Saturday, October 27, 2012

Menempa Jiwa

by Wini Afiati (FB) on Monday, October 8, 2012 at 6:19pm ·

By Mohammad Fauzil Adhim

”Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah, 94: 5-6).

Cukuplah orangtua dikatakan menyengsarakan hidup anak apabila ia membiasakan hidup mudah. Segala sesuatu yang mereka perlukan telah tersedia dengan mudah, nyaris tanpa usaha berarti. Padahal pengalaman berusaha dan menyelesaikan masalah akan meningkatkan kapasitas pribadi seseorang. Sehingga semakin banyak masalah yang mampu ia selesaikan, semakin tinggi nilai hidupnya.

Allah Ta’ala membentangkan di hadapan manusia kesempatan untuk berjuang. Agar terwujud kehidupan yang baik, kita harus memiliki kesediaan untuk memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh dengan keringat dan do’a. Kesungguhan dalam berjuang itulah letak nilai seseorang. Bukan apa yang ia capai. Sungguh, adakalanya barakah perjuangan seseorang tampak nyata di muka bumi setelah kehidupan orang tersebut berlalu beberapa masa. Dan merupakan tugas orangtua untuk memberi kesempatan kepada anak latihan berjuang, dari yang kecil hingga mimpi-mimpi besar untuk sebuah visi di masa depan.

Sesungguhnya orangtua yang kejam adalah mereka yang tidak memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan di usia itu. Kejamlah para ibu yang masih selalu menyuapi anaknya, setiap saat, padahal anak seharusnya sudah bisa makan sendiri. Kejamlah seorang bapak yang selalu melayani keinginan anak dan memenuhi permintaan mereka, padahal anak-anak itu kelak harus memiliki kecakapan mentasharrufkan hartanya. Kejamlah orangtua yang hanya memberi uang dan fasilitas berlimpah kepada anaknya tanpa memberi tanggung-jawab, kewajiban dan tantangan kepada mereka.

Mari kita belajar dari pohon apel. Sesungguhnya apel tidak berbuah kecuali setelah daunnya rontok. Jika ia ditanam di negeri yang tidak mengenal musim gugur, maka kitalah yang harus membantu agar apel tersebut berbuah. Kita membantu mengurangi daun-daunnya.

Pelajaran apa yang bisa kita petik? Perlu tantangan sebelum berbuah. Ada tantangan yang secara alamiah dihadapi karena kondisi yang tidak terelakkan. Tetapi jika kondisi yang diperlukan tidak tersedia, maka kitalah yang harus merancang agar ada tantangan yang ”menggairahkan”.

Jika kita menilik sejarah, orang-orang besar adalah mereka yang memiliki catatan panjang tentang keteguhan, ketegaran, kegigihan, kejujuran, integritas yang tinggi, keberanian dan tekad yang kuat untuk menyelesaikan setiap masalah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan rambu-rambu yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala dan rasul-Nya shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ditempa oleh tantangan yang datang berjenjang-jenjang. Awalnya ringan, lalu datang lagi tantangan berikutnya yang lebih berat. Bahkan tidak sedikit orang besar yang sejak lahir sudah dipenuhi kesulitan dan tantangan. Ia lahir dalam kesulitan, besar dalam kesulitan dan kemudian tumbuh menjadi manusia yang sanggup mengatasi berbagai kesulitan yang orang lain takut membayangkannya. Mereka banyak menghadapi kesulitan, tetapi pada saat yang sama ada kekuatan jiwa untuk menghadapinya. Terkadang kekuatan itu mengalir dari hadirnya seorang ibu yang senantiasa memberi dukungan ketika ia merasa tak sanggup lagi.

Di antara orang-orang sukses, banyak yang mengawali hidupnya dengan berbagai kesulitan. Sebagian mereka bahkan pernah merasa tak sanggup menghadapinya, lalu berikrar agar anaknya tak pernah menjumpai kepahitan hidup yang serupa. Tetapi ia lupa membedakan bahwa kepahitan hidup berbeda dengan tantangan. Alih-alih tidak ingin anaknya sengsara, justru menghindarkan anak dari tantangan. Diam-diam menjadikan anaknya tak berdaya dengan melimpahi mereka fasilitas dan kemudahan. Padahal berlimpahnya fasilitas tanpa tantangan, menjadikan anak lemah secara mental, rendah daya juangnya, mudah frustrasi karena tak terbiasa menghadapi kesulitan, dan tidak memiliki keterampilan memadai dalam menyelesaikan persoalan hidup sehari-hari. Mereka inilah yang rawan terkena afflueanza.

Apakah affluenza itu? O, banyak sekali definisi yang bisa kita temukan pada kata ini. Tetapi ada beberapa hal yang mempersamakan dari berbagai definisi itu, yakni bahwa affluenza merupakan kondisi ketika orang menakar keberhasilan dan kebahagiaan dari berapa banyak uang yang dimiliki, berapa mewah barang yang dikonsumsi, dan berapa lengkap perangkat yang dipunyai beserta segala kemudahan yang bisa dibeli. Mereka dimanjakan oleh uang karena orangtua sudah merdeka secara finansial, tetapi hati mereka hampa dan kebahagiaan sangat jauh dari kehidupan. Semakin mereka menganggap bisa membeli kebahagiaan dengan uang, semakin kering hidup mereka, semakin jauh pula kebahagiaan itu menghindar dari mereka. Di saat itulah mereka semakin sibuk mengejar.... dengan uang yang mereka punya!!! Padahal ini justru membuatnya semakin tidak bahagia. Tetapi tak pilihan lain buat mereka, sebab yang mereka ketahui, uang bisa membeli apa pun. Sejak kecil mereka dibesarkan dengan kemudahan dan fasilitas, sehingga mereka justru menemukan banyak kesulitan dalam hidup. Apa yang sederhana buat orang lain, bisa menjadi kesulitan besar bagi dirinya.

Nah.

Jadi apa yang membuat anak-anak itu lemah di masa dewasanya? Mereka tak berdaya karena otot mereka, otak mereka dan mental mereka tak pernah ditempa. Mereka lemah karena terlalu banyak dimanja oleh fasilitas berlimpah. Mereka menemui banyak kesulitan karena terbiasa hidup serba mudah. Sesungguhnya apa yang berat bisa terasa ringan apabila kita memperoleh tempaan yang cukup untuk menghadapi tantangan. Semakin banyak tantangan yang mampu kita hadapi, akan semakin kuatlah kita dengan izin Allah Ta’ala.

Perlunya memberi kesempatan pada anak untuk menghadapi tantangan bukan berarti orangtua harus membiasakan anak hidup sulit. Sangat berbeda mempersulit keadaan dengan menempa anak menghadapi kesulitan. Kita memberi kesempatan kepada anak untuk belajar dengan memberinya tanggung-jawab, memberi mereka tugas untuk menyiapkan, mengatur dan menjaga apa yang mereka perlukan dalam hidup sehari-hari, serta memberi mereka kesempatan bagi mereka untuk belajar mengurusi diri mereka sendiri. Jadi bukan merampas hak mereka untuk belajar mandiri.

Bayi usia 1,5 tahun misalnya, secara alamiah mereka akan terdorong untuk belajar makan sendiri. Tentu saja karena belum memiliki cukup keterampilan, hasilnya bisa belepotan dan mengotori lantai. Tetapi jika atas nama kasih-sayang kita tidak memberinya kesempatan sehingga kita selalu menyuapinya, anak itu akan terhambat kemampuannya dan sulit tumbuh kemandiriannya.

Di usia-usia berikutnya ketika anak sudah saatnya untuk otonom, kita perlu membimbing mereka untuk menyiapkan sendiri buku pelajaran yang akan dipakai besok dan menyiapkan perlengkapannya. Secara perlahan kita memperkenalkan kepada mereka konsekuensi jika mengabaikan kewajiban. Pada saat yang sama kita mulai perlu memberi mereka tantangan-tantangan. Bukan membebani.

Kita bisa menggugah mereka untuk memiliki tekad kuat bagi sebuah mimpi di masa yang akan datang. Misalnya, kita gugah anak-anak itu untuk berkeinginan kuat memberikan harta yang bermanfaat bagi yang memerlukan. Katakanlah sepatu untuk orang miskin, atau sebuah ensiklopedi yang perlu mereka beli atau keperluan mereka sendiri yang berharga. Kita beri mereka dorongan. Pada saat yang sama kita pacu mereka untuk bisa mewujudkan tekad itu dengan kemampuannya sendiri.

Melalui tantangan yang datang secara bertahap itu, anak-anak akan belajar memecahkan kesulitan. Sesungguhnya Allah Ta’ala letakkan kemudahan itu menyertai kesulitan. Bukankah Allah Ta’ala berfirman:
”Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah, 94: 5-6).

Muhammad Sulaiman ’Abdullah al-Asyqar menerangkan dalam tafsirnya yang bertajuk Zubdatut Tafsiir Min Fathil Qadiir bahwa maksud ayat ini ialah, sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan lain. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu dengan status marfu’ menerangkan, ”Seandainya kesulitan itu berada di dalam batu, niscaya ia akan diikuti oleh kemudahan sehingga ia masuk ke dalamnya kemudian mengeluarkannya dari batu tersebut. Suatu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Sesungguhnya Allah berfirman: ”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Pelajaran apa yang bisa kita petik? Banyak hal. Selain keharusan untuk senantiasa optimis tatkala menghadapi kesulitan, kita juga perlu merenungkan kembali apa yang telah kita berikan kepada anak-anak kita. Apakah kita menyiapkan anak kita untuk menjadi pribadi yang kuat ataukah kita justru sedang mempersulit hidupnya dengan membiasakan hidup mudah?

Sungguh, membiasakan anak hidup mudah dapat melemahkan mereka dalam keterampilan hidup, berpikir, dan bersikap. Bahkan bukan tidak mungkin dapat menyebabkan mereka lemah iman.

Cacar air

Sekitar sepuluh hari yang lalu saya terkena cacar air. Ya, di usia 27 tahun ini baru kali ini terkena cacar air, dan semoga terakhir kalinya ya Allah SWT,, aamiin..

Setelah terkena cacar, barulah cari tau ini itu, browsing sana-sini. Sedikit rangkuman dari apa yang saya baca:
1. Cacar air terjadi karena tubuh terserang virus Varicella.
Kapan virus itu masuk ke dalam tubuh saya? Saya pun tak tau pasti, (ya klo tau pastinya ga mau dong.. kabuuur..) yang jelas ga semua orang bisa terkena loh, hanya yang daya tahan tubuhnya rendah aja yang mudah terserang. Hiks memang saat itu saya lagi ga aware dengan kondisi tubuh.. jadilah.. :'(

2. Penyakit ini menular.
Namanya juga lewat virus, ga keliatan, tapi bisa menular. Bisa lewat udara, makanya hati2 banget saat napas, batuk, atau bersin. Bisa lewat air/liur juga, jadi jangan deh barengan gelas/piring/sendok/garpu nya. Jadi saat sakit, saya bener-bener menjaga jarak dengan keluarga. Dan alhamdulillah Aliva udah bisa dikasih pemahaman klo umminya lagi sakit, jadi ga boleh deket2 dulu. Tapi rasanya sediiih banget karna seminggu lebih ga bisa peluk cium aliva.. :'(

3. Siapa bilang ga boleh mandi?!
Banyak yang bilang saat cacar jangan mandi, bahkan saat wudhu juga tayamum aja. Duh duh, pendapat itu ga ada dasar ilmiahnya! Namanya sakit cacar memang sakit perih saat terkena air, tapi tubuh tetap harus dijaga kebersihannya. Jadi, tetaplah mandi dengan sabun antiseptik. Bahkan saya mandi dan keramas hampir 3x sehari saat sakit. :D

4. Gunakan bedak Salicyl untuk mengurangi rasa gatal.

5. Berobat ke dokter.
Walaupun dengan browsing kita bisa tau obat yang umum digunakan, tapi saran saya tetap lah ke dokter. Karena gejala cacar air hampir sama dengan gejala Flu Singapur yang mematikan loh.. Obat yang diresepkan dokter saat itu adalah Isoprinosine, Acyclovir tablet, Acyclovir salep, dan Tuzalos.
Setau saya (saya bukan dokter loh ya, silahkan browsing lagi) Isoprinosine untuk meningkatkan imun tubuh terhadap serangan virus. Acyclovir agar lentingan2 yang muncul di kulit cepat mengering. Dan Tuzalos untuk mengobati radang tenggorokan.
Sebelum minum obat-obatan ini, saya browsing sana-sini, dan ternyata obat-obatan di atas tidak/kurang baik bagi ibu hamil. Sebenernya saya blom hamil lagi saat itu, hanya saja sudah lewat tanggal ko blom datang bulan juga.. jadilah saya ragu untuk minum obat2an itu.. tapi selang 2 hari kemudian ternyata bulan yang dinanti datang juga, alhamdulillah, jadilah saya lahap obat2an itu, sesuai dosis tentu. :p

6. Berbahaya bagi ibu hamil.
Selain dari yang sudah saya ceritakan di atas, hasil browsingan saya, ada beberapa kasus ibu hamil terkena cacar air hingga membahayakan jiwanya, bahkan kehilangan nyawanya. Jadi, disarankan bagi yang belum terkena cacar air untuk segera imunisasi cacar, biayanya sekitar 300ribuan, tergantung tarif yang diberikan RS. Untuk balita ada yang diperbolehkan untuk imunisasi, tapi ada juga yang mensyaratkan di atas usia 6 tahun. Imunisasi bukan berarti tidak akan terkena cacar air selamanya loh.. hanya upaya agar bilapun terkena cacar tidak sampai parah akibatnya.

7. Tidak terkena cacar 2x?
Banyak anggapan jika sudah terkena cacar, tidak akan terkena lagi... Salah kawan-kawan! Dari hasil browsingan saya juga (maap udah lupa sumbernya), virus Varicella yang sudah menyebabkan tubuh terkena cacar akan tetap berada di dalam tubuh, namun dalam kondisi "terpenjara", karena tubuh sudah punya imunitas lebih. Tapi, jika daya tahan tubuh lemah, maka kabarnya tubuh bisa terkena lagi cacar yang lain, yaitu cacar ular atau herpes. Na'udzubillahi min dzalik... Ya Allah swt, lindungilah kami dari segala macam penyakit, berikanlah kami kesehatan dalam ketaatan pada Mu. Aamiin..

Ya intinya, penyakit itu jugalah warning dari Allah swt agar kita ingat untuk menjaga tubuh ini dengan lebih baik. Tubuh pun butuh perhatian. Dan agar kita lebih menghargai kesehatan. Bahwa sehat itu mahaaaaal harganya!

Tips hidup sehat:
pasti udah pada tau jugalah... makan makanan bergizi, tambah dengan vitamin, olah raga teratur, istirahat yang cukup, minum air mineral yang banyak (minimal 5 gelas lah), imbangi juga dengan buah dan sayur, dannn Sholat wajib 5 waktu. ^_^

Resep Semur Bola Daging

Tadi pagi nyoba resep hasil browsing semalam, alhamdulillah sekeluarga pada suka semua. Terinspirasi dari Aliva yang belom bisa ngunyah daging sapi yang masih berserat, jadilah buat masakan dengan daging giling. Berikut ini resep nya setelah penyesuaian dengan selera keluarga ^_^

Bahan Bola Daging:
400 gram (sekitar) daging sapi cincang,
1 sdt garam,
1 sdt gula pasir,
sedikit (ujung sendok teh) merica bubuk,
1 butir telur,
50 gram tepung roti

Bahan Kuah:
5 sdm margarine,
8 butir bawang merah, rajang kasar,
2 siung bawang putih, rajang kasar,
setengah buah pala, dimemarkan (setengah sdt pala bubuk),
8 sdm kecap manis,
4 sdm saos tomat,
750 ml air (tambahkan bila perlu),
3 sdt garam,
2 sdt gula,
2 buah kentang, kupas, iris tipis,
setengah buah tomat, iris,
1 lembar seledri,
2 lembar daun bawang,
bawang goreng untuk taburan.

Cara membuat:
1. Campurkan bahan bola daging jadi 1 sampai rata, bentuk bulat bakso.
2. Panaskan margarine lalu goreng bola-bola daging sampai berubah warna. Sisihkan.
3. Panaskan setengah bagian margarine sisa menggoreng bola daging lalu tumis bawang merah, bawang putih, dan pala sampai wangi.
4. Tambahkan sisa bahan lainnya, lalu masak sampai kentang empuk.
5. Masukkan bola daging, aduk rata.
6. Hidangkan dengan ditaburi bawang goreng.

Tips:
Cincang daging sampai halus agar si kecil ga kesulitan mengunyah.
Tambahkan merica pada adonan bola daging dan kuah jika suka rasa lebih pedas.

Tuesday, October 9, 2012

Biaya Pendidikan Sekolah

Saat ini Aliva sudah masuk play group. Dan memang ingin rasanya mengkoreksi biaya masuk yang ku nilai wow itu.. x_x

Biaya pendidikan sekolah untuk uang masuk PG aja sudah 2 jutaan.. dan bulanan nya 200ribuan..

Dan tadi baru abis browsing biaya pendidikan untuk uang masuk SD Islam yang katanya bagus sekitar 9 jutaan.. masyaAllah.. sudah harus mulai nabung berarti yaa.. :'(

Ya Allah swt,
Ridhoilah usaha kami
sebagai orang tua dari anak yang Kau amanahkan pada kami..

Jadikanlah ia anak sholihah, cerdas, dan sehat selalu,,

Jadikanlah ia muslimah yang bermanfaat ilmunya, mulia akhlaqnya, barokah hidupnya..

dan selamatkanlah ia dan kami semua dari fitnah dunia dan siksa akhirat.

Aamiin..


Manfaat Teh Hijau

Sumber: Yahoo

Selain minuman yang menyegarkan, teh hijau juga memiliki banyak manfaat lain. Berbagai kandungan dalam teh hijau sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Teh hijau terbuat dari daun teh yang belum difermentasi. Karena itu kandungan alaminya masih sangat terjaga. Satu gelas teh hijau mengandung setidaknya 50-150 mg polifenol, zat antioksidan yang kaya manfaat. Bahkan kandungan antioksidan dalam teh hijau lebih besar daripada seporsi bayam, brokoli, atau stroberi. Selain itu, teh hijau mengandung banyak mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk tubuh.

Menurut peneliti dari University of Maryland Medical Center, Amerika, Kandungan antioksidan dalam teh hijau mampu menangkal efek radikal bebas yang merusak tubuh. Dengan kandungan antioksidan yang tinggi, teh hijau dapat membantu memperlambat proses penuaan, mengurangi risiko kanker, dan penyakit jantung. Selain baik untuk kesehatan, teh hijau juga memiliki banyak manfaat untuk kecantikan.

Pelindung alami dari sinar matahari
Baik sebagai minuman maupun dioleskan pada kulit, teh hijau memiliki efek perlindungan terhadap sinar matahari. Jika ingin digunakan langsung pada kulit, seduh dua sendok makan daun teh hijau. Biarkan sampai dingin lalu saring dengan bahan kain yang lembut. Gunakan kain yang basah tersebut untuk mengompres bagian yang akan terkena sinar matahari. Biarkan sampai kering. Lakukan ini setidaknya 30 menit sebelum terpapar sinar matahari. Menurut studi yg diterbitkan di "Journal of Photochemistry and Photobiology", kandungan teh hijau mampu melindungi kulit dari penuaan dini yang disebabkan oleh sinar ultraviolet B (UVB).

Mengatasi mata panda

Kurang tidur seringkali menyebabkan kantung mata atau mata bengkak. Hal ini bisa juga diatasi dengan kandungan tanin yang terdapat dalam teh hijau. Gunakan bekas kantung teh hijau yang sudah diseduh. Kompres di atas mata yang tertutup selama 20 menit. Kandungan tanin bisa membantu mengurangi bengkak dan mengembalikan kesegaran kulit di sekitar mata.

Menyuburkan rambut
Studi yang dilakukan ilmuwan Korea di National University College of Medicine menemukan epigallocatechin-3-gallat yang terkandung dalam teh hijau bisa membantu meningkatkan kesuburan rambut. Teh hijau juga terkenal meningkatkan metabolisme yang bisa turut merangsang pertumbuhan rambut. Beberapa produk rambut seperti serum atau shampo juga sering menggunakan panthenol yang terkandung dalam teh hijau. Panthenol bisa membantu memperkuat rambut dan mengurangi risiko rambut bercabang.

Jerawat dan muka berminyak
Kandungan antioksidan, mineral, dan vitamin yang ada di dalam teh hijau, bisa menciptakan toner alami yang sempurna untuk mengurangi minyak berlebih pada wajah. Tuangkan teh hijau pada cetakan es lalu masukan dalam freezer. Setelah terbentuk menjadi es, gunakan satu blok pada wajah setiap hari dengan mengoleskannya secara merata. Lalu, diamkan hingga kering. Masker wajah dari teh hijau juga dipercaya bisa mengurangi jerawat. Kantong teh yang dikompres langsung pada jerawat atau membuat masker daun teh hijau yang dicampur dengan putih telur dipercaya bisa mengurangi timbulnya jerawat. Tentunya perawatan ini harus dilakukan secara teratur.

Cara terbaik menikmati teh hijau

Perawatan luar dengan teh hijau akan semakin maksimal jika didukung dengan konsumsi teh hijau secara teratur. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari meminum teh hijau, perhatikan poin-poin berikut:
1. Gunakan air hangat, bukan air mendidih untuk menyeduh teh hijau. Air yang terlalu panas bisa merusak kandungan antioksidan pada teh hijau sehingga menghilangkan manfaatnya.
2. Seduh teh hijau maksimal selama 2 menit. Menyeduhnya terlalu lama akan merusak rasa aslinya. Jika ingin memperoleh rasa yang kuat sebaiknya tambahkan daun teh atau kantung teh saat menyeduh, bukan dengan membiarkan menyeduhnya lebih lama.
3. Jangan aduk teh hijau saat sedang menyeduhnya. Tindakan ini bisa membuat rasa teh hijau menjadi pahit.
4. Hindari mencampur teh hijau dengan susu. Kandungan susu bisa mempersulit penyerapan polifenol yang kaya manfaat.

Sunday, October 7, 2012

Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak

Metode Rumah Qurani: Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak ->Hambatan dan Masalah yang mungkin timbul (tamat)

Tips Mengaji (Mengkaji) Quran bersama anak ->Hambatan dan Masalah yang mungkin timbul (tamat)
by Rumah Qurani on Wednesday, August 18, 2010 at 10:39am
'Ternyata, jadi orang tua itu susah ya
Aku baru satu hari aja sudah repot sekali
Gimana kalau ibu, mamah, yang tiap hari ngurusin aku
nolongin aku dari bayi sampai segede ini?'
Cuplikan monolog Rani dari CD ayat akhlaq terhadap orang tua ini, memang benar. Menjadi orang tua itu memang gampang-gampang susah. Apalagi mengajarkan Quran. Maaf bila memang notes ini terkesan personal sekali, dan mohon teman-teman yang juga punya pengalaman mengajarkan quran pada anak, ikut menyumbang saran.

Hambatan yang mungkin timbul
  1. Sulit mencari waktu bersama anak. Ini hambatan nomer satu. Misal, ketika sakit dan masuk rumah sakit. Kebiasaan mengaji bersama bayi yang terputus karena ini, bisa jadi tidak bisa dikembalikan lagi. Kalau bekerja, masa gak bisa menyisihkan waktu untuk pulang lebih cepat untuk anak? Tips mengatasinya : Mau tidak mau, suami harus menggantikan peran kita disini, bergantian. Kalau nggak bisa, diusahakan yang dititipi mengerjakannya. Tapi, usahakan setelah kita bisa, lakukan sendiri.
  2. Suami/Istri tidak menjadi teladan dalam hal mengaji dan shalat. Bisa jadi, ketika kita dan anak shalat, pasangan enggan shalat/sedang tidak shalat. Tips mengatasinya : Diluar pendengaran/pengetahuan anak, bujuklah pasangan untuk shalat dan mengaji, meski cuma pura-pura didepan anak. Dengan rendah hati, katakanlah bahwa kita tidak bisa sendiri dalam mendidik, peran dia jauh lebih utama. Biarlah kita tidak sebaik yang dicita-citakan, tapi mudah-mudahan anak kita lebih baik dari kita, hingga bisa menjadi syafaat buat kita. Insyaallah ini akan menumbuhkan hidayah tersendiri.
  3. Ada acara TV yang sangat menarik untuk anak di jam mengaji  tips mengatasinya : terpaksa kita mengalah dulu, pindahkan waktu mengaji, sampai kita bisa menghentikan seluruh keluarga menonton TV dengan berbagai alasan (dirusak aja TVnya.. eh lho :P..)
  4. Ketergesa-gesaan. Ketergesa-gesaan membuat keadaan jadi tak terencana, dan parahnya,sekali ketergesaan, bisa menghancurkan sebuah kebiasaan. Misal, tanpa bersiap-siap, kita mengajak anak kita shalat. Ketika dia menginginkan mukena dan sajadah, keduanya belum disiapkan, dan entah disimpan dimana. Kita sibuk mencarinya, sedangkan anak sudah mulai kesal dan tidak sabar, akhirnya dia menangis, dan kita stress. Gagallah acara shalat bersama anak, dan setelah itu, dia jadi enggan shalat sama-sekali. Tips mengatasinya : Jangan tergesa-gesa. Untuk kasus contoh ini, belilah mukena yang persis sama dengan punya istri/punya kita, biar dia meniru. Shalatlah berjamaah didepan dia, (dengan mukena yang sudah siap pakai/sajadah yang siap pakai disimpan di samping kita) setiap hari, hingga lama-lama dia tertarik sendiri. Bila anak punya mainan kesukaan, jajarkanlah mainan itu di sajadah tersndiri, seolah mereka ikut shalat berjamaah.
  5. Ketidaksabaran ketidak sabaran bisa membuat kita jadi gampang marah pada anak, dan akhirnya anak jadi takut shalat/takut ngaji, bukannya semangat. Tips mengatasinya Perbanyaklah riyadhah pribadi, bila perlu, puasa daudlah. 
  6. Ketakutan/keminderan pribadi. Sering kita minder bahwa kita tidak punya ilmu cukup untuk mengajari anak. Ketakutan ini sangat baik kok, tapi jangan jadi hambatan dalam mengajar anak. Tips mengatasinya : yakinkanlah diri sendiri bahwa ini juga sarana untuk belajar. Perbanyaklah belajar quran, bahkan kalau perlu, ikutilah kelas belajar quran untuk memperbaiki bacaan.
  7. Kemalasan dan kesombongan. Kadang kita mengemukakan berbagai alasan bahwa kita tidak bisa mengajari anak al quran. Tapi sebenarnya terkadang yang ada dalam diri kita adalah keengganan, ketakaburan dan kemalasan. Tips mengatasinya : Berargumenlah dengan diri kita sendiri, apakah kita dapat menjawab pertanyaan malaikat tentang kewajiban kita mengajari anak? apakah kita dapat menolong diri kita dengan amal kita pribadi, tanpa syafaat/pertolongan dari doa anak yang shaleh? Hitunglah amal kita secara kasar, dan bandingkan dengan dosa kita, dari besar sampai kecil. Kira-kira  amalan kita berat kemana?
  8. Kurang referensi Di pelosok, atau di luar negeri, buku-buku penunjang seperti konkordansi quran, asbabun nuzul, tafsir, mungkin menjadi sesuatu yang sulit didapatkan. Pengajian juga sesuatu yang amat sulit dicari. Tips mengatasinya : Saat ini ada internet yang bisa menjembatani jarak. Ada toko online, dan ada juga tafsir online. Silahkan dicari sendiri, hanya saja yang berbahasa indonesia mungkin agak sulit :). Pengajian online juga ada.
Masalah yang mungkin timbul
  1. Rutinitas terputus dan anak menjadi enggan. Bila rutinitas terputus karena masalah2 kecil maupun besar, selama beberapa hari, atau bahkan minggu, atau bahkan bulan, memulainya lagi agak sulit, apalagi kalau ada kegiatan menarik yang menggantikan. Tips mengatasinya : SABAR, sabar, sabar. Berdoalah pada Allah agar Ia menolong menyambungkan lagi kebaikan yang telah terputus. Ikuti flow anak, tapi, berilah contoh sebanyak-banyaknya pada dia. Shalatlah didekat dia, ngajilah didekat dia, meskipun dia sedang tidur. Terus ajak dia setiap hari, tapi bila dia enggan dan memaksa kita mengikuti kegiatan dia, ikuti saja.
  2. Pernah memarahi dan memaksa anak waktu mengaji/mengajak shalat dan kemudian dia menjadi enggan shalat dan menolak mengaji. Tips mengatasinya : Sabar (kata ini akan sering berulang). Mintalah maaf pada anak, dengan tulus. Katakan pada dia 'dek,  Makasih yah, sudah jadi anak yang baik buat ibu/bapak. ibu/bapak sayang banget sama adek. maafkan ibu/bapak yah, kemarin marah-marah. Ibu/bapak pengen banget Adek disayang Allah, pengen banget adek jadi anak baik. Tapi ibu/bapak nggak sabaran. Maafin ibu/bapak yah? Semoga, ibu/bapak bisa menjadi ibu/bapak yang paling baik buat adek, seperti adek juga jadi anak baik buat ibu sama bapak'. Terus beri contoh pada dia seperti tips diatas, tetapi jangan mengajak pada kesempatan pertama/kedua. ajaklah setelah suasana menjadi benar-benar dingin, misal setelah 1 minggu lebih. Bisa jadi masih gak mau setelah satu-dua bulan. Nggak apa-apa, bersabarlah terus, teruskan memberi teladan.
  3. Ada acara/kegiatan lain yang amat menarik buat anak setiap saat mengaji biasanya ini karena kebiasaan menonton saat maghrib misalnya, atau semacam itu. mengubahnya adalah suatu tantangan yang beraat sekali. TIps mengatasinya Biarlah kita yang shalat dan mengaji didekat anak yang sedang nonton /bermain /beraktifitas, nanti saja pas bagian doa bersama, mintalah dia ikut berdoa.

Overall dari tips ini, ketika kita bersama anak berhasil mengatasi masalah shalat dan mengaji yang terputus ini, keluarga kita layak mengadakan syukuran kecil-kecilan, bahkan layak diberi hadiah liburan bersama. Tentu dengan menyebutkan bahwa ini adalah reward dari berhasilnya kita mengatasi hambatan dan masalah bersama, dan kita berharap akan bisa melangsungkan kebiaasan baik ini seterusnya.

semoga bermanfaat
tips mengaji (mengkaji) quran pada anak untuk ortu bag 2
by Rumah Qurani on Tuesday, August 17, 2010 at 11:31am
sambungan dari notes sbelumnya

Tips untuk orang tua dalam mengajarkan quran pada anak, dari bayi sampai besar
  1. Sedapatmungkin, meski sangat berat, hentikanlah menonton TV, terutamainfotainment dan sinetron. Terlalu besar tarikannya menjauhi al Quran.Setelah diri sendiri berhenti menonton, usahakanlah anak untuk jugaberhenti nonton, atau sedikitnya, batasi mereka, hanya hari minggusaja. Beri reward dan punishment, yang juga berlaku untuk diri sendiri
  2. Kenalirentang waktu perhatian setiap usia anak. Bayi hanya tahan sekiandetik, terus meningkat hingga dewasa. Waktu mengaji bersama anak,jangan sampai melewati rentang waktu ini, atau anda akan mengalamikesulitan yang paaanjaaang resikonya. Bahkan, bisa jadi anda tidak bisamengadakan acara ini lagi untuk waktu yang cukup lama.
  3. Kenalitanda-tanda kebosanan pada anak, dan kejenuhan. Awas. BEgitu terlihat,hentikan acara, dan mainlah bersama anak, habis-habisan.
  4. Dekatianak, jangan takut untuk kekanak-kanakan, atau kebayi-bayian. Anda akanditeladani dan dicontoh, apabila anda dekat dengan anak.
  5. Quranadalah sinar, bila kita ingin menyampaikan/melalukan sinar itu padaanak kita, kita sendiri harus menjadi bening, hingga sinar itu bisalewat. kekanglah nafsu dan beningkan hati anda.
  6. Perbanyaklahtadarus pribadi, dan bila sanggup, dawamkanlah shalat malam. Semakinbanyak riyadhah kita, semakin baik riyadhah kita, maka insyaallahsemakin sabar kita menghadapi anak dan mengajarinya, insyaallah semakinmudah kita mengatasi godaan dan rasa frustasi.
  7. Banyak-banyaklahmeminta pertolongan pada Allah. Ingat, tugas kita hanyalah menyampaikanayat Quran. Hidayah pada anak kita, hanya Allah yang berhak danberkuasa tentang itu. Pasrahlah pada Allah, meski ini hal yang amatsulit. Banyaklah bersedekah, semampunya, untuk mengasah keikhlasan dankesabaran anda.
  8. Koleksilah konkordansi Quran, zekr atau quran chm
  9. Sempatkan membaca-baca tafsir dan asbabun nuzul
  10. Lebih baik, dan lebih afdhal bila orang tua mengikuti pengajian tafsir al Quran.
  • Di Jakarta, ada pengajian pak Quraish shihab (PSQ, CIputat, tangerang),
  • di Bandung, ada pak Kiai Muhtar Adam (Ponpes Babussalam, ciburial, dago atas), pak afif muhammad
  • Semarang ada Qiraati, Pekalongan (habib ali masih ada ga sih?)..
  • Dansebagainya.. silahkan lengkapi dan tanyalah ke pesantren terdekat,adakah kajian tafsir al Quran? saya yakin ada. DI luar negeri sayakurang tahu :)
Mengajari Quran pada anak, adalahproses yang menyenangkan, dan mendidik. Bukan cuma anak, atau tepatnya,justru yang mendapatkan pendidikan paling banyak, adalah orang tua,kita! Semakin kita berusaha mengajarkan Quran, semakin kita ditantang,dan diasah untuk lebih banyak mendekati quran, lebih banyak melawannafsu, lebih banyak memacu diri, untuk menjadi muslim yang baik, untukmenjadi mukmin/mukminat.

AYO KAMU BISA! (btw note ini kepanjangan gak sih?)
semoga usaha kita ini diridhai Allah dan ditolong-Nya. amin

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426430224089187/

Tips mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita

Metode Rumah Quran: Tips mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita

Tips mengajarkan islam pada bayi dan balita (1) : Doa sehari-hari
by Rumah Qurani on Friday, August 20, 2010 at 5:50pm
Mengajarkan doa pada anak, sebenarnya sederhana saja. Bacakan dan biasakan doa itu sejak dia bayi, bahkan dalam kandungan. Ada yang menjual poster-poster doa. Ya, itu membantu, tapi kurang efektif.

Tips mengajarkan anak berdoa
  1. Dalam kandungan. Biasakanlah mengajak anak dalam kandungan untuk berdoa pada saat-saat anda berdoa. Misalnya, mau makan, katakanlah 'Dek (sebaiknya sudah ditentukan nama), kita mau makan. Ayo baca doa dulu.. Allahumma.. dst'. Perdengarkanlah doa dengan cukup jelas, jangan dalam hati.
  2. Bayi, belum bisa bicara. Biasakan selalu berdoa dulu sebelum mengajak dia beraktifitas, misalnya mau menyusui dia, bilang dulu 'doa makan dulu yaa..' Allahumma dst.. baru susui. Sebelum tidur, sambil disusui, bilang 'ngantuk ya dek, sebelum tidur, berdoa dulu ya.. 'Bismika allahumma ahya dst'
  3. Bayi, setelah bisa mengeluarkan satu dua suku kata. Terus biasakan berdoa sebelum aktifitas, tetap kita yang berdoa dengan cukup jelas, tapi biarkan dia menyelesaikan akhirnya. Misal Allahumma barikla... (na -anak-) fiimaa rozakta (na -anak) dst. Bertepuk tanganlah dan bergembiralah ketika kita dan anak berhasil menyelesaikan doa bersama-sama, dan pujilah dia.
  4. Telah bisa bicara. Teruskan kebiasaan kita yang melafalkan doa, tapi potongan akhirnya makin banyak. Allahumma.. (Bariklana -anak-) fiima razak (tana anak) waqinaa adza ban? (naar -anak-). tetap tepuk tangan dan pujilah anak
  5. Telah bicara lancar. Bila mengikuti aktifitas dalam keluarga, misalnya makan barengan, ajak semuanya mengucapkan doa bersama-sama bersama balita. Bertepuk tanganlah bersama-sama, memuji anak yang ikut berdoa sama-sama.
  6. Telah bicara lancar. Bila beraktifitas sendiri, tanya dulu 'doa makan gimana ya?' dan ketika anak berdoa dengan lancar, pujilah ia. bila tidak lancar, bantu sedikit dibagian yang macet, tapi tetap tepuk tangan dan pujilah bila selesai.
  7. Ajarkanlah doa yang biasa anda lafalkan. Jangan terlalu muluk-muluk mengajarkan doa yang panjang-panjang yang kita sendiri tidak biasa. Ajarkanlah yang pendek-pendek dan biasa kita lafalkan. BIla ingin lebih bisa dari kita, kita sendiri yang harus terlebih dahulu membiasakan diri untuk melafalkan doa tersebut (misal dengan menempel kertas bertuliskan doa ditempat yang ingin anda biasakan)
  8. Untuk munajat, lebih pas diajarkan pada bayi yang belum bisa bicara. Biasanya bayi umur 0-3 bulan jam 3 subuh-an bangun dan menangis. Setelah mengganti popok/sambil menyusuinya, ajaklah dia bermunajat, dengan menggendong/memeluknya sambil membaca munajat pada Allah. Tumpahkan perasaan anda seperti biasanya. Jangan malu menangis didepan anak. Ini bukan riya, ini pendidikan. Kalau bayi sudah mulai bicara dan sudah ada maunya, jangan memaksakan diri mengajak dia bermunajat.
Semoga bermanfaat

mengajarkan islam pada bayi dan balita (2) Nyanyian pengiring bayi
by Rumah Qurani on Monday, August 23, 2010 at 10:32am
Nyanyian, baik nyanyian pengiring tidur maupun pengiring main (sambil menggoyang-goyang/melonjak-lonjakkan bayi) adalah cara yang sangat efektif untuk memasukkan nilai-nilai islam pada saat-saat pertama bayi di dunia. Tentu saja tidak sembarang nyanyian, tapi nyanyian yang mengandung nilai-nilai keislaman. Jangan salah, lagu-lagu daerah juga banyak lho yang mengandung nilai-nilai islam. Kebetulan, yang baru dibahas disini hanya 3 daerah, mungkin ada yang bisa menyumbang list dari daerah lain? :)

Daftar nyanyian pengiring tidur yang mengandung pendidikan islam
Poin penting dari nyanyian berikut ini adalah : temponya lambat, sehingga layak untuk membuat tidur,
  1. Jawa : kidungan ronggowarsito, sunan kalijaga, lir ilir biasanya menceritakan tentang jalan hidup islam, para khalifah, perjuangan diponegoro dll..
  2. Aceh : Mungkar nakir, hasan wal husain dst, kebanyakan menceritakan tentang alam kubur, konsekuensi perbuatan manusia dan kecintaan pada Rasulullah
  3. Sunda : Sinom keur barudak, carita munding (dangdanggula), lebih ke akhlaq pada orang tua, pada sesama manusia, pada binatang dst.
  4. Do'a-doa : Doa abu nawas, doa nabi adam, doa tamat quran
  5. Shalawat  : banyak .. :)
Daftar nyanyian pengiring main yang islami
Poin penting dari nyanyian berikut ini adalah tempo yang cepat, hingga temponya pas untuk meloncat-loncatkan bayi. Untuk didalam kandungan, lakukan saja gerakannya sendiri, misal sambil mandi. Insyaallah begitu lahir, anak jadi kenal nyanyian tersebut. Berikut nyanyian bersama gerakannya
  1. Cuci dua tangan (dari rumahqurani) : lirik adalah tahapan wudhu, sedangkan gerakan, gerakan berwudlu
  2. Terimakasih Allah : Lirik :
aku bersyukur aku punya tangan (tepuk 2x), punya tangan (tepuk 2x), punya tangan (tepuk 2x)aku bersyukur aku punya tangan, trimakasih Allah

kata tangan diganti-ganti dengan kaki, perut, dll, sambil menepukkan tangan ke anggota badan yang dimaksud
3. Ayah ibu (dari rumahqurani) : Lirik menyebutkan jasa ayah dan ibu, gerakan isyarat ayah (kumis) ibu (kerudung). Slalu menolongku (isyarat menyuapi). Dari kecil (jongkok) hingga kubesar (berdiri) Kini giliranku (menunjuk diri sendiri) bantu mereka. Apa yang kubisa, kan kulakukan (loncat)

4. Main perahu-perahuan (tahukan, pake sarung, anak-anak masuk kedalamnya). Melodi dari row-row-row your boat, tapi lirik diganti dengan 'perahu selamat, prahu nabi nuh.. masuklah masuklah, masuklah agar selamat!'

5. Perhatikan tembang-tembang dolanan jawa, biasanya beberapa ada yang mengandung nilai-nilai keislaman. Coba cari dan perhatikan liriknya untuk dinyanyikan dan dimaikan bersama anak anda

Berikut ini salah satu Lagu pengiring nyanyian bayi bahasa sunda, silahkan ganti dengan bahasa daerah masing-masing. Ini satu lagu dengan shalawat 'yaa rabbibil mustafa' tapi versi mellownya, jadi biasanya disambungkan setelah shalawatan, atau duluan.

Yang iyang (nama panggilan bayi) anak ibu(atau bapak kalo yang nyanyi bapak)
Iyang (nama) enggal bobok yang, engke ngimpen cing sae..
ngimpen pependak rasul..

pami pependak rasul, ibu (bapak) nitip salam yang
tong hilap nyungkeun pidua..
salamet dunya aherat

arti
yang iyang (nama bayi) anak ibu (bapak)
iyang (nama) cepet bobo yang, nanti mimpi yang bagus
mimpi ketemu rasul

kalau ketemu rasul, ibu (bapak) titip salam ya
jangan lupa minta doa
selamat dunia akhirat

semoga berguna

mengajarkan islam pada bayi dan balita (3) Mengenalkan Allah
by Rumah Qurani on Friday, September 3, 2010 at 6:20am
Assalamualaykum, teman-teman pecinta quran! Mohon doa kesehatan dan kesempatan selalu menghinggapi kita semua, sehingga esok hari, notes-notes rumahqurani tak lagi terlambat :)

Nah.. sebenarnya, bagaimanakah mengenalkan Allah pada anak? Sebelumnya kita bahas dulu, kunci agar anak berprasangka baik terhadap Allah, dan mengingatNya sebagai Dzat yang paling layak kita ingat.
  1. Berpijak pada Rahman dan Rahim. Ingatlah selalu bahwa Allah itu sangat menyayangi kita. Selalu kaitkan semua pelajaran ibadah, tauhid, bahkan apapun yang kita ingin kenalkan tentang Allah dan islam, dengan kasih sayang Allah. 
  2. Kitalah yang membutuhkanNya, bukan sebaliknya. Ingat, Ibadah kita, segala yang kita lakukan adalah untuk diri kita sendiri. Allah sama sekali tidak memerlukannya. Kitalah yang memerlukan shalat, kitalah yang memerlukan puasa, semua perintah Allah adalah full untuk kepentingan dan kebutuhan kita. Dan inilah yang kita tekankan pada anak. Bacalah buku-buku hikmah shalat, puasa, dan anda akan menemukan bahwa Allah memerintahkan itu, untuk kebaikan manusia sendiri. Bila anak bertanya tentang mengapa kita melakukan suatu ibadah, inilah jawaban anda, dan jangan menjawab karena diancam neraka/siksa.
  3. Kita sangat berhutang budi padaNya. Berapa banyak nikmat Allah yang telah diberikan pada kita, baik secara sadar, tidak sadar, ataupun tersembunyi? Ingatlah dan sebutkan kebaikan Allah pada kita, setiap saat, setiap detik. Inilah yang menjadi landasan untuk berterimakasih padaNya lewat shalat, dzikir dan ucapan syukur. Bila anak anda bertanya mengapa harus shalat, mengucap alhamdulillah, sedang putus asa atau bersyukur atas sesuatu maka inilah landasan jawaban anda.
  4. Tiada sesuatu yang terjadi melainkan dengan izin dan pertolonganNya. Ketika suatu doa terkabul, atau suatu nikmat terjadi pada anak, maupun pada kita semua, jangan lupa untuk mengkaitkannya dengan pertolongan Allah. 
Tips mengenalkan Allah pada anak.
Jangan lupa, bahwa bayipun mengerti perkataan kita. Jadi, meski anak kita belum bisa berbicara, terangkanlah pada dia, seolah dia ikut berbicara. Percayalah bahwa dia mengerti setiap kata yang kita ucapkan. Jangan lupa untuk menggunakan kata yang sesederhana mungkin.
  1. Selalu menyebut-nyebut nikmat Allah yang diberikan pada kita  bila sedang bersama anak (bayi), dan dia tidak sedang asik bermain, sibukkanlah diri kita untuk menunjukkan berbagai nikmat Allah yang diberikan pada kita, baik berupa fisik maupun non fisik. Selalu akhiri dengan kata 'Allah baik yah dek?'
  2. Ketika anak sedang tertarik pada suatu makhluk hidup, jangan lupa untuk membahas nikmat Allah yang diberikan pada makhluk hidup itu. Misal, anak sedang senang pada kura-kura, atau ikan. Maka, bahaslah bahwa ikan itu hidup di air. Kalau ngga ada air, ikan bisa mati. SIapakah yang menciptakan air? Allah. Alhamdulillah bahwa Allah sayang pada si ikan, sehingga diciptakannya air untuk bernafas ikan itu. ikan itu makannya tumbuhan air. Siapakah yang membuat tumbuhan air dan menumbuhkannya? Allah.. dst, dst.. hingga suatu saat ketika ada adik bayi lahir/tetangga melahirkan, bahaslah bahwa Allah memberikan nikmat apa saja pada si bayi, yang nantinya akan besar menjadi seperti kita (anak dan orang tua). Jangan lupa untuk selalu mengakhiri dengan kata kunci 'Allah baik ya?'
  3. Ketika anak sedang senang pada suatu jenis masakan, ceritakanlah perjalanan masakan itu pada kita. Dari hewan/tumbuhan apakah masakan itu, diolah seperti apa, lalu dimasak seperti apa, hingga sampai di meja makan. Sebutkanlah peran serta Allah disana.
  4. Ketika anak diberi mainan/hadiah oleh siapapun, ceritakan perjalanan hadiah itu hingga ketangannya. Sebutkan peran serta Allah disana. selalu akhiri dengan kata kunci
  5. Ketika merayakan ulang tahunnya, sebutkanlah berbagai nikmat Allah yang telah diberikan padanya
Ingat, lakukan hanya bila keadaan sedang mendukung, anak sedang dalam kondisi senang, dan tidak dalam kondisi bosan atau capek dengan perkataan kita
Semoga bermanfaat

Mengajarkan Islam pada bayi dan balita (4) Shadaqah dan Zakat
by Rumah Qurani on Saturday, September 4, 2010 at 7:00am
Assalamualaykum.. teman-teman pecinta quran! Bagaimana sudah khatam? :) ayo, bersemangat untuk yang belum!
Mengajarkan shadaqah pada anak, berpedoman pada ayat
                    وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا ٢٩
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya  karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (Al Isra 29)
Jadi kita harus mengajarkan supaya dia tidak bakhil, tetapi juga tidak terlalu royal. Pengaturan ini memang agak sulit, tetapi insyaallah Allah akan membantu mereka yang ingin mengajarkan jalanNya.

Tips mengajarkan Shadaqah pada bayi dan balita
  1. Bawa anak (bayi, balita) ketika memberikan shadaqah atau zakat
  2. Bersihkanlah hati anda sebaik-baiknya dahulu ketika ingin memberikan shadaqah. Usahakan memberikan dengan hati seikhlas mungkin. Anggaplah itu buang sampah, buang sial. Perasaan kita akan terbaca oleh bayi, karena mereka sangat peka akan perubahan jiwa kita. Ini adalah pendidikan tentang ikhlas secara langsung.
  3. Tunjukkanlah akhlaq yang benar ketika memberikan shadaqah, yaitu raut muka yang menunjukkan keramahan, tidak menuntut sesuatu pada yang diberi, dst
  4. Setelah agak jauh dari yang diberi shadaqah/zakat, hingga kira2 sudah tidak terdengar, ceritakanlah pada bayi dan balita apa yang anda lakukan tadi. Dek, tadi bapak ngasih baju sama uni lina. Uni lina lebih butuh baju itu daripada bapak, jadi bapak kasih. Baju itu juga senang loh, dikasihin, karena dia nanti akan jadi baju super. Baju super yang akan melindungi bapak dari api neraka. Bapak juga senang, nanti jadi punya baju super di akhirat. Lagian, bapak senang melihat orang lain senang. Liat adek senang juga bapak senaaang sekali. Sama, liat uni lina senang juga bapak senang.Allah juga senang liat bapak nolongin uni lina, karena Allah sayang kita semua. Sayang uni lina juga. Allah senang sama orang yang baik sama makhluknya. Allah nanti ngasih hadiah loh, sama orang baik. Senang yah? Baik yah Allah! Nanti adek juga ngasih sama orang ya? Biar disayang Allah dan dapet hadiah dari Allah, asyik kan?
  5. Biasakan anak berteman dengan siapapun, dari berbagai strata, miskin ataupun kaya, yatim ataupun berorangtua lengkap. Ceritakanlah keadaan mereka semua pada anak, tanpa sepengetahuan temannya. Pancinglah simpati dari anak anda untuk mereka yang memang patut dikasihani, seperti anak yatim, anak miskin, tetapi jangan berlebihan dan jangan mendramatisir. Ceritakan apa adanya saja, seperti menerangkan burung atau bunga. Berilah dia pengertian bahwa Allah menciptakan kita berbeda-beda, agar kita saling mengenal dan saling menolong. Siapapun butuh pertolongan orang lain suatu saat. Jadi kita harus menolong orang, karena suatu saat, kita pasti membutuhkan pertolongan orang lain.
  6. Ketika anak memiliki sesuatu yang berlebih, misalkan makanan, tawarkanlah padanya untuk memberikannya pada temannya.  Ketika anak sudah dibelikan baju baru, ajaklah dia memilih bajunya untuk teman-teman yang kekurangan. Tuntunlah dia untuk memilihkan baju yang layak pakai.
  7. Bila suatu saat dia memilih baju barunya untuk diberikan pada orang lain, atau memberikan seluruh eskrim kesukaannya pada temannya, biarkan sesekali. Ingat, ini adalah tanda yang baik. Pujilah dia, meskipun hati anda mengkal :) Lalu terangkan 'Dek, wah, mamah senang liat adek ngasih barang yang adek senangi sama teman adek. Hebat! Berarti adek sudah HUEBAT dipandangan Allah. kita memaksudkan ayat ini ("Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cinta. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah Mengetahui"". (Qs. 3 : 92))
  8. Pada saat esoknya dia bersegera memberikan barang yang buanyak lagi.. nah, ini saatnya ngerem. Dek, ngasih ke orang lain itu baik, tapi jangan terlalu royal, nanti kita menyesal. Kan kalau dikasihin terus-terusan  jadi habis. Kalo adek gak punya baju sama sekali gimana? Udah ya dek. Kemarin adek sudah hebaaat banget. Jangan sampai kita menyesal ngasih sama orang, atau dimanfaatkan orang. Kalau kita menyesal, hadiah dari Allahnya berkurang loh. Jadi memang tidak boleh berlebihan ya nak. Nanti lagi ya, kalau kita punya kelebihan, baru ngasih ke orang. Oke?
  9. Jangan berlebihan ngerem, misal dengan menunjukkan sikap begini. 'Dek, eskrimnya dimakan dirumah aja ya, nanti dihabisin temen-temen' Dari pengalaman, reaksinya akan berlebihan, menjadi peliiit banget ha ha ha. Tapi kalau itu terjadi, ya sudahlah, hanya sebentar kok.
  10. Sedapat mungkin, ajarkan untuk tidak pamer berlebihan (karena anak sangat suka pamer) pada teman yang berkekurangan.  Apalagi menunjuk-nunjukkan makanan yang tidak bisa dibagi. Misal, es krim kecil satu porsi yang muahal yang dibelikan neneknya. Laranglah dia untuk makan didepan teman-temannya (bila neneknya tidak rela barang itu dibagi) . Bilang bahwa mereka tidak punya uang, dan sulit sekali untuk membeli barang/makanan itu. Seandainya dipamerkan, dan dia tidak boleh main/makan itu, dia akan saaangat sedih. Kasian kan? Makanya, sebaiknya, pilihlah baju bermain dari baju yang berharga tidak terlalu mahal, hingga setara dengan teman-temannya. Tetapi ini bukan paksaan kok. Siapapun tahu, bahwa mendandani anak, apalagi anak perempuan, adalah hobi nenek, kakek, dan orangtuanya. :)
Teori memang gampang he he he.. praktiknya akan lebih sulit. Tapi insyaallah seiring dengan waktu, we'll get the hang of it. Semoga Allah menuntun kita mendidik anak kita, dan...
Semoga bermanfaat

Mengajarkan Islam pada bayi dan balita (5) Berfikir logis
by Rumah Qurani on Friday, September 3, 2010 at 8:33am
Sebelum mengajarkan Tauhid, kita mau tidak mau harus mengajarkan anak berfikir logis. Mengapa? Karena keesaan Allah, dan kemestian adanya Pencipta, tidak bisa dikenalkan tanpa anak mengenal aturan sebab akibat.

Sebaiknya anak dalam pelajaran Tauhid, dapat menemukan Allah secara logis dengan akalnya, menggunakan aturan sebab akibat sederhana. Ini adalah pencegahan, agar pada saat dia dewasa nanti, dia tidak lari pada pendapat bahwa agama adalah terpisah dengan urusan dunia (sekuler) atau lari pada kesimpulan bahwa Tuhan tidak ada dan dunia ini terjadi dengan sendirinya (atheist), atau agama tidak logis, jadi tidak perlu dimengerti, dan menjalankan ritual karena kebiasaan saja kalo surga beneran ada dia untung, kalo gak ada, ya tidak rugi (oportunist).

Dengan meyakinkan bahwa Allah itu benar-benar bisa ditemukan dengan akal, secara pemikiran, sejak kecil dia sudah haqqul yakin bahwa Allah memang ada, dan benar-benar bisa dibuktikan dengan akal. Dengan demikian, dia juga sudah haqqul yakin bahwa Islam adalah way of life, dan bukan sekedar ritual yang menjadi hiasan belaka, dan quran adalah benar-benar penuntun dan petunjuk kehidupan, bukan sekedar mantra saja.

Ini adalah bekal yang penting dalam pengajaran akhlaq qurani nantinya.
Patokan
  1. jelaskan segala sesuatu dengan apa adanya, tidak dibuat-buat. 
  2. Bila bahasanya terlalu tinggi, pakailah analogi dengan hal yang sederhana. 
  3. Percayalah bahwa anak merekam semuanya, dan mengerti. Selalu bersikap ramah saat menjelaskan, dengan senyuman. 
  4. Bila melarang, cukup perlihatkan wajah khawatir dan tegas. Penjelasan pendek, secukupnya.

Tips mengajarkan berfikir logis
  • Pada bayi (belum bisa berbicara) 
  1. Pada saat dia akan melakukan sesuatu, jelaskan sebab dan akibatnya secara logis dan sederhana. misalnya mandi, jelaskanlah dengan ramah, bahwa kita harus mandi, biar tidak gatal. (sebab : tidak mandi, akibat : gatal, sebab : mandi, akibat : tidak gatal)
  2. Pada saat terjadi sesuatu padanya, jelaskan sebab dan akibatnya secara logis dan sederhana. misalnya jatuh, jelaskan dengan ramah, bahwa dia jatuh, karena tersandung batu. Sakit, karena terkena kuman. dst
  3. Pada saat melarang sesuatu, jelaskan alasan, dan sebab akibatnya secara logis dan sederhana. misal jangan mengulum spidol terbuka/ meminum larutan sabun cuci piring. Jelaskan, bahwa bila diminum akan bikin sakit perut. Misal : Minum ini (tunjuk) sabun cuci bahaya, bisa sakit perut. Mengulum ini (tunjuk) spidol, bisa muntah. (Tunjuk bendanya satu-satu) Spidol dan sabun cuci, beracun. Tidak boleh ya, bahaya.
  4. Bila anak tertarik dengan suatu peristiwa, jelaskan sebab akibatnya dengan logis dan sederhana. Misal, mobil ayahnya ke bengkel, dia tertarik melihat mobilnya diangkat oleh pengukur balancing dan spooring. penjelasan analoginya 'Dek, mobil bapak lagi diperiksa oleh dokter. itu dokternya (tunjuk) disebut montir. Mobil bapak sakit, jadi perlu diobati, biar mobil bapak bisa lari dengan aman'. (sebab : sakit, akibat 1 sebab2 : diobati akibat2 : bisa lari dengan aman)
  • Pada batita dan balita (sudah bisa berbicara) teruskan yang telah dilakukan saat bayi, plus melarang/menyuruh pun dengan alasan, dengan tambahan 
  1. Sesekali ujilah/tanyalah sebab akibat yang telah dia ketahui, misal, ketika mandi. 'Mengapa ya, kita harus mandi?' Lakukan ini, terutama bila ketika dia enggan melakukannya. Bertepuk tanganlah ketika dia berhasil menerangkannya dengan baik. Bila enggan, pertanyaannya dikejar dengan 'Nah, kalo nggak mau gatel, sebaiknya kita ngapain ya?'. Berilah hadiah bila dia berhasil mengatasi keengganannya, misalnya dengan memperbolehkan dia mandi bersama mainan kesayangan (yang tidak rusak kalau kena air)
  2. Ketika dia bertanya, jangan menjawab asal-asalan, jawablah dengan logis dan sederhana. Bila tidak tahu, jawab terus terang, tidak tahu. Kalau penjelasan terlalu tinggi, pakailah analogi sederhana.
  3. Berilah mainan yang merangsang logika. Misal building toys/construction set (lego/wooden building bloks apapun yang membangun-bangun secara sederhana), tumpuk-tumpuk, logico primo dst. PIlihlah yang besar-besar (aman dari resiko tertelan), dan pemasangannya sederhana, bisa dilakukan anak umur batita. Untuk balita mungkin bisa lebih beragam.
Bila sudah biasa dengan sebab-akibat, dan sudah biasa dikenalkan tentang Allah, sekitar 1-2 bulan, maka, untuk beranjak ke pelajaran Tauhid, sudah tinggal melangkah saja.
Semoga Allah selalu mengucurkan keberkahan ilmu dan ilmuNya pada kita, dan...

Semoga berguna.

Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (6) Tauhid (1)
by Rumah Qurani on Saturday, September 4, 2010 at 9:02am
Mengajarkan Tauhid pada Bayi dan batita

Untuk bayi, sebenarnya pengajaran Tauhid ini sudah tercakup di pengenalan Allah, dengan tambahan sbb
  1. Ketika mengajak shalat bersama bayi/melihat orang yang shalat, usahakan selalu diterangkan bahwa shalat itu tujuannya untuk mengingat Allah. Mengapa harus diingat? Dia adalah Tuhan kita, yang paling layak disembah dan diterimakasih-i
  2. Ceritakanlah berbagai cerita pendek tentang ketauhidan, dan pencarian Tuhan misalnya cerita nabi ibrahim, cerita Umar ibn khattab, dst.

Mengajarkan Tauhid pada balita dan anak SD

Untuk mengajarkan ini pada balita, ada prasyarat berikut
  1. Kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak. Paling tepat diberikan saat anak sudah bisa berbicara (nyambung kalau diajak bicara), terutama kalau sudah bertanya 'mengapa'. Lebih baik, bila dia sudah bisa bergaul aktif dengan sekelompok teman, terutama kalau sudah mengalami bekerjasama dan bertengkar.
  2. Prasyarat materi. Sebelumnya sudah diberikan materi pengenalan Allah, dan materi logika
  3. Anak dibiarkan dengan argumennya sendiri, meskipun absurd. Tapi, tetap kasih tau yang benarnya.
  4. Semua pelajaran ini, hanya bisa diberikan pada kondisi anak sehat, senang, gembira dan tidak rewel, disamping itu, anda sendiri sehat, dalam keadaan hati senang, rileks dan siap memberikan pengajaran. Bila ada tanda-tanda kebosanan, hentikan. 

SESI 1
Bahan-bahan yang diperlukan
resep makanan yang mudah dikuasai anak, dan disukai anak, misal bola-bola coklat, atau coklat chip cookies. Pas nih sekarang, saat ibu-ibu membuat kue kering. :)


1. ajaklah anak untuk membuat resep makanan di item  a, lalu kumpulkanlah bahan-bahan bersama dia. Setelah terkumpul, kita ngomong gini, "kira-kira kalo kita taruh aja bahan-bahan ini, kuenya jadi sendiri nggak?" dan kita lakukan itu.

2. Setelah beberapa saat, kita intip, "ternyata tidak jadi sendiri ya?" Lalu kita ngomong lagi. "Gimana kalo seandainya kita lemparkan begitu saja ke lantai (asal), jadi dengan sendirinya nggak?" dan kita lakukan itu

3. "Ternyata, nggak bisa ya, kue terjadi dengan sendirinya. Nah, sekarang kita buat aja kuenya" Dan kita lakukan itu sampai selesai, sambil berdialog, kira-kira kue yang kita beli, siapa yang buat, dan seterusnya. Biarkan dia terlibat aktif

4. Setelah selesai, kita konfirmasi. "Ayoo kue ini siapa ya  yang buat?" "ade" "yang ini?" "bunda" "mungkin nggak kuenya jadi sendiri? Kita sudah nyoba kan?" "Nggak"

5. Beri kesimpulan  "Nah, segala sesuatu itu pasti ada yang buat. Rumah ini ada yang buat, komputer, ada yang buat, termasuk kita, ada yang buat, yang buat kita itu Allah" "Loh kan yang buat aku ibu?" "Kalau Allah nggak mengizinkan, kamu nggak akan keluar dari ibu lho" "Didalam perut ibu, Allahlah yang membuat kamu, dari mulai cuma gumpalan darah, Allah membuat tangan kamu, membuat kaki kamu, membuat apa lagi?" pancing anak menjawab dst

Sesi ini sebaiknya diulangi beberapa kali dengan kue/masakan yang berbeda, atau benda yang berbeda (misal bikin boneka dari malam, atau bikin bangunan dari lego. Jangan terlalu kerap, jangan terlalu tiap hari, tapi tiga hari sekali misalnya)

Iringi Sesi ini dengan cerita tentang Allah sebagai pencipta Alam semesta

AKHIR SESI 1

SESI 2
Sesi ini paling pas dilakukan dengan diiringi agrowisata. Misal, jalan-jalan ke ciwidey ke perkebunan strawberry, atau kalau di jatim ke perkebunan apel malang, pokoknya seperti itu yang terdekat.

Bahan-bahan yang diperlukan
tanaman yang gampang ditanam dan gampang dipetik. Disini saya berikan strawberry, tapi kalau tauge disukai, juga boleh, atau sosin, yah, yang paling gampang diperoleh di sekitar saja. Lalu, lakukan hal seperti ini

1. Ketika agrowisata/liat-liat di kebun sendiri, tanyalah dia. Tau nggak, siapa yang bikin jeruk/padi/buah yang terlihat saat itu? "Pak tani" "Loh pak tani kan hanya nanem bijinya loh, dia tidak membuat, membentuk jeruknya, nggak bikin daunnya" "hmm" "Ayo kita coba nanam strawberry, kira-kira, kita bukan yang bikin buahnya?"

2. Tanamlah strawberrry dan rawat baik-baik, amati tiap hari sampai keluar buahnya. Tanya lagi pertanyaan yang sama "apa kita yang bikin buah, seperti kita bikin kue kemarin? apa kita yang bikin daun?"  "Bukan kan? yang bikin itu Allah" "Jadi, yang bikin jeruk siapa?"

sesi ini sebaiknya diulangi beberapa kali, dengan mengajak jalan-jalan ke daerah pertanian, atau menginap di tempat yang bisa kita panen, atau jalan-jalan ke tempat yang berbunga-bunga, atau yah, pikirkan sendiri ya

Iringi sesi ini dengan cerita tentang Allah sebagai pemelihara Alam semesta

AKHIR SESI 2

bersambung ke notes berikutnya

Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (6) Tauhid (2)
by Rumah Qurani on Saturday, September 4, 2010 at 4:10pm
Sambungan dari notes sebelumnya (Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (6) Tauhid (1), kali ini Allah sebagai pengatur alam semesta, dan kemestian keesaan Allah

SESI 3
Bahan-bahan yang diperlukan
Kereta api mainan, atau tamiya, semacam itu malam, gambar/foto bagian dalam daun, batang, foto bintang-bintang, gambar alam semesta dan semacamnya. Siapkan animasi tatasurya. Semakin lengkap, semakin baik

1. Tanya dulu "Ayo, kira-kira mungkin nggak mobil dan kereta jalan dengan sendirinya?

2. "Ayo kita coba"... lakukan percobaan acak kereta mainan disuruh tergeletak begitu saja dst.. bahan-bahan tamiya digundukkan lalu disuruh jalan dst..

3. "Ternyata mobil, kereta api tidak bisa berjalan di rel/jalan dengan sendirinya ya? nah, sekarang, kita bikin yuk.

4. SETELAH JADI, kesimpulan "ternyata, kereta/tamiya harus diapain supaya bisa jalan?" tunggu jawaban anak. Lalu ajak dia keluar, melihat bintang. "Dek, tau nggak, bintang-bintang itu juga berjalan seperti jalannya kereta api lho. Ada tempat jalannya, namanya orbit, ada batrenya, namanya gravitasi. Mau lihat? (kalau ada animasi tata surya, inilah saat memperlihatkannya)

" mungkin nggak jadi dengan sendirinya,?"  tunggu jawaban anak"yang mudah kayak tamiya/kereta api mainan aja aja harus dibuat dan diatur supaya jalan kan? apalagi bintang yang berkelip-kelip" tunggu reaksi. 'Tahu nggak, planet itu kan jalan gak ada pagernya lho, mereka ngambang begitu aja di angkasa. kayak bola ngambang di air. Kira-kira perlu nggak diatur supaya mereka nggak tabrakan?' TUNGGU REAKSI 'Siapa ya, yang mengaturnya?' 'Harus yang kuaat banget dan besaaar banget yah? yang Maha hebat, Maha kuat, Maha segalanya. Kan alam ini juga besar banget lho' pancing agar dia menemukan sendiri bahwa yang mengatur semua ini adalah Allah. Tolong dia sedikit, tapi jangan mendikte.

Sesi ini sebaiknya diiringi dengan sky gazing, kunjungan ke observatorium kunjungan ke planetarium dan sejenisnya

Di kesempatan lain, tunjukkan foto irisan daun Perlihatkan bahwa daun yang terlihat sederhana, ternyata bagian dalamnya begitu rumit dan masing-masing bagian mengandung fungsi yang berbeda (ingat, pakai analogi, dapur, makanan, api dan seterusnya) pancing agar dia menemukan sendiri bahwa yang membuat semua ini adalah Allah. Tolong dia sedikit, tapi jangan mendikte.

Iringi Sesi ini dengan Cerita tentang Allah sebagai pengatur Alam semesta

AKHIR SESI 3

SESI 4
Bahan-bahan yang diperlukan
Beberapa teman yang suka ngatur. Building blocs.

1. Biarkan mereka bermain, dan bertengkar (ya benar, biarkan bertengkar). Setelah bubar, ajak dia main lagi hal yang sama, santai saja. Kira-kira setelah turun dan asyik, baru ngomong

2. Lalu tanya. 'Dek, misal ada dua orang. Yang satu ingin bikin jembatan, yang satu ingin bikin rumah. Kira-kira bakal jadi nggak jembatannya, atau rumahnya?' tunggu reaksi anak. 'Bakal bertengkar nggak?' Tunggu reaksi anak. 'Misalnya kalau lagi main mobil-mobilan, atau kereta, kalau yang satu ingin kekanan, yang satu ingin kekiri, bertengkar nggak?'

'Kalau dua-duanya sama-sama pengen ngatur, maka tidak akan jadi apapun. Ya seperti teman-teman tadi, pada bertengkar. Untung cuma main lego. Masih inget kan, kalau Tuhan itu harus mengatur alam semesta. Gimana kalau yang satu pengen saturnus ke kiri, yang satu lagi pengen ke kanan, nanti tabrakan dong. Jadi memang Tuhan itu harus hanya satu. Temen yang sangat baik sekalipun, satu saat akan bertengkar.

(Seandainya dia jawab : ya udah, baikan/kerjasama aja, biar mainnya sama-sama)
Kalau dia butuh bantuan, maka tidak pantas jadi Tuhan dong, soalnya kan harus Maha Kuasa, Maha pintar, kalo ada yang sama pintar atau lebih pintar, nggak Maha dong, nggak Paling soalnya.

Adek lebih pintar gak dari boneka malam yang adek buat kemarin? Kalau sama pintar, seharusnya Tamiya itu bisa bikin dirinya sendiri, seperti adek pake baju. Nah Tuhan itu, harus jauh lebih pintar dari kita semua. Kalau masih butuh bantuan, atau butuh teman, maka bukan Tuhan namanya.

 END SESI 4
Bagaimanapun, pada praktiknya, pertanyaan dan jawaban anak akan lebih liar dan melebar. Bersabarlah. Jangan malu untuk bilang tidak tahu. Selalu arahkan jawaban ke arah yang dituju, tapi jangan sampai nada anda naik, selalu tersenyum, dan usahakan nada ramah dan menyenangkan. BIla sudah gawat, terasa tegang, tertawalah, hentikan pelajaran dan bermainlah dengan anak secara total..

semoga bermanfaat

Mengajarkan Islam pada Bayi dan Balita (7)Pahala,dosa dan akhirat
by Rumah Qurani on Sunday, September 5, 2010 at 8:17am
Ini adalah bahasan terakhir untuk mengajarkan islam pada bayi dan balita. Selanjutnya, serial mengajarkan akhlaq Qurani.
Pahala, dosa, dan akhirat, merupakan hal yang abstrak untuk bayi, dan balita. Tetapi, tidak mustahil untuk dikenalkan dan digambarkan secara analogi. Pahala dan dosa agak susah digambarkan, kecuali kalau kita sudah mengenalkan akhirat.

Mengenalkan akhirat pada bayi dan balita
Kita dialog aja sama bayi, dia merekam kok. apakah dia masih berumur hitungan hari, atau hitungan bulan. biarkan dia berceloteh dengan bahasanya (dan kita anggap itu jawaban), atau dia mau main sesuatu juga gpp.
Untuk balita, sama saja, hanya saja dia akan nanya ini-itu. Sebaiknya balita sudah pernah lihat bentuk istana, misal di gambar kartun atau semacamnya.
  1. Kenalkan dulu kiraman dan katibin. Dek, tau nggak, kita tidak pernah sendirian. di kiri dan kanan kita, ada malaikat yang ikutan. Namanya kiraman dan katibin. yang satu mencatat kebaikan kita. Wah si adek senyum sama mamah nih, dicatat.. baik ya. Satu lagi, mencatat kalau kita berbuat salah atau nakal. wah anak ini mukul mamah, heheh adek mah gak pernah ya? iya.. nanti, catatan ini diperiksa sama Allah loh. Siapa yang baiknya banyak, dikasih hadiah banyaaak banget. kalau yang nakalnya banyak, nanti dibalas juga sama Allah. (jangan menakut-nakuti)
  2. Ketika berziarah ke makam orang tua, bawalah bayi kita. Terangkan dengan lembut bahwa dibalik tanah, dibawah nisan, ada seseorang yang sudah meninggal. Nah, didalam sana, kalau waktu hidup orangnya baik, dia akan tinggal didalam istana, namanya surga. Ada makanan, mainan, dll (terangkan yang indah2). Tapi, kalau waktu hidup orangnya jahat, dia akan dipukuli oleh para malaikat, bahkan, rumahnya dari kompor penuh api, panass, namanya neraka sebagai balasan kejahatan dia. (terangkan seperti ini saja, insyaallah ngerti kok bayinya)
  3. Ketika setelah ziarah, mau shalat, terangkan lagi. Nah, untuk buat istana setelah meninggal, tidak mudah dek, kita harus sering berbuat baik, misalnya shalat, baik sama orang, ngasih makan ke orang dll. Nah, adk bisa senyum kan? senyum juga dicatat  baik loh sama malaikat. Nah, kereen!
  4. Untuk balita, ketika dia berbuat baik, misal berusaha menolong kita,-meskipun gagal dan kemudian merepotkan- selalu kaitkan dengan istana di akhirat tadi. 'Waah dedek bantuin mama ya? terimakasiih banget. Wah, pasti sekarang malaikat sedang mencatat kebaikan dedek nih. tambahan bahan tuh buat istana di surga. Hebat!. 
  5. Tapi, jangan kaitkan kenakalan dia dengan neraka. cukup bilang 'dedek, hati-hati lho, kalau benar-benar nakal, nanti malaikat mencatat kenakalan dedek. Cepetan minta maaf, terus bilagn astagfirullah, biar dihapus catatan jahatnya. Lain kali jangan diulangi ya?
Pada praktiknya, seringkali, meskipun anak terlihat cuek, tidak mendengarkan, asyik bermain, mengumpulkan bunga waktu ziarah dst, ternyata dia tetap mendengarkan, mengingat dst. jadi jangan menyerah! Bagaimanapun, bukankah anak adalah amanah yang akan ditanyakan di akhirat pada kita orang tuanya? Bukankah anak akan menjadi syafaat buat kita, bila dia menjadi anak shaleh? BUkankah usaha kita mengajarkan satu huruf dari al quran, satu bagian konsep keislaman, berarti menyelamatkan kita orang tuanya dari siksa neraka? (apa perlu dikutip hadisnya? hehehe)

karena itu, tetap semangat! jangan menyerah! Tetap ajarkan diinul islam dan quran pada anak, meskipun orang lain berkata 'tidak berguna'

semoga bermanfaat.

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426429494089260/

Pendidikan agama islam untuk anak batita

Baru nemu artikel bagus ini setelah Aliva usia 4 tahun 4 bulan.. x_x
tetap semangat ya Ummiii ^_^

 

Pendidikan agama islam untuk anak batita (18 bulan-3 tahun)

Pendidikan agama islam untuk anak batita (18 bulan-3 tahun)
Mendidik anak di usia ini, kurikulum formal tidaklah diperlukan. Namun, kita perlu mempunyai outline untuk membimbing kita melakukan pendidikan yang terarah dan terencana. Saya menemukan outline ini di sini. Outline yang menurut saya sangat pas untuk diterapkan pada anak usia batita karena seluruh pembelajarannya bersifat spontan dan mengalir bersama kehidupan sehari anak-anak. Tidak ada kesan belajar mengajar, yang ada hanyalah kesempatan bagi orang tua untuk menghabiskan waktu efektif dan fun bersama anak sambil menanamkan nilai-nilai dasar agama Islam.
Akidah
Ajarkan anak untuk merespon dengan jawban yang tepat dengan menanyakan mereka pertanyaan lalu sediakan jawabannya. Ulangi sesering mungkin (tiap hari/tiap minggu). Ketika makin mahir berbicara mereka dapat belajar untuk menjawab pertanyaan
Anak usia ini belum mengerti  tentang makna dan sebab akibat dari pertanyaan2 yang diajukan, tapi kita sedang membangun fondasi ketauhidan, insya Allah.
Pertanyaan:
  • Siapa Tuhanmu? Allah tuhanku
  • Dimana Allah ? Allah ada di langit
  • Siapa yang menciptakanmu? Yang menciptakan aku Allah
  • Bicara tentang hal yang Allah buat à subhanallah, indah sekali bunga yang Allah ciptakan itu, ya?  
  • Siapa nabimu? Muhammad nabiku
  • Apa agamamu? Islam agamaku
Doa
Ajarkan secara natural ketika situasi muncul dengan membacakan doa pada diri sendiri dengan meminta anak untuk mengulangi setelah kita.
  • Doa bangun tidur, Doa mau tidur, Doa sebelum makan, Doa setelah makan, Bersin, Salam, Doa ketika hujan, doa masuk dan keluar kamar mandi

Qur’an
  • Mendengarkan bacaan al-quran bersama setiap hari
  • Biarkan anak duduk denganmu ketika kamu sedang membaca alquran atau terjemahannya, dorong mereka untuk mengikuti setelahmu
  • Ajari alfatihah (bahkan hanya satu ayat)
Tujuan dari pembelajaran alquran diusia ini adalah memperkenalkan ayat2 alquran kepada mereka dan menanamkan kecintaan kepada al-Quran. Jadi, menurut saya, pembelajaran harus dilakukan secara fun dan target tak usah terlalu besar..
Adab/akhlak
  • Mengucapkan terimakasih, maaf, permisi, tolong (ketika meminta bantuan)
  • Makan dan minum dengan tangan kanan
  • Menghormati orang yang sedang sholat dengan tidak berjalan di depannya
  • Ajarkan anak untuk tidak memperlihatkan area pribadi dan tidak membiarkan orang lain melihatnya (hanya saudara yang ikut menggantikan diaper atau bantu di toilet yang boleh melihat)
  • Puji anak ketika mereka berbagi atau melakukan hal yang baik. Besar2kan hal itu. Katakanlah Allah suka ketika mereka berbuat itu..
Ya, itulah outline yang bisa menjadi panduan kita dalam mendidik islam pada anak batita. Insya Allah akan bermanfaat dalam membangun pondasi keagamaan anak kita.
Saya berusaha menerapkan pendidikan ini pada una dan Alhamdulillah, tidak sesulit yang dibayangkan. Alhamdulillah, sampai saat ini una sudah bisa menjawab pertanyaan2 yang sering aku ajukan seperti diatas. Ia juga sudah bisa membaca doa-doa kecuali doa ketika hujan turun (masalahnya.. ibunya juga nggak tau, doanya kayak apa…), sudah hafal alfatihah dengan bahasa batita, sudah ikut-ikutan baca “nas-nas “ akhiran surat an-nass.
Untuk akhlak, saya harus sering2 memberi contoh dan mengingatkan ketika ia lupa. Alhamdulillah, ia sudah mulai mengerti dan menerapkannya.. buku2 islami untuk anak juga memuat banyak akhlak2 baik yang bisa dicontoh..
Saya juga mengajarkan beberapa lagu islami sederhana pada una, lagu hijaiyah yang sudah diupload di website ini, lagu “doa”, lagu “aku anak shaleh(ah)”, lagu “wudhu”, menggubah lagu2 anak yang sudah ada menjadi lagu pengenalan tauhid.. kebetulan una sangat suka nyanyi, jadi mengajarkan lewat lagu sepertinya cukup efektif..

Terjemahan dari: http://talibiddeenjr.wordpress.com/category/islamic-studies-younger-kids/

Pengajaran AlQuran kreatif 2

Pengajaran AlQuran kreatif 2

KITAB II


1.Ayat Berlomba dalam Kebaikan
Pengajaran Kreatif:
Lomba berbuat baik. Guru membuat kertas-kertas bertuliskan instruksi “ambilkan minum untuk temanmu”, “bersihkan sepatu temanmu”, “sapu lantai”, “siram bunga”, dll. Kertas itu digulung lalu masukkan ke sebuah kotak ditaruh di sebuah sudut sekolah/kelas. Beberapa anak diajak lomba lari, dari posisi awal (start) menuju kotak berisi kertas itu. Si Anak disuruh mengambil kertas, membaca instruksinya, dan segera melaksanakan instruksi itu. Anak yang pertama kembali ke posisi awal  (start) adalah pemenangnya.

Refleksi:
Guru: anak-anak, pekerjaan yang tadi kalian lakukan, membersihkan sepatu teman, menyapu lantai, mengambilkan minum, menyiram bunga, adalah pekerjaan yang baik atau buruk?
Anak: baik...
Guru: anak-anak yang baik akan berlomb-lomba untuk melakukan kebaikan. Siapa yang tadi ikut lomba melakukan kebaikan?
Anak: saya..saya..
Guru: Allah juga menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Kata Allah...“Dan berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan” (Al Maidah:48)

2. Ayat Karunia dari Allah
Pengajaran Kreatif:
Suasana kelas digelapkan, anak-anak ditutup matanya, di meja disediakan beberapa makanan dengan bau yang menyengat (supaya mudah ketahuan makanan apa). Anak disuruh mengambil salah satu makanan, lalu keluara kelas. Di luar barulah matanya dibuka dan dia tahu makanan apa yang didapatnya.

Refleksi:
Guru bercerita tentang betapa beruntungnya kita punya mata. Semua yang dimiliki oleh manusia adalah karunia dari Allah.
“Ini adalah karunia (pemberian) dari Tuhanku.” (An-Naml:40)

3. Ayat Berbicara dengan Baik Kepada Orang Lain
Pengajaran kreatif:
Alternatif 1: Guru bikin icon (karton digunting bentuk lingkaran, lalu gambar ekspresi wajah sedih L dan senyum J). Lalu Guru mendongeng tentang Badu yang suka mengejek si Adi.
Setiap Guru menceritakan perilaku Badu, anak-anak disuruh mengangkat icon yang menggambarkan perasaan Adi.

Misalnya, Guru cerita, “Lalu... Badu berkata, hei anak miskin, kamu ngapain datang ke sini?!”
Anak-anak mengangkat icon sedih L, karena Adi pasti sedih diejek Badu.
Lalu datang Ahmad yang membela Adi. Anak-anak mengangkat icon  senyum J karena Adi pasti senang dibela Ahmad.

Alternatif 2: anak-anak diajak konvoi ke lingkungan sekitar sekolah dan menyapa semua orang yang ditemui, berkata ‘Assalamualaikum’ sambil melambaikan icon senyum J

Refleksi:
Guru: anak-anak,  kalau kita berbicara dengan membentak dan mengejek, orang lain akan senyum atau sedih?
Anak: sediiih..
Guru: anak-anak,  kalau kita berbicara dengan baik, tidak mengejek, tidak membentak, dan kalau bicara sambil tersenyum orang lain akan senyum atau sedih?
Anak: senyuuuum...
Guru: karena itulah...Allah menyuruh kita berbicara dengan baik kepada orang lain. Kata Allah...
“Dan berbicaralah kalian kepada manusia dengan baik.” (Al Baqarah: 83)


4. Ayat Tidur Memberi Ketenangan
Pengajaran kreatif:
Permainan seperti di ayat “Jangan Mengejek”, tapi kursi diganti bantal. Lalu setiap kali musik berhenti, anak-anak mencari satu bantal dan pura-pura tidur. Anak yang tidak kebagian bantal, dianggap kalah dan keluar arena. Anak-anak yang pura-pura tidur dibangunkan oleh suara ‘kukuruyuuuk” dari anak-anak yang kalah. Lalu, permainan dilanjutkan. main bobo’an.. ada bunyi ayam jago..

Refleksi:  
Guru: Anak-anak, tidur berguna untuk menghilangkan kelelahan setelah kalian belajar dan bermain seharian. Ketika tidur, sel-sel tubuh kalian akan berkembang, sehingga kalian bertambah besar dan pintar. Sebaliknya, bila kalian kurang tidur, badan kalian akan lemah dan lesu. Karena itu, bila ayah dan ibu menyuruh kalian tidur, kalian harus menurut dan segera pergi tidur. Kata Allah...“Dan kami jadikan tidurmu sumber ketenangan.” (Annaba’: 9)

5. Ayat Sholat Berjamaah
Pengajaran Kreatif:
Membuat mukena (kerudung besar) dan sarung dari kertas koran bekas, lalu dihias dengan kertas hias. Setelah itu, praktek sholat berjamaah.

Refleksi:
Guru: Tahukah kalian apa sholat berjamaah itu? Sholat berjamaah adalah sholat yang dilakukan bersama-sama dan dipimpin oleh seorang imam. Saat ini, ayah Fathimah sedang menjadi imam sholat. Sholat berjamaah pahalanya jauh lebih banyak daripada sholat sendirian. Allah juga menyukai orang yang sholat berjamaah, karena Allah menyuruh kita untuk sholat berjamaah. Kata Allah...“Dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk” (Al Baqarah:43) 

6. Ayat Kebaikan akan Menyingkirkan Keburukan
Pengajaran kreatif:
Main polisi-polisian (role playing). Ada sekelompok anak berperan sebagai polisi, sekelompok lain berperan sebagai penjahat yang ditangkap polisi. Lalu, kedua kelompok berganti peran.

Refleksi:
Guru: anak-anak, mencuri itu perbuatan baik atau buruk?
Anak: buruk...
Guru: polisi yang menangkap pencuri, baik atau buruk?
Anak: baik...
Guru: tadi, yang menang polisi atau pencuri?
Anak: polisi...
Guru: benar... kebaikan akan mengalahkan keburukan. Allah mencintai orang-orang yang baik dan pasti akan memberi kemenangan bagi orang yang baik. Kata Allah...“Sesungguhnya kebaikan akan menyingkirkan keburukan.” (Hud:114)

7. Ayat Menghadap Kiblat
Pengajaran Kreatif:
Guru memperlihatkan peta (menunjukkan dimana letak Indonesia dan di mana letak Ka’bah). Lalu praktek sholat berjamaah menghadap Kabah.

Refleksi:
Guru: bercerita tentang asal-usul Kabah (cerita ttg Nabi Ibrahim dan Siti Hajar); dan orang Islam sholatnya harus menghadap ke Kabah. Kata Allah.... “Dan hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” (AlBaqarah: 144)

8. Ayat Tidak Boleh Sombong
Pengajaran Kreatif:
Guru mendongeng tentang seorang anak yang sombong (inspirasi bisa diambil dari Komik-Qu Komik Al Quran) dan apa akibat yang diterima anak itu. Lalu anak-anak disuruh menggambar apa saja terkait isi cerita guru.

Refleksi:
Guru: membahas gambar anak-anak, dan menyampaikan pesan bahwa Allah tidak menyukai anak-anak yang sombong, tapi Allah mencintai anak-anak yang baik hati. Kata Allah... “Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan sombong.”(Luqman: 18)

9. Ayat Membahayakan Diri Sendiri
Pengajaran kreatif:
Mengadakan kemping atau pura-pura kemping, mendirikan tenda di halaman sekolah. Anak-anak diajak memasak telur dadar dengan menggunakan kayu bakar. Guru menyuruh anak hati-hati dalam mengiris daun bawang (sediakan pisau yang tumpul supaya tidak berbahaya), dan ketika menyalakan api.

Refleksi:
Guru: Apa yang terjadi kalau kalian tadi tidak hati-hati saat mengiris bawang?
Anak: luka, berdarah...
Guru: kalau tadi, waktu kita menyalakan api unggun, lalu tidak hati-hati, sehingga apinya meloncat kena tenda, apa yang terjadi?
Anak: tendanya terbakar...
Guru: Betul.. kalau kita main pisau dan tidak hati-hati, lalu tertusuk pisau, kita bisa mati... kalau kita main api dan tidak hati-hati, sehingga membakar rumah, kita juga bisa mati. Naaah... karena itulah Allah menyuruh kita supaya selalu hati-hati, jangan bermain benda-benda yang berbahaya yang bisa membuat kita mati. Kata Allah...“Dan janganlah lemparkan dirimu dengan tanganmu sendiri kepada kematian.” (Al Baqarah:195)

10. Ayat Berbicara dengan Benar/Tdk Berbohong
Pengajaran kreatif:
Permainan “kucing sembunyikan sandal berantai”. Anak digabung dalam beberapa kelompok. Misalnya kelompok A, terdiri dari Adi, Amir, Ahmad, Anita. Adi disuruh menyembunyikan sandal Anita, yang lain harus memejamkan mata. Lalu Adi membisikkan kepada Amir, dimana sandal itu. Amir mencari sandal itu, lalu memindahkannya ke tempat persembunyian yang lain. Amir lalu membisikkan ke Ahmad, di mana dia menyembunyikan sandal. Ahmad mencarinya, lalu memindahkan lagi ke tempat lain. Terakhir, Ahmad memberi tahu kepada Anita di mana sendalnya. Lalu Anita menemukan sendalnya kembali.

Refleksi:
Guru: Bila tadi ada anak yang berbohong, tentu Anita tidak menemukan lagi sendalnya. Pasti Anita sedih kan, kehilangan sendal? Coba, kalian ada enggak yang mau kehilangan sendal? Nggak mau kaaan...? Karena itu kita tidak boleh berbohong. Kata Allah... “Mengapa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian lakukan?” (Ash-Shaaf:2)

11. Ayat Hadiah dari Allah itu Abadi
Pengajaran kreatif:
Guru memperlihatkan gambar anak yang sedang memegang es krim (atau sedang memberikan es krim ke temennya), lalu mendongeng tentang si Nita yang memberi makanan kepada Mira. Lalu, Nita pulang sekolah dan mau menyebrang jalan, tiba-tiba lewat mobil. Hampir saja Nita tertabrak, tapi untung tangannya ditarik oleh Mira, lalu si A mau nyeberang, hampir ketabrak, ditolong oleh Mira. Nita pun berterimakasih pada Mira.

Refleksi:
Guru: “Kalau kita berbuat baik, pasti ada balasannya, misalnya tadi Nita berbuat baik pada Mira, lalu Nita diselamatkan oleh Mira. Allah juga memberi kita balasan, yaitu hadiah di surga. Ayo, kita berbuat baik setiap hari yuk, supaya dapat hadiah dari Allah. Caranya, antara lain dengan sedekah. Tiap hari atau seminggu sekali, kalian masukin uang ke kotak infak ini ya...”
Kata Allah... “Apa yang ada padamu akan habis, dan apa yang ada pada Allah akan abadi.” (An-Nahl:96)

12. Ayat Berdoa Untuk Orangtua
Pengajaran kreatif:
Membuat “kartu doa” untuk orang tua, dibuat dari kertas lipat berwarna, lalu ditempeli guntingan kertas berbentuk bunga, atau hiasan lain. Tiap anak ditanyai, apa doanya untuk orangtua, lalu guru membantu menuliskan doa itu di kertas. Misalnya, “Ya Allah, berilah kesehatan kepada orangtuaku”. Kartu doa itu dibawa pulang oleh anak untuk diberikan pada orangtua.

Refleksi:
Guru bercerita tentang jasa-jasa orangtua kepada anak dan Allah menyuruh kita untuk mendoakan orang tua. Kata Allah...“Dan katakanlah ‘Ya Allah, sayangilah kedua orangtuaku sebagaimana mereka menyayangi kami di waktu kecil.” (Al Isra:24)

13. Ayat Memaafkan Ketika Marah
Pengajaran kreatif:
Lomba meniup balon yang diberi tempelan kertas wajah orang berekspresi marah.

Refleksi:
Guru: anak-anak...kalau kalian lagi marah, rasanya gimana? Dadanya sesak ya?
Anak: iya...
Guru: nah, kalau kita sering-sering marah, nanti dada kita kayak balon, lama-lama jadi membengkak dan akhirnya pecah. Mau nggak dadanya pecah?
Anak: enggak..
Guru: kalau gak mau,kita jangan sering-sering marah. Kalau marah, cepat-cepat memaafkan. Misalnya, Ibu gak mau belikan es krim, jangan marah. Maafkan Ibu, mungkin ibu sedang tidak punya uang... Kata Allah... “Dan jika mereka marah, mereka akan memaafkan.” (Asy-
Syuraa:37)

14. Ayat Tidak Membentak  Kepada Orangtua
Pengajaran kreatif:
Guru bertanya kepada anak-anak, hadiah/pemberian apa saja yang pernah diberi ayah-ibu. Lalu mengajak anak-anak membuat hadiah balasan, berupa kerajinan tangan sederhana, misalnya dompet dari kertas lipat atau kartu ucapan “I LOVE YOU” dari karton dan dihiasi kertas hias.

Refleksi:
Guru dongeng tentang seorang anak yang suka marah pada ibunya. Padahal ibunya sudah baik kepada anak itu: memasak makanan, mencuci baju, dan mengantar ke sekolah. Ketika anak itu dilarang main di luar karena hujan, dia berteriak, “POKOKNYA, AKU MAU MAIN DI LUAAAR!!!”

Anak yang baik, tidak akan berbicara keras-keras atau membentak pada orangtuanya. Kata  Allah... “Maka janganlah kau katakan pada mereka “uf” dan janganlah membentak mereka.” (Al Israa’23)

15. Ayat Mengembalikan Barang Pinjaman (Amanat)
Pengajaran kreatif:
Permainan saling bertukar pensil. Anak-anak diminta menggambar sesuatu, lalu pensilnya dikumpulkan, diacak, dan dibagikan lagi (jadi tiap anak mendapat pensil milik orang lain), lalu disuruh menggambar lagi. Lalu anak-anak disuruh mencari pemilik pensil masing-masing.

Refleksi:
Guru: Kalau kita meminjam barang, harus dikembalikan lagi kepada pemiliknya. Kata Allah...
“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menyerahkan amanat (barang pinjaman) kepada pemiliknya.” (An-Nisaa: 58)

16. Ayat Bersatulah, Jangan Berpecah-belah
Pengajaran kreatif:
Bermain “kucing rantai”. Sekelompok anak membentuk rantai panjang dengan saling memeluk temannya. Anak yang paling awal/depan memeluk tiang yang cukup kuat/pohon. Dua atau tiga anak lainnya menjadi “kucing” yang berusaha memutuskan rantai itu dari belakang/dari pinggir dengan cara menarik salah satu temannya. Bila rantai putus, anak yang terlepas dari ‘rantai’ beralih peran jadi ‘kucing’

Refleksi :
Guru: Bila kita bekerjasama dengan baik, kita akan lebih kuat. Kata Allah... “Berpegangteguhlah pada tali Allah bersama-sama dan janganlah berpecah-belah.” (Ali Imran:103)

17. Ayat Memakan Makanan yang Halal
Pengajaran kreatif:
Praktek memasak telur dadar. Guru menyediakan bahannya: telur, bawang daun, garam, tomat. Anak-anak secara bergantian mengaduk semua bahan, lalu memasaknya.
Refleksi:
Guru: kalau tadi di dalam telur dadar kita masukin tanah, kira-kira telurnya enak nggak? Kalau dimasukin cat tembok, enak nggak? Wah... selain rasanya enggak enak, perut kita bisa sakit kalau makan tanah atau cat tembok. Karena itu, Allah menyuruh kita untuk memakan makanan yang halal dan tayib (=bersih dan sehat). Kata Allah... “Wahai manusia, makanlah segala sesuatu di bumi yang halal dan tayib.” (Al Baqarah:168)
18. Ayat Hormat kepada Quran
Pengajaran kreatif:

Lomba mendengarkan dua cerita sekaligus. Cara : dua orang bercerita tentang dua hal yang bebeda, berhadapan, lalu anak-anak yang lain menebak ceritanya seperti apa. Atau, dua anak menyanyi dua lagu berbeda secara bersamaan (biasanya iramanya jadi kacau karena terpengaruh irama teman).

Refleksi:
Guru: kalau ada yang baca Quran, lalu kita mengobrol, kira-kira kita bisa mendengar  ayat Quran dengan baik, nggak?
Anak: enggak..
Guru: Karena itu, kalau ada teman yang sedang baca Quran, kita harus diam menyimak dan mendengar bacaan Quran dengan baik, supaya Allah sayang sama kita. Kata Allah... “Dan jika dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah dan diamlah, supaya kalian mendapat rahmat dari Allah.” (Al A’raaf: 204)

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426358660763010/

Pengajaran Al Quran Kreatif

Pengajaran Al Quran Kreatif

Pengajaran Al Quran Kreatif


Di sebuah rumah...
Seorang ibu merasa kewalahan karena anaknya mogok; menolak ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran). Alasan si anak, “Bosan ah!” Si ibu merasa bahwa pendidikan Quran sangat penting sehingga ia berusaha berbagai cara membujuk, bahkan memaksa anaknya. Tapi, tak ada hasilnya. Malah, si anak jadi semakin bersemangat nonton TV dan main PS.

Di sebuah kelas TPA...
Seorang Bapak Guru kebingungan karena tiap pelajaran Iqro, murid-muridnya satu demi satu menunjukkan sikap acuh tak acuh, tak antusias, dan tidak bersemangat. Mereka sibuk ngobrol atau cuek. Namun karena ini kelas TPA, Pak Guru berusaha membujuk, “Ayo, siapa yang mau  baca Quran, Bapak kasih permen!” Atau, dia terkadang bahkan menggunakan ancaman fisik, “Kalau ga mau baca, nanti Bapak cepret!” Tapi, usaha Pak Guru sia-sia. Dia malah mendapati murid-muridnya satu persatu tak lagi datang ke TPA itu.

Di sebuah kelompok belajar Quran...
Gurunya adalah seorang mahasiswi jurusan Biologi, namanya Bu Irma. Bu Irma sama sekali tidak punya basis pendidikan guru agama, tapi, tentu saja, pintar membaca Quran. Dia membina anak-anak kecil di lingkungannya untuk belajar membaca Quran. Bu Irma mengajak anak-anak ke sebuah kebun, lalu anak-anak duduk di cabang-cabang pohon. Bu Irma juga ikut naik pohon, lalu memperlihatkan gambar batu bata dengan tulisan huruf Arab “ب ت”... atau gambar Doraemon bertuliskan huruf Arab د ر ا م ن

Anak-anak belajar sambil tertawa-tawa. Mereka selalu tak sabar untuk kembali datang bertemu dengan Bu Irma. Bahkan ada anak yang sakit, memaksakan diri untuk datang ke kelompok belajar Bu Irma.


Dari cerita di atas (yang memang benar-benar terjadi), kita bisa menyimpulkan bahwa pengajaran Al Quran secara tidak kreatif membuat anak enggan, tidak antusias, atau bahkan takut dan mogok. Sebaliknya kalau Al Quran diajarkan dengan kreatif, anak-anak akan semakin bersemangat untuk datang belajar, dan semakin banyak pula anak yang mencintai Al Quran.





KREATIVITAS  ITU  BISA  DILATIH
Semua orang bisa menjadi kreatif, asal mau berpikir dan berlatih.


Apa itu kreatif?
Banyak guru atau orangtua yang menolak memilih cara pengajaran yang kreatif dengan alasan “tidak bisa menyanyi dan menggambar”. Padahal kreatif bukan hanya sebatas kreasi seni (seperti menggambar dan menyanyi), tapi: mampu memikirkan cara-cara alternatif dalam mengajarkan sesuatu hal. Mengajar anak membaca Quran, bisa dilakukan dengan menyuruh anak duduk manis dan membuka buku Iqro mereka. Tapi, bila si guru kreatif, dia mampu memikirkan cara lain yang membuat anak senang, misalnya, seperti yang dilakukan Bu Irma.

Mengapa sebagian guru enggan bersikap kreatif?
1. Enggan berpikir kreatif .
2. Cara pengajaran kreatif memerlukan waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih besar.
3. Kadangkala, orangtua anak tidak mendukung, “Kok anak saya diajak main melulu? Harusnya duduk manis di kelas, belajar yang bener!”
4. Mengira bahwa pengajaran kreatif membutuhkan biaya besar, atau, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Padahal, ada banyak keuntungan mengajar dengan cara kreatif:
1. Anak-anak jadi bersemangat belajar
2. Meskipun pada awal proses pengajaran, peningkatan kemajuan anak terlihat lambat (orangtua mungkin akan mengeluhkan, mengapa materi yang diajarkan hanya sedikit), namun pemahaman anak dengan cara kreatif justru lebih mendalam dan akan terjadi proses percepatan dalam proses belajar selanjutnya.
3. Anak-anak punya lebih banyak kenangan indah di masa kecil dan masa bermainnya tidak ‘diganggu’ oleh belajar.
4. Khusus untuk pengajaran Quran, masa belajar yang menyenangkan akan menumbuhkan kecintaan anak kepada Al Quran.

Bagaimana Mengajarkan Al Quran dengan Kreatif?

1. Dengan menggunakan media:
a. makanan/minuman
b. alat seni (gambar; karya sendiri atau guntingan majalah, gitar, piano, dll)
c. barang-barang dapur/ alat rumah tangga (bantal, guling, selimut, dll)
d. barang bekas apapun (kardus, bulu ayam yang sudah rontok, daun kering, batu, petai kering, dll)
e. multimedia (kaset, VCD, infocus, komputer, dll)

2. Dengan menggunakan metode:
a. dongeng
b. permainan
c. pemindahan situasi (misalnya, belajar di atas pohon atau di taman)
d. role playing (berpura-pura memerankan tokoh tertentu).

Penggunaan media dan metode ini bisa dilakukan sekaligus dan saling mendukung. Yang penting si pengajar tetap fokus pada materi pengajarannya.

Di bawah ini adalah contoh-contoh pengajaran ayat-ayat Al Quran secara kreatif.

Catatan: kepada anak diterangkan logika bahwa Allah menyuruh kita berbuat sesuatu/melarang sesuatu adalah demi kebaikan kita sendiri, bukan demi ancaman surga/neraka

KITAB I

  1. 1.      Ayat Perdamaian

Pengajaran kreatif:
Main perang-perangan. Anak-anak dibagi dua kelompok, lalu main perang-perangan, dengan senjata dari kertas koran yang dijadikan bola dan dilumuri lem kanji berwarna. Baju anak-anak dilapisi rompi plastik yang dibuat dari kantong plastik besar. Yang kena lempar bola, rompinya akan kena noda dan harus keluar arena.

Refleksi:
Guru: Anak-anak.. coba bayangkan kalau tadi itu perangnya betulan, pakai pistol, pakai bom.. takut enggak?
Anak-anak: takuuut...!
Guru: Karena itulah, Allah melarang kita bertengkar dan menyuruh kita untuk hidup damai...
Kata Allah: “Dan perdamaian adalah perbuatan yang baik.” (An-Nisaa’:128)

2. Ayat (tak boleh) Mengejek
Pengajaran kreatif:
Di kelas, kursi disusun berderet dengan jumlah kurang dari jumlah siswa. Jika siswa 12, kursi disusun 10 kursi. Lagu dinyanyikan (guru menyanyi atau memakai tape recorder), ketika lagu berhenti anak-anak disuruh duduk di kursi, tentu ada 2 anak yang tidak mendapat kursi, mereka disuruh berdiri di pinggir. Permainan diulang lagi jumlah kursi dikurangi 2 lagi (jadi yang bermain 10 anak, kursi ada 8). Putaran ketiga, kursi ada 6, anak-anak ada 8.
Hasil akhir, anak yang kalah 6 orang, yang menang 6 orang.

Sebelumnya, guru menyiapkan icon (karton digunting bentuk lingkaran, lalu gambar ekspresi wajah sedih L, senyum J, dan biasa/ gambar bibir datar)

Anak yang kalah berkumpul di satu sudut dengan memegang icon ‘biasa’, anak yang menang memegang icon ‘senyum’.

Lalu, Guru menyuruh kelompok anak yang menang mengatakan, “Kasian deh, kalian kalah!”
Bu Guru bertanya kepada anak-anak yang kalah, “Bagaimana perasaan kalian diejek?”
Anak-anak yang kalah akan memperlihatkan icon ‘sedih’.

Refleksi:
Guru: coba... bagaimana rasanya diejek?
Anak-anak: sedih...!
Guru: kalau kita merasa sedih diejek teman, teman kita juga sedih kalau diejek. Allah juga menyuruh kita supaya jangan saling mengejek. Kata Allah... “Janganlah satu kelompok mengejek kelompok yang lain.” (Al Hujurat:11)


3. Ayat Kebersihan Baju

Pengajaran Kreatif:
Senam mencuci: di lapangan disediakan ember dengan sedikit air dan kain/baju, dengan diiringi musik Guru mengajak anak mempergakan mencuci..
“Celup-celup... peras-peras... angkat...!” Lalu anak-anak saling berganti ember.

Refleksi:
Guru: anak-anak ... kalau baju kotor dipakai tidur enak ga? Kalau tidur pakai baju bau... enak ga?
Anak: tidaaaak...
Guru: karena itulah Allah menyuruh kita membersihkan baju kita. Gimana tadi cara membersihkan baju?
Anak: dicuci...!
Guru: kata Allah... “Dan bersihkanlah bajumu.” (Al Mudatsir:4)


4. Ayat Musyawarah
Pengajaran Kreatif:
Guru mengajak anak-anak merencanakan acara piknik bersama (di halaman sekolah). Anak-anak dikondisikan untuk saling berbagai tugas, siapa yang membawa kue, permen, minuman, dll.

Refleksi:
Guru: Anak-anak, yang kita lakukan barusan ini namanya musyawarah. Siapa yang di rumah sering bermusyawarah dengan kakak, adik, dan orangtua?
Anak: ...
[diskusi]
Guru: Allah menyuruh kita untuk bermusyawarah dalam berbagai urusan. Kata Allah... “Dan bermusyawarahlah engkau dengan mereka dalam (suatu) urusan.” (Ali Imran:159)


5. Ayat (jangan) Menggosip

Pengajaran Kreatif:
Permainan pesan berantai. Anak dibariskan, anak paling belakang dibisikkan pesan “kata si Ahmad, kemarin ada mencuri mangga di rumah pak Haji”. Pesan itu harus disampaikan ke anak di depannya. Nanti anak paling depan barisan disuruh mengungkapkan dengan keras apa isi pesan, dan biasanya, pesan itu tidak persis sama seperti pesan pertama kali.

Refleksi:
Bu Guru menjelaskan, “Nah... seperti itulah gosip. Kata-kata yang tadinya betul jadinya salah.
[bahas di mana letak kesalahan isi pesan. Misalnya, anak paling akhir megucapkan kalimat “Ahmad kemarin mencuri pak Haji”, Guru bisa menjelaskan, “Coba bayangkan kalo kita jadi Ahmad. Padahal dia hanya cerita ada orang yang mencuri...ee..malah sekarang Ahmad yang dituduh mencuri. Enak gak, dituduh mencuri?”
Karena itu, kita jangan suka menggosip. Kalau ada berita buruk, harus dicek dulu. Misalnya, kita mendengar cerita “si Ahmad mencuri”.. jangan langsung menyebarkan lagi ke orang lain lagi. Harus diteliti dulu, benar-tidak Ahmad mencuri?
Allah juga membenci orang yang suka gosip. Kata Allah... “Dan janganlah sebagian dari kalian menggosip sebagian yang lain.” (Al Hujurat:12)


6. Ayat Sholat
Pengajaran kreatif:
-Bisa pakai lagu “Ayo Sholat” [lagu bisa dikarang sendiri oleh guru, misalnya lagu “Balonku Ada Lima” diubah kata-katanya]
-Bikin mukena-mukenaan dan sarung-sarungan dari kertas koran, lalu dihias, dan sholat bersama.

Refleksi:
Guru: anak-anak, ada yang tahu, mengapa kita harus sholat?
Anak:...
Guru: sholat itu adalah untuk mengingat Allah. Kenapa ya, kita harus ingat sama Allah?
Anak:..
Guru: kan Allah yang ngasih kita mata, hidung, kaki.. maka kita harus mengingat Allah dan berterimakasih kepada-Nya. Cara mengingat Allah adalah dengan sholat. Kata Allah... “Dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku.” (Thahaa:14)


7. Ayat Bertamu Setelah Diundang
Pengajaran kreatif:
Guru membawa kue-kue dan sirup ke kelas, lalu mengadakan drama (role playing) acara ulang tahun. Semua anak yang diundang dalam acara itu, Bu Guru berperan sebagai tamu tak diundang dan makan kue banyak-banyak.

Refleksi:
Guru: Anak-anak...gimana rasanya kalau di pesta ulang tahunmu ada tamu tak diundang?
Anak:...
Guru: nah.. kalau kita merasa kesal bila ada orang datang ke rumah kita padahal tidak diundang, kita juga tidak boleh nyelonong masuk ke rumah orang lain. Harus minta izin dulu, “Aku boleh ikut pestamu tidak?” Atau “Aku boleh engga main di rumahmu?”  Allah menyuruh kita supaya masuk ke rumah orang setelah dipersilahkan masuk. Kata Allah... “Jika kalian dipersilahkan, barulah kalian masuk (rumah)” (Al Ahzab:53)


8. Ayat Tidak Berlebihan
Pengajaran kreatif:
Anak-anak diberi balon (yang belum ditiup), ujung balon ditempeli potongan gambar wajah orang (diambil dari majalan bekas atau digambar sendiri), balon dipompa sebesar mungkin (atau ditiup), sebagian mungkin ada yang pecah.

Refleksi:
Guru: “Coba bayangkan kalao balon ini perut kita.. kalau terus-terus diisi akan membesar.. dan akhirnya gimana?”
Anak: “Pecah.. sakit....”
Guru: “Karena Allah sayang sama kita, kita diingatkan supaya tidak makan berlebihan, supaya perut tidak sakit. Kata Allah...“Makanlah dan minumlah kalian, tetapi, jangan berlebihan.” (Al A’raf:21)


9. Bersyukur kepada Allah
Pengajaran kreatif:
Lomba lari 3 kaki. Dua anak akan menjadi 1 tim, bertanding lari melawan beberapa tim lainnya. Dua anak itu (satu tim) diikat kakinya satu sama lain (kaki kiri si A diikat dengan kaki kanan si B, sehingga mereka cuma punya 3 kaki untuk berlari). Tentu saja mereka akan kesulitan berlari, bahkan mungkin jatuh.

Refleksi:
Guru bercerita tentang betapa beruntungnya kita punya kaki yang lengkap. Karena itu, kita harus bersyukur/berterimakasih kepada Allah yang memberi kita kaki lengkap (dan anggota tubuh lainnya). Kata Allah... “Jika kalian bersyukur, akan Aku tambah untuk kalian.” (Ibrahim:7)


10. Ayat Persaudaraan Mukmin

Pengajaran Kreatif:
Disiapkan situasi yang melibatkan beberapa ruangan dan guru. Misal: di ruang TU ditulis “Amerika” dan ada guru yang pakai topi koboi di ruang itu. Di kantor Kepsek ditulis “Jepang” dan ada guru pakai kimono di ruang itu. Di ruang UKS ditulis “Arab”, ada guru berjilbab pakai cadar. Lalu anak diajak mengunjungi ‘negara-negara” itu. Saat datang ke ruangan, ucapkan “assalamualaikum; keselamatan atas kalian”, lalu ucapkan ayatnya “innamal mukminuuna ikhwah; sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara”.

(Bisa divariasikan dgn memberi makanan khas negara itu kepada anak-anak, misalnya di ruangan “Amerika”, anak-anak diberi roti, di ruang Jepang diberi mie, di ruang “Arab” diberi kurma. Selain itu, perjalanan menuju ruangan-ruangan itu bisa dengan pura-pura naik pesawat yang dibuat dari kardus mie bekas.”

Refleksi:
Guru: anak-anak, tadi di Amerika ternyata ada juga orang Islam ya? Di Jepang juga ada orang Islam. Di Arab juga banyak sekali orang Islam. Di Indonesia pun banyaaaak... sekali orang Islam. Orang Islam dari Amerika, Jepang, Arab, dan Indonesia, dan negara-negara manapun, semuanya  bersaudara. Karena itu sebagai sesama muslim kita harus saling sayang dan saling membantu. Kata Allah... “Sesungguhnya, orang Islam itu bersaudara.” (Al Hujurat:10)


11. Ayat Berbuat Baik pada Ibu Bapak

Pengajaran kreatif:
Ibu guru sudah menyiapkan alat rumah tangga (setrika, sapu, gelas, dll), lalu praktek bersama di kelas (ada yang pura-pura menyetrika, menyapu, membuat teh, dll).
Kegiatan diakhiri dengan dongeng sambil berdialog dengan anak, “Suatu hari, di siang yang panasnya sangat terik, seorang ibu berjalan tertatih-tatih membawa sekeranjang buah mangga. Rupanya ibu itu membeli mangga di pasar, lalu menjualnya dengan berkeliling kampung. Seorang anak bernama Yasmin melihat ibu itu dan merasa kasihan. Dia lalu mendekati si ibu dan berkata, “Ibu, mau aku bantu?” Ibu itu tersenyum senang....

Refleksi:
Guru: “Anak-anak... coba, kalau kalian ditolong orang kalian senang nggak?
Anak: “Senaaang...!”
Guru:  “Nah... ayah dan ibu kan sudah capek menyetrika baju kalian, memasakkan makanan,..dll.. kira-kira.. kalau kita membantu mereka, mereka akan merasa apa ya?”
Anak: “Senaaang...!”
Guru: nah, karena itulah Allah menyuruh kita untuk berbuat baik kepada ibu-bapak..supaya ibu-bapak jadi senang.
Kata Allah ...“Dan berbuat baiklah kepada ayah dan ibumu.” (Al Israa’:23)

12. Ayat Kebersihan Badan

Pengajaran kreatif:
Anak-anak diajak bermain sesuatu yang membuat tangan dan wajah mereka kotor, misalnya membuat lukisan dengan lem kanji yang diberi pewarna. Lalu, mereka bersama-sama diajak ke toilet untuk membersihkan wajah dan tangan.

Refleksi:
Guru: anak-anak, gimana tadi rasanya waktu tangan kalian kotor kena lem?
Anak:...
Guru: Coba, kalau kalian nanti pulang sekolah tangannya masih kotor, atau kalau badan kita berdebu dan berkeringat setelah main bola, lalu kita tidur, rasanya pasti tidak nyaman ya? Makanya, Allah menyuruh kita supaya selalu membersihkan badan.
Kata Allah...“Dan Allah mencintai orang-orang yang bersih.” (At-Taubah:108)

13. Ayat Allah Melihat Semua Pekerjaan Kita
Pengajaran kreatif:
Guru dan anak-anak membuat rumah-rumahan dari plastik mika (yang biasa dipakai untuk jilid paper), lalu rumah itu diisi dengan orang-orangan dari kertas atau boneka kecil. Anak-anak akan bisa melihat boneka2 kecil itu (karena plastik mika tembus pandang).

Refleksi:
Guru: Anak-anak, Bu Guru akan keluar kelas sebentar. [setelah kembali ke kelas] Tadi, waktu ibu di luar, kalian bisa lihat Ibu tidak?
Anak: tidak..
Guru: anak-anak, kalian bisa melihat orang-orangan yang ada di dalam rumah?
Anak: bisa..
Guru:  nah, Allah itu melihat kita seperti boneka-boneka di rumah plastik ini. Dunia ini seperti rumah plastik. Dimanapun kita berada, Allah bisa melihat kita...  Misalnya nih, Bu Guru sembunyi di dalam kamar lalu mencuri uang. Kira-kira, Allah melihat nggak ya?
Anak: lihat..
Guru: makanya, kita tidak boleh berbohong, tidak boleh mencuri, tidak boleh memukul teman, karena Allah selalu melihat semua perbuatan kita. Anak yang selalu berbuat  baik akan disayangi Allah. Kata Allah...  “Apakah dia tidak mengetahui bahwa Allah selalu melihat?” (Al Alaq:14)

14.  Ayat Allah Pelindung Terbaik Kita
Pengajaran kreatif: 
Kelas disiapkan menjadi arena halang-rintang: di beberapa tempat, lantai dilapisi plastik (dari kantong kresek) dan diatas plastik itu ditaruh genangan larutan lem kanji yang diberi pewarna merah. Mata anak-anak ditutup dengan kain, lalu disuruh berjalan melewati arena, dan harus berusaha menghindari genangan lem kanji itu. Tentu saja, ada anak yang kakinya akan lengket dan kotor karena menginjak lem kanji.

Refleksi:
Guru: Coba... seandainya kita berjalan tanpa punya mata, lalu di jalan ada lobang besar.. wah, kita bisa jatuh ke dalam lubang kan? Untung ya, Allah memberi kita mata yang akan melindungi kita, karena punya mata, kita tidak jatuh ke lubang. Coba tadi kamu tidak ditutup matanya, pasti tidak menginjak lem kan? Perlindungan Allah banyak sekali... misalnya, hidung, lubangnya ke bawah kan? Coba kalau hidung kita terbalik dan lubangnya di atas, kalau ada hujan, bagaimana?” Karena Allah sayang sama kita, Allah selalu melindungi kita. Kata Allah...      “Dan Allah adalah Pelindung Terbaik dan Dia adalah Yang Paling Menyayangi.” (Yusuf:64)


15. Ayat Bekerjasama dalam Kebaikan
Pengajaran Kreatif:
Bermain tarik tambang (alternatif lain: membuat es buah bersama, dengan pembagian tugas: ada yang memotong buah jambu, buah mangga, menyendok pepaya, dll)

Refleksi:
Guru: kalau tadi waktu tarik tambang, ada yang duduk-duduk, ada yang ngobrol, ada yang melamun... kira-kira tambangnya bisa ditarik nggak?
Anak:..
Guru: karena itu, kita harus saling kerjasama dalam kebaikan.
Kata Allah... “Dan saling membantulah kalian dalam perbuatan baik dan ketakwaan.” (Al Maidah:2)


16. Ayat Berhias/Berpenampilan Rapi Kalau ke Mesjid
Pengajaran Kreatif:
Alternatif 1: anak-anak diajak main kotor-kotoran (misalnya main perang-perangan dengan bola berlumuran lem kanji berwarna), lalu dalam keadaan baju kotor diajak ke mushola/masjid. Di depan mushollah anak-anak ditanya, boleh nggak masuk ke mesjid?

Alternatif 2: anak-anak diajak membuat kalung dari manik-manik atau dari kertas hias dan peci dari kertas koran yang dihiasi kertas hias. Ibu guru membuat miniatur masjid atau gambar masjid di kertas karton besar. Lalu anak-anak diajak pura-pura pergi ke mesjid memakai baju yang dihias dan kalung hiasan atau peci yang dihias (baju dan peci dibuat dari koran)

Refleksi:
Guru: mesjid itu tempat sholat dan mengaji (beribadah), kita harus beribadah dalam keadaan bersih supaya Allah sayang pada kita. Karena itu, Allah menyuruh kita memakai perhiasan (baju yang bersih, wangi-wangian) kalau ke mesjid. Kata Allah... “Ambillah perhiasan  kalian setiap kali ke mesjid.” (Al A’raaf:21).

17. Ayat (tidak boleh) Mubazir
Pengajaran Kreatif:
Alternatif 1: Anak-anak diajak ke toilet sekolah. Perlihatkan keran air yang bocor (bila tidak ada keran bocor, buka sedikit keran supaya ada air yang menetes). Lalu, tetesan air ditampung di ember kecil. Hanya dalam waktu sebentar, air yang tertampung di ember akan cukup banyak.

Alternatif 2: Role playing: Guru menyiapkan gambar-gambar kue/makanan dari majalah bekas, ditaruh di kotak, lalu bunyikan bel (atau piring dipukul dengan sendok) “Anak-anak..sekarang jam makan. Ayo makan..!” Anak-anak diajak ‘makan’, tapi ada sebagian ‘makanan’ itu dirobek dan disimpan di kotak khusus.
Ulangi lagi, sampai stok gambar makanan habis. Lalu bunyikan bel lagi, “Ayo..waktu makan..!”

Guru: kotak makanan kita sudah kosong  yaa?
Anak: iyaaa....
Guru: ee.. coba lihat {memperlihatkan kotak tempat menyimpan robekan gambar] ini kan tadi makanan yang kita buang-buang tadi ya? Wah..sedikit-sedikit dibuang, akhirnya jadi banyak ya? Coba kalau tadi tidak dibuang, makanan kita masih banyak ya?

Refleksi:
Guru: anak-anak, kalau tidak membiarkan keran air bocor, atau tidak menutup lagi keran air, nanti air jadi habis. Bagaimana rasanya kalau air habis? Kita tidak bisa minum, mencuci...
[Kalau kita membuang-buang makanan nanti makanan habis dan kita tidak bisa makan lagi]. Membuang-buang makanan, air, kertas, dll namanya mubazir. Allah melarang kita berbuat mubazir. Kata Allah... “Sesungguhnya orang-orang mubazir itu adalah saudara setan” (Al Isra: 27)

18. Ayat Memberi Salam

Pengajaran Kreatif:
Guru mendongeng tentang seorang anak yang kalau masuk rumah tidak mengucapkan salam. Ibu si anak menegur, “Kok tidak baca salam sih?” Kata si anak, “Ah, ibu kepanjangan, mendingan bilang “Hey!” Lalu ibu menjelaskan bahwa ‘assalamualaikum’ adalah doa dan akan dijawab dengan doa lagi ‘waalaykum salam’.

Lalu, anak-anak diajak berjalan-jalan ke rumah-rumah tetangga, atau ke kelas-kelas lain, lalu tiap kali mengetuk pintu, ucapkan “Assalamualaikum”.

Refleksi:
Guru: tadi kita berapa kali mendoakan orang lain? (=berapa rumah/kelas yang dikunjungi,dan berapa kali mengucapkan salam)
Anak:...
Guru: lalu berapa kali ya kita didoakan orang lain?
Anak:
Guru: wah...senang sekali ya... semoga kita selalu selamat karena sudah didoakan banyak orang.
Makanya Allah menyuruh kita, kalau bertemu dengan orang-orang Islam, kita harus mengucapkan salam. Kata Allah... “Setiap kali orang-orang yang beriman datang ke dekatmu dengan membawa ayat-ayat Kami, ucapkanlah kepada mereka, “Salaamun alaikum” (Al-An’am:54).

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426345737430969/