seterusnya. Biarkan dia terlibat aktif

4. Setelah selesai, kita konfirmasi. "Ayoo kue ini siapa ya  yang buat?" "ade" "yang ini?" "bunda" "mungkin nggak kuenya jadi sendiri? Kita sudah nyoba kan?" "Nggak"

5. Beri kesimpulan  "Nah, segala sesuatu itu pasti ada yang buat. Rumah ini ada yang buat, komputer, ada yang buat, termasuk kita, ada yang buat, yang buat kita itu Allah" "Loh kan yang buat aku ibu?" "Kalau Allah nggak mengizinkan, kamu nggak akan keluar dari ibu lho" "Didalam perut ibu, Allahlah yang membuat kamu, dari mulai cuma gumpalan darah, Allah membuat tangan kamu, membuat kaki kamu, membuat apa lagi?" pancing anak menjawab dst

Sesi ini sebaiknya diulangi beberapa kali dengan kue/masakan yang berbeda, atau benda yang berbeda (misal bikin boneka dari malam, atau bikin bangunan dari lego. Jangan terlalu kerap, jangan terlalu tiap hari, tapi tiga hari sekali misalnya)

Iringi Sesi ini dengan cerita tentang Allah sebagai pencipta Alam semesta

AKHIR SESI 1

SESI 2
Sesi ini paling pas dilakukan dengan diiringi agrowisata. Misal, jalan-jalan ke ciwidey ke perkebunan strawberry, atau kalau di jatim ke perkebunan apel malang, pokoknya seperti itu yang terdekat.

Bahan-bahan yang diperlukan
tanaman yang gampang ditanam dan gampang dipetik. Disini saya berikan strawberry, tapi kalau tauge disukai, juga boleh, atau sosin, yah, yang paling gampang diperoleh di sekitar saja. Lalu, lakukan hal seperti ini

1. Ketika agrowisata/liat-liat di kebun sendiri, tanyalah dia. Tau nggak, siapa yang bikin jeruk/padi/buah yang terlihat saat itu? "Pak tani" "Loh pak tani kan hanya nanem bijinya loh, dia tidak membuat, membentuk jeruknya, nggak bikin daunnya" "hmm" "Ayo kita coba nanam strawberry, kira-kira, kita bukan yang bikin buahnya?"

2. Tanamlah strawberrry dan rawat baik-baik, amati tiap hari sampai keluar buahnya. Tanya lagi pertanyaan yang sama "apa kita yang bikin buah, seperti kita bikin kue kemarin? apa kita yang bikin daun?"  "Bukan kan? yang bikin itu Allah" "Jadi, yang bikin jeruk siapa?"

sesi ini sebaiknya diulangi beberapa kali, dengan mengajak jalan-jalan ke daerah pertanian, atau menginap di tempat yang bisa kita panen, atau jalan-jalan ke tempat yang berbunga-bunga, atau yah, pikirkan sendiri ya

Iringi sesi ini dengan cerita tentang Allah sebagai pemelihara Alam semesta

AKHIR SESI 2

bersambung ke notes berikutnya

Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (6) Tauhid (2)
by Rumah Qurani on Saturday, September 4, 2010 at 4:10pm
Sambungan dari notes sebelumnya (Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (6) Tauhid (1), kali ini Allah sebagai pengatur alam semesta, dan kemestian keesaan Allah

SESI 3
Bahan-bahan yang diperlukan
Kereta api mainan, atau tamiya, semacam itu malam, gambar/foto bagian dalam daun, batang, foto bintang-bintang, gambar alam semesta dan semacamnya. Siapkan animasi tatasurya. Semakin lengkap, semakin baik

1. Tanya dulu "Ayo, kira-kira mungkin nggak mobil dan kereta jalan dengan sendirinya?

2. "Ayo kita coba"... lakukan percobaan acak kereta mainan disuruh tergeletak begitu saja dst.. bahan-bahan tamiya digundukkan lalu disuruh jalan dst..

3. "Ternyata mobil, kereta api tidak bisa berjalan di rel/jalan dengan sendirinya ya? nah, sekarang, kita bikin yuk.

4. SETELAH JADI, kesimpulan "ternyata, kereta/tamiya harus diapain supaya bisa jalan?" tunggu jawaban anak. Lalu ajak dia keluar, melihat bintang. "Dek, tau nggak, bintang-bintang itu juga berjalan seperti jalannya kereta api lho. Ada tempat jalannya, namanya orbit, ada batrenya, namanya gravitasi. Mau lihat? (kalau ada animasi tata surya, inilah saat memperlihatkannya)

" mungkin nggak jadi dengan sendirinya,?"  tunggu jawaban anak"yang mudah kayak tamiya/kereta api mainan aja aja harus dibuat dan diatur supaya jalan kan? apalagi bintang yang berkelip-kelip" tunggu reaksi. 'Tahu nggak, planet itu kan jalan gak ada pagernya lho, mereka ngambang begitu aja di angkasa. kayak bola ngambang di air. Kira-kira perlu nggak diatur supaya mereka nggak tabrakan?' TUNGGU REAKSI 'Siapa ya, yang mengaturnya?' 'Harus yang kuaat banget dan besaaar banget yah? yang Maha hebat, Maha kuat, Maha segalanya. Kan alam ini juga besar banget lho' pancing agar dia menemukan sendiri bahwa yang mengatur semua ini adalah Allah. Tolong dia sedikit, tapi jangan mendikte.

Sesi ini sebaiknya diiringi dengan sky gazing, kunjungan ke observatorium kunjungan ke planetarium dan sejenisnya

Di kesempatan lain, tunjukkan foto irisan daun Perlihatkan bahwa daun yang terlihat sederhana, ternyata bagian dalamnya begitu rumit dan masing-masing bagian mengandung fungsi yang berbeda (ingat, pakai analogi, dapur, makanan, api dan seterusnya) pancing agar dia menemukan sendiri bahwa yang membuat semua ini adalah Allah. Tolong dia sedikit, tapi jangan mendikte.

Iringi Sesi ini dengan Cerita tentang Allah sebagai pengatur Alam semesta

AKHIR SESI 3

SESI 4
Bahan-bahan yang diperlukan
Beberapa teman yang suka ngatur. Building blocs.

1. Biarkan mereka bermain, dan bertengkar (ya benar, biarkan bertengkar). Setelah bubar, ajak dia main lagi hal yang sama, santai saja. Kira-kira setelah turun dan asyik, baru ngomong

2. Lalu tanya. 'Dek, misal ada dua orang. Yang satu ingin bikin jembatan, yang satu ingin bikin rumah. Kira-kira bakal jadi nggak jembatannya, atau rumahnya?' tunggu reaksi anak. 'Bakal bertengkar nggak?' Tunggu reaksi anak. 'Misalnya kalau lagi main mobil-mobilan, atau kereta, kalau yang satu ingin kekanan, yang satu ingin kekiri, bertengkar nggak?'

'Kalau dua-duanya sama-sama pengen ngatur, maka tidak akan jadi apapun. Ya seperti teman-teman tadi, pada bertengkar. Untung cuma main lego. Masih inget kan, kalau Tuhan itu harus mengatur alam semesta. Gimana kalau yang satu pengen saturnus ke kiri, yang satu lagi pengen ke kanan, nanti tabrakan dong. Jadi memang Tuhan itu harus hanya satu. Temen yang sangat baik sekalipun, satu saat akan bertengkar.

(Seandainya dia jawab : ya udah, baikan/kerjasama aja, biar mainnya sama-sama)
Kalau dia butuh bantuan, maka tidak pantas jadi Tuhan dong, soalnya kan harus Maha Kuasa, Maha pintar, kalo ada yang sama pintar atau lebih pintar, nggak Maha dong, nggak Paling soalnya.

Adek lebih pintar gak dari boneka malam yang adek buat kemarin? Kalau sama pintar, seharusnya Tamiya itu bisa bikin dirinya sendiri, seperti adek pake baju. Nah Tuhan itu, harus jauh lebih pintar dari kita semua. Kalau masih butuh bantuan, atau butuh teman, maka bukan Tuhan namanya.

 END SESI 4
Bagaimanapun, pada praktiknya, pertanyaan dan jawaban anak akan lebih liar dan melebar. Bersabarlah. Jangan malu untuk bilang tidak tahu. Selalu arahkan jawaban ke arah yang dituju, tapi jangan sampai nada anda naik, selalu tersenyum, dan usahakan nada ramah dan menyenangkan. BIla sudah gawat, terasa tegang, tertawalah, hentikan pelajaran dan bermainlah dengan anak secara total..

semoga bermanfaat

Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (7)Pahala,dosa dan akhirat
by Rumah Qurani on Sunday, September 5, 2010 at 8:17am
Ini adalah bahasan terakhir untuk mengajarkan islam pada bayi dan balita. Selanjutnya, serial mengajarkan akhlaq Qurani.
Pahala, dosa, dan akhirat, merupakan hal yang abstrak untuk bayi, dan balita. Tetapi, tidak mustahil untuk dikenalkan dan digambarkan secara analogi. Pahala dan dosa agak susah digambarkan, kecuali kalau kita sudah mengenalkan akhirat.

Mengenalkan akhirat pada bayi dan balita
Kita dialog aja sama bayi, dia merekam kok. apakah dia masih berumur hitungan hari, atau hitungan bulan. biarkan dia berceloteh dengan bahasanya (dan kita anggap itu jawaban), atau dia mau main sesuatu juga gpp.
Untuk balita, sama saja, hanya saja dia akan nanya ini-itu. Sebaiknya balita sudah pernah lihat bentuk istana, misal di gambar kartun atau semacamnya.
  1. Kenalkan dulu kiraman dan katibin. Dek, tau nggak, kita tidak pernah sendirian. di kiri dan kanan kita, ada malaikat yang ikutan. Namanya kiraman dan katibin. yang satu mencatat kebaikan kita. Wah si adek senyum sama mamah nih, dicatat.. baik ya. Satu lagi, mencatat kalau kita berbuat salah atau nakal. wah anak ini mukul mamah, heheh adek mah gak pernah ya? iya.. nanti, catatan ini diperiksa sama Allah loh. Siapa yang baiknya banyak, dikasih hadiah banyaaak banget. kalau yang nakalnya banyak, nanti dibalas juga sama Allah. (jangan menakut-nakuti)
  2. Ketika berziarah ke makam orang tua, bawalah bayi kita. Terangkan dengan lembut bahwa dibalik tanah, dibawah nisan, ada seseorang yang sudah meninggal. Nah, didalam sana, kalau waktu hidup orangnya baik, dia akan tinggal didalam istana, namanya surga. Ada makanan, mainan, dll (terangkan yang indah2). Tapi, kalau waktu hidup orangnya jahat, dia akan dipukuli oleh para malaikat, bahkan, rumahnya dari kompor penuh api, panass, namanya neraka sebagai balasan kejahatan dia. (terangkan seperti ini saja, insyaallah ngerti kok bayinya)
  3. Ketika setelah ziarah, mau shalat, terangkan lagi. Nah, untuk buat istana setelah meninggal, tidak mudah dek, kita harus sering berbuat baik, misalnya shalat, baik sama orang, ngasih makan ke orang dll. Nah, adk bisa senyum kan? senyum juga dicatat  baik loh sama malaikat. Nah, kereen!
  4. Untuk balita, ketika dia berbuat baik, misal berusaha menolong kita,-meskipun gagal dan kemudian merepotkan- selalu kaitkan dengan istana di akhirat tadi. 'Waah dedek bantuin mama ya? terimakasiih banget. Wah, pasti sekarang malaikat sedang mencatat kebaikan dedek nih. tambahan bahan tuh buat istana di surga. Hebat!. 
  5. Tapi, jangan kaitkan kenakalan dia dengan neraka. cukup bilang 'dedek, hati-hati lho, kalau benar-benar nakal, nanti malaikat mencatat kenakalan dedek. Cepetan minta maaf, terus bilagn astagfirullah, biar dihapus catatan jahatnya. Lain kali jangan diulangi ya?
Pada praktiknya, seringkali, meskipun anak terlihat cuek, tidak mendengarkan, asyik bermain, mengumpulkan bunga waktu ziarah dst, ternyata dia tetap mendengarkan, mengingat dst. jadi jangan menyerah! Bagaimanapun, bukankah anak adalah amanah yang akan ditanyakan di akhirat pada kita orang tuanya? Bukankah anak akan menjadi syafaat buat kita, bila dia menjadi anak shaleh? BUkankah usaha kita mengajarkan satu huruf dari al quran, satu bagian konsep keislaman, berarti menyelamatkan kita orang tuanya dari siksa neraka? (apa perlu dikutip hadisnya? hehehe)

karena itu, tetap semangat! jangan menyerah! Tetap ajarkan diinul islam dan quran pada anak, meskipun orang lain berkata 'tidak berguna'

semoga bermanfaat.

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426429494089260/

No comments:

Post a Comment