Sunday, October 7, 2012

Pengajaran Al Quran Kreatif

Pengajaran Al Quran Kreatif

Pengajaran Al Quran Kreatif


Di sebuah rumah...
Seorang ibu merasa kewalahan karena anaknya mogok; menolak ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran). Alasan si anak, “Bosan ah!” Si ibu merasa bahwa pendidikan Quran sangat penting sehingga ia berusaha berbagai cara membujuk, bahkan memaksa anaknya. Tapi, tak ada hasilnya. Malah, si anak jadi semakin bersemangat nonton TV dan main PS.

Di sebuah kelas TPA...
Seorang Bapak Guru kebingungan karena tiap pelajaran Iqro, murid-muridnya satu demi satu menunjukkan sikap acuh tak acuh, tak antusias, dan tidak bersemangat. Mereka sibuk ngobrol atau cuek. Namun karena ini kelas TPA, Pak Guru berusaha membujuk, “Ayo, siapa yang mau  baca Quran, Bapak kasih permen!” Atau, dia terkadang bahkan menggunakan ancaman fisik, “Kalau ga mau baca, nanti Bapak cepret!” Tapi, usaha Pak Guru sia-sia. Dia malah mendapati murid-muridnya satu persatu tak lagi datang ke TPA itu.

Di sebuah kelompok belajar Quran...
Gurunya adalah seorang mahasiswi jurusan Biologi, namanya Bu Irma. Bu Irma sama sekali tidak punya basis pendidikan guru agama, tapi, tentu saja, pintar membaca Quran. Dia membina anak-anak kecil di lingkungannya untuk belajar membaca Quran. Bu Irma mengajak anak-anak ke sebuah kebun, lalu anak-anak duduk di cabang-cabang pohon. Bu Irma juga ikut naik pohon, lalu memperlihatkan gambar batu bata dengan tulisan huruf Arab “ب ت”... atau gambar Doraemon bertuliskan huruf Arab د ر ا م ن

Anak-anak belajar sambil tertawa-tawa. Mereka selalu tak sabar untuk kembali datang bertemu dengan Bu Irma. Bahkan ada anak yang sakit, memaksakan diri untuk datang ke kelompok belajar Bu Irma.


Dari cerita di atas (yang memang benar-benar terjadi), kita bisa menyimpulkan bahwa pengajaran Al Quran secara tidak kreatif membuat anak enggan, tidak antusias, atau bahkan takut dan mogok. Sebaliknya kalau Al Quran diajarkan dengan kreatif, anak-anak akan semakin bersemangat untuk datang belajar, dan semakin banyak pula anak yang mencintai Al Quran.





KREATIVITAS  ITU  BISA  DILATIH
Semua orang bisa menjadi kreatif, asal mau berpikir dan berlatih.


Apa itu kreatif?
Banyak guru atau orangtua yang menolak memilih cara pengajaran yang kreatif dengan alasan “tidak bisa menyanyi dan menggambar”. Padahal kreatif bukan hanya sebatas kreasi seni (seperti menggambar dan menyanyi), tapi: mampu memikirkan cara-cara alternatif dalam mengajarkan sesuatu hal. Mengajar anak membaca Quran, bisa dilakukan dengan menyuruh anak duduk manis dan membuka buku Iqro mereka. Tapi, bila si guru kreatif, dia mampu memikirkan cara lain yang membuat anak senang, misalnya, seperti yang dilakukan Bu Irma.

Mengapa sebagian guru enggan bersikap kreatif?
1. Enggan berpikir kreatif .
2. Cara pengajaran kreatif memerlukan waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih besar.
3. Kadangkala, orangtua anak tidak mendukung, “Kok anak saya diajak main melulu? Harusnya duduk manis di kelas, belajar yang bener!”
4. Mengira bahwa pengajaran kreatif membutuhkan biaya besar, atau, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Padahal, ada banyak keuntungan mengajar dengan cara kreatif:
1. Anak-anak jadi bersemangat belajar
2. Meskipun pada awal proses pengajaran, peningkatan kemajuan anak terlihat lambat (orangtua mungkin akan mengeluhkan, mengapa materi yang diajarkan hanya sedikit), namun pemahaman anak dengan cara kreatif justru lebih mendalam dan akan terjadi proses percepatan dalam proses belajar selanjutnya.
3. Anak-anak punya lebih banyak kenangan indah di masa kecil dan masa bermainnya tidak ‘diganggu’ oleh belajar.
4. Khusus untuk pengajaran Quran, masa belajar yang menyenangkan akan menumbuhkan kecintaan anak kepada Al Quran.

Bagaimana Mengajarkan Al Quran dengan Kreatif?

1. Dengan menggunakan media:
a. makanan/minuman
b. alat seni (gambar; karya sendiri atau guntingan majalah, gitar, piano, dll)
c. barang-barang dapur/ alat rumah tangga (bantal, guling, selimut, dll)
d. barang bekas apapun (kardus, bulu ayam yang sudah rontok, daun kering, batu, petai kering, dll)
e. multimedia (kaset, VCD, infocus, komputer, dll)

2. Dengan menggunakan metode:
a. dongeng
b. permainan
c. pemindahan situasi (misalnya, belajar di atas pohon atau di taman)
d. role playing (berpura-pura memerankan tokoh tertentu).

Penggunaan media dan metode ini bisa dilakukan sekaligus dan saling mendukung. Yang penting si pengajar tetap fokus pada materi pengajarannya.

Di bawah ini adalah contoh-contoh pengajaran ayat-ayat Al Quran secara kreatif.

Catatan: kepada anak diterangkan logika bahwa Allah menyuruh kita berbuat sesuatu/melarang sesuatu adalah demi kebaikan kita sendiri, bukan demi ancaman surga/neraka

KITAB I

  1. 1.      Ayat Perdamaian

Pengajaran kreatif:
Main perang-perangan. Anak-anak dibagi dua kelompok, lalu main perang-perangan, dengan senjata dari kertas koran yang dijadikan bola dan dilumuri lem kanji berwarna. Baju anak-anak dilapisi rompi plastik yang dibuat dari kantong plastik besar. Yang kena lempar bola, rompinya akan kena noda dan harus keluar arena.

Refleksi:
Guru: Anak-anak.. coba bayangkan kalau tadi itu perangnya betulan, pakai pistol, pakai bom.. takut enggak?
Anak-anak: takuuut...!
Guru: Karena itulah, Allah melarang kita bertengkar dan menyuruh kita untuk hidup damai...
Kata Allah: “Dan perdamaian adalah perbuatan yang baik.” (An-Nisaa’:128)

2. Ayat (tak boleh) Mengejek
Pengajaran kreatif:
Di kelas, kursi disusun berderet dengan jumlah kurang dari jumlah siswa. Jika siswa 12, kursi disusun 10 kursi. Lagu dinyanyikan (guru menyanyi atau memakai tape recorder), ketika lagu berhenti anak-anak disuruh duduk di kursi, tentu ada 2 anak yang tidak mendapat kursi, mereka disuruh berdiri di pinggir. Permainan diulang lagi jumlah kursi dikurangi 2 lagi (jadi yang bermain 10 anak, kursi ada 8). Putaran ketiga, kursi ada 6, anak-anak ada 8.
Hasil akhir, anak yang kalah 6 orang, yang menang 6 orang.

Sebelumnya, guru menyiapkan icon (karton digunting bentuk lingkaran, lalu gambar ekspresi wajah sedih L, senyum J, dan biasa/ gambar bibir datar)

Anak yang kalah berkumpul di satu sudut dengan memegang icon ‘biasa’, anak yang menang memegang icon ‘senyum’.

Lalu, Guru menyuruh kelompok anak yang menang mengatakan, “Kasian deh, kalian kalah!”
Bu Guru bertanya kepada anak-anak yang kalah, “Bagaimana perasaan kalian diejek?”
Anak-anak yang kalah akan memperlihatkan icon ‘sedih’.

Refleksi:
Guru: coba... bagaimana rasanya diejek?
Anak-anak: sedih...!
Guru: kalau kita merasa sedih diejek teman, teman kita juga sedih kalau diejek. Allah juga menyuruh kita supaya jangan saling mengejek. Kata Allah... “Janganlah satu kelompok mengejek kelompok yang lain.” (Al Hujurat:11)


3. Ayat Kebersihan Baju

Pengajaran Kreatif:
Senam mencuci: di lapangan disediakan ember dengan sedikit air dan kain/baju, dengan diiringi musik Guru mengajak anak mempergakan mencuci..
“Celup-celup... peras-peras... angkat...!” Lalu anak-anak saling berganti ember.

Refleksi:
Guru: anak-anak ... kalau baju kotor dipakai tidur enak ga? Kalau tidur pakai baju bau... enak ga?
Anak: tidaaaak...
Guru: karena itulah Allah menyuruh kita membersihkan baju kita. Gimana tadi cara membersihkan baju?
Anak: dicuci...!
Guru: kata Allah... “Dan bersihkanlah bajumu.” (Al Mudatsir:4)


4. Ayat Musyawarah
Pengajaran Kreatif:
Guru mengajak anak-anak merencanakan acara piknik bersama (di halaman sekolah). Anak-anak dikondisikan untuk saling berbagai tugas, siapa yang membawa kue, permen, minuman, dll.

Refleksi:
Guru: Anak-anak, yang kita lakukan barusan ini namanya musyawarah. Siapa yang di rumah sering bermusyawarah dengan kakak, adik, dan orangtua?
Anak: ...
[diskusi]
Guru: Allah menyuruh kita untuk bermusyawarah dalam berbagai urusan. Kata Allah... “Dan bermusyawarahlah engkau dengan mereka dalam (suatu) urusan.” (Ali Imran:159)


5. Ayat (jangan) Menggosip

Pengajaran Kreatif:
Permainan pesan berantai. Anak dibariskan, anak paling belakang dibisikkan pesan “kata si Ahmad, kemarin ada mencuri mangga di rumah pak Haji”. Pesan itu harus disampaikan ke anak di depannya. Nanti anak paling depan barisan disuruh mengungkapkan dengan keras apa isi pesan, dan biasanya, pesan itu tidak persis sama seperti pesan pertama kali.

Refleksi:
Bu Guru menjelaskan, “Nah... seperti itulah gosip. Kata-kata yang tadinya betul jadinya salah.
[bahas di mana letak kesalahan isi pesan. Misalnya, anak paling akhir megucapkan kalimat “Ahmad kemarin mencuri pak Haji”, Guru bisa menjelaskan, “Coba bayangkan kalo kita jadi Ahmad. Padahal dia hanya cerita ada orang yang mencuri...ee..malah sekarang Ahmad yang dituduh mencuri. Enak gak, dituduh mencuri?”
Karena itu, kita jangan suka menggosip. Kalau ada berita buruk, harus dicek dulu. Misalnya, kita mendengar cerita “si Ahmad mencuri”.. jangan langsung menyebarkan lagi ke orang lain lagi. Harus diteliti dulu, benar-tidak Ahmad mencuri?
Allah juga membenci orang yang suka gosip. Kata Allah... “Dan janganlah sebagian dari kalian menggosip sebagian yang lain.” (Al Hujurat:12)


6. Ayat Sholat
Pengajaran kreatif:
-Bisa pakai lagu “Ayo Sholat” [lagu bisa dikarang sendiri oleh guru, misalnya lagu “Balonku Ada Lima” diubah kata-katanya]
-Bikin mukena-mukenaan dan sarung-sarungan dari kertas koran, lalu dihias, dan sholat bersama.

Refleksi:
Guru: anak-anak, ada yang tahu, mengapa kita harus sholat?
Anak:...
Guru: sholat itu adalah untuk mengingat Allah. Kenapa ya, kita harus ingat sama Allah?
Anak:..
Guru: kan Allah yang ngasih kita mata, hidung, kaki.. maka kita harus mengingat Allah dan berterimakasih kepada-Nya. Cara mengingat Allah adalah dengan sholat. Kata Allah... “Dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku.” (Thahaa:14)


7. Ayat Bertamu Setelah Diundang
Pengajaran kreatif:
Guru membawa kue-kue dan sirup ke kelas, lalu mengadakan drama (role playing) acara ulang tahun. Semua anak yang diundang dalam acara itu, Bu Guru berperan sebagai tamu tak diundang dan makan kue banyak-banyak.

Refleksi:
Guru: Anak-anak...gimana rasanya kalau di pesta ulang tahunmu ada tamu tak diundang?
Anak:...
Guru: nah.. kalau kita merasa kesal bila ada orang datang ke rumah kita padahal tidak diundang, kita juga tidak boleh nyelonong masuk ke rumah orang lain. Harus minta izin dulu, “Aku boleh ikut pestamu tidak?” Atau “Aku boleh engga main di rumahmu?”  Allah menyuruh kita supaya masuk ke rumah orang setelah dipersilahkan masuk. Kata Allah... “Jika kalian dipersilahkan, barulah kalian masuk (rumah)” (Al Ahzab:53)


8. Ayat Tidak Berlebihan
Pengajaran kreatif:
Anak-anak diberi balon (yang belum ditiup), ujung balon ditempeli potongan gambar wajah orang (diambil dari majalan bekas atau digambar sendiri), balon dipompa sebesar mungkin (atau ditiup), sebagian mungkin ada yang pecah.

Refleksi:
Guru: “Coba bayangkan kalao balon ini perut kita.. kalau terus-terus diisi akan membesar.. dan akhirnya gimana?”
Anak: “Pecah.. sakit....”
Guru: “Karena Allah sayang sama kita, kita diingatkan supaya tidak makan berlebihan, supaya perut tidak sakit. Kata Allah...“Makanlah dan minumlah kalian, tetapi, jangan berlebihan.” (Al A’raf:21)


9. Bersyukur kepada Allah
Pengajaran kreatif:
Lomba lari 3 kaki. Dua anak akan menjadi 1 tim, bertanding lari melawan beberapa tim lainnya. Dua anak itu (satu tim) diikat kakinya satu sama lain (kaki kiri si A diikat dengan kaki kanan si B, sehingga mereka cuma punya 3 kaki untuk berlari). Tentu saja mereka akan kesulitan berlari, bahkan mungkin jatuh.

Refleksi:
Guru bercerita tentang betapa beruntungnya kita punya kaki yang lengkap. Karena itu, kita harus bersyukur/berterimakasih kepada Allah yang memberi kita kaki lengkap (dan anggota tubuh lainnya). Kata Allah... “Jika kalian bersyukur, akan Aku tambah untuk kalian.” (Ibrahim:7)


10. Ayat Persaudaraan Mukmin

Pengajaran Kreatif:
Disiapkan situasi yang melibatkan beberapa ruangan dan guru. Misal: di ruang TU ditulis “Amerika” dan ada guru yang pakai topi koboi di ruang itu. Di kantor Kepsek ditulis “Jepang” dan ada guru pakai kimono di ruang itu. Di ruang UKS ditulis “Arab”, ada guru berjilbab pakai cadar. Lalu anak diajak mengunjungi ‘negara-negara” itu. Saat datang ke ruangan, ucapkan “assalamualaikum; keselamatan atas kalian”, lalu ucapkan ayatnya “innamal mukminuuna ikhwah; sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara”.

(Bisa divariasikan dgn memberi makanan khas negara itu kepada anak-anak, misalnya di ruangan “Amerika”, anak-anak diberi roti, di ruang Jepang diberi mie, di ruang “Arab” diberi kurma. Selain itu, perjalanan menuju ruangan-ruangan itu bisa dengan pura-pura naik pesawat yang dibuat dari kardus mie bekas.”

Refleksi:
Guru: anak-anak, tadi di Amerika ternyata ada juga orang Islam ya? Di Jepang juga ada orang Islam. Di Arab juga banyak sekali orang Islam. Di Indonesia pun banyaaaak... sekali orang Islam. Orang Islam dari Amerika, Jepang, Arab, dan Indonesia, dan negara-negara manapun, semuanya  bersaudara. Karena itu sebagai sesama muslim kita harus saling sayang dan saling membantu. Kata Allah... “Sesungguhnya, orang Islam itu bersaudara.” (Al Hujurat:10)


11. Ayat Berbuat Baik pada Ibu Bapak

Pengajaran kreatif:
Ibu guru sudah menyiapkan alat rumah tangga (setrika, sapu, gelas, dll), lalu praktek bersama di kelas (ada yang pura-pura menyetrika, menyapu, membuat teh, dll).
Kegiatan diakhiri dengan dongeng sambil berdialog dengan anak, “Suatu hari, di siang yang panasnya sangat terik, seorang ibu berjalan tertatih-tatih membawa sekeranjang buah mangga. Rupanya ibu itu membeli mangga di pasar, lalu menjualnya dengan berkeliling kampung. Seorang anak bernama Yasmin melihat ibu itu dan merasa kasihan. Dia lalu mendekati si ibu dan berkata, “Ibu, mau aku bantu?” Ibu itu tersenyum senang....

Refleksi:
Guru: “Anak-anak... coba, kalau kalian ditolong orang kalian senang nggak?
Anak: “Senaaang...!”
Guru:  “Nah... ayah dan ibu kan sudah capek menyetrika baju kalian, memasakkan makanan,..dll.. kira-kira.. kalau kita membantu mereka, mereka akan merasa apa ya?”
Anak: “Senaaang...!”
Guru: nah, karena itulah Allah menyuruh kita untuk berbuat baik kepada ibu-bapak..supaya ibu-bapak jadi senang.
Kata Allah ...“Dan berbuat baiklah kepada ayah dan ibumu.” (Al Israa’:23)

12. Ayat Kebersihan Badan

Pengajaran kreatif:
Anak-anak diajak bermain sesuatu yang membuat tangan dan wajah mereka kotor, misalnya membuat lukisan dengan lem kanji yang diberi pewarna. Lalu, mereka bersama-sama diajak ke toilet untuk membersihkan wajah dan tangan.

Refleksi:
Guru: anak-anak, gimana tadi rasanya waktu tangan kalian kotor kena lem?
Anak:...
Guru: Coba, kalau kalian nanti pulang sekolah tangannya masih kotor, atau kalau badan kita berdebu dan berkeringat setelah main bola, lalu kita tidur, rasanya pasti tidak nyaman ya? Makanya, Allah menyuruh kita supaya selalu membersihkan badan.
Kata Allah...“Dan Allah mencintai orang-orang yang bersih.” (At-Taubah:108)

13. Ayat Allah Melihat Semua Pekerjaan Kita
Pengajaran kreatif:
Guru dan anak-anak membuat rumah-rumahan dari plastik mika (yang biasa dipakai untuk jilid paper), lalu rumah itu diisi dengan orang-orangan dari kertas atau boneka kecil. Anak-anak akan bisa melihat boneka2 kecil itu (karena plastik mika tembus pandang).

Refleksi:
Guru: Anak-anak, Bu Guru akan keluar kelas sebentar. [setelah kembali ke kelas] Tadi, waktu ibu di luar, kalian bisa lihat Ibu tidak?
Anak: tidak..
Guru: anak-anak, kalian bisa melihat orang-orangan yang ada di dalam rumah?
Anak: bisa..
Guru:  nah, Allah itu melihat kita seperti boneka-boneka di rumah plastik ini. Dunia ini seperti rumah plastik. Dimanapun kita berada, Allah bisa melihat kita...  Misalnya nih, Bu Guru sembunyi di dalam kamar lalu mencuri uang. Kira-kira, Allah melihat nggak ya?
Anak: lihat..
Guru: makanya, kita tidak boleh berbohong, tidak boleh mencuri, tidak boleh memukul teman, karena Allah selalu melihat semua perbuatan kita. Anak yang selalu berbuat  baik akan disayangi Allah. Kata Allah...  “Apakah dia tidak mengetahui bahwa Allah selalu melihat?” (Al Alaq:14)

14.  Ayat Allah Pelindung Terbaik Kita
Pengajaran kreatif: 
Kelas disiapkan menjadi arena halang-rintang: di beberapa tempat, lantai dilapisi plastik (dari kantong kresek) dan diatas plastik itu ditaruh genangan larutan lem kanji yang diberi pewarna merah. Mata anak-anak ditutup dengan kain, lalu disuruh berjalan melewati arena, dan harus berusaha menghindari genangan lem kanji itu. Tentu saja, ada anak yang kakinya akan lengket dan kotor karena menginjak lem kanji.

Refleksi:
Guru: Coba... seandainya kita berjalan tanpa punya mata, lalu di jalan ada lobang besar.. wah, kita bisa jatuh ke dalam lubang kan? Untung ya, Allah memberi kita mata yang akan melindungi kita, karena punya mata, kita tidak jatuh ke lubang. Coba tadi kamu tidak ditutup matanya, pasti tidak menginjak lem kan? Perlindungan Allah banyak sekali... misalnya, hidung, lubangnya ke bawah kan? Coba kalau hidung kita terbalik dan lubangnya di atas, kalau ada hujan, bagaimana?” Karena Allah sayang sama kita, Allah selalu melindungi kita. Kata Allah...      “Dan Allah adalah Pelindung Terbaik dan Dia adalah Yang Paling Menyayangi.” (Yusuf:64)


15. Ayat Bekerjasama dalam Kebaikan
Pengajaran Kreatif:
Bermain tarik tambang (alternatif lain: membuat es buah bersama, dengan pembagian tugas: ada yang memotong buah jambu, buah mangga, menyendok pepaya, dll)

Refleksi:
Guru: kalau tadi waktu tarik tambang, ada yang duduk-duduk, ada yang ngobrol, ada yang melamun... kira-kira tambangnya bisa ditarik nggak?
Anak:..
Guru: karena itu, kita harus saling kerjasama dalam kebaikan.
Kata Allah... “Dan saling membantulah kalian dalam perbuatan baik dan ketakwaan.” (Al Maidah:2)


16. Ayat Berhias/Berpenampilan Rapi Kalau ke Mesjid
Pengajaran Kreatif:
Alternatif 1: anak-anak diajak main kotor-kotoran (misalnya main perang-perangan dengan bola berlumuran lem kanji berwarna), lalu dalam keadaan baju kotor diajak ke mushola/masjid. Di depan mushollah anak-anak ditanya, boleh nggak masuk ke mesjid?

Alternatif 2: anak-anak diajak membuat kalung dari manik-manik atau dari kertas hias dan peci dari kertas koran yang dihiasi kertas hias. Ibu guru membuat miniatur masjid atau gambar masjid di kertas karton besar. Lalu anak-anak diajak pura-pura pergi ke mesjid memakai baju yang dihias dan kalung hiasan atau peci yang dihias (baju dan peci dibuat dari koran)

Refleksi:
Guru: mesjid itu tempat sholat dan mengaji (beribadah), kita harus beribadah dalam keadaan bersih supaya Allah sayang pada kita. Karena itu, Allah menyuruh kita memakai perhiasan (baju yang bersih, wangi-wangian) kalau ke mesjid. Kata Allah... “Ambillah perhiasan  kalian setiap kali ke mesjid.” (Al A’raaf:21).

17. Ayat (tidak boleh) Mubazir
Pengajaran Kreatif:
Alternatif 1: Anak-anak diajak ke toilet sekolah. Perlihatkan keran air yang bocor (bila tidak ada keran bocor, buka sedikit keran supaya ada air yang menetes). Lalu, tetesan air ditampung di ember kecil. Hanya dalam waktu sebentar, air yang tertampung di ember akan cukup banyak.

Alternatif 2: Role playing: Guru menyiapkan gambar-gambar kue/makanan dari majalah bekas, ditaruh di kotak, lalu bunyikan bel (atau piring dipukul dengan sendok) “Anak-anak..sekarang jam makan. Ayo makan..!” Anak-anak diajak ‘makan’, tapi ada sebagian ‘makanan’ itu dirobek dan disimpan di kotak khusus.
Ulangi lagi, sampai stok gambar makanan habis. Lalu bunyikan bel lagi, “Ayo..waktu makan..!”

Guru: kotak makanan kita sudah kosong  yaa?
Anak: iyaaa....
Guru: ee.. coba lihat {memperlihatkan kotak tempat menyimpan robekan gambar] ini kan tadi makanan yang kita buang-buang tadi ya? Wah..sedikit-sedikit dibuang, akhirnya jadi banyak ya? Coba kalau tadi tidak dibuang, makanan kita masih banyak ya?

Refleksi:
Guru: anak-anak, kalau tidak membiarkan keran air bocor, atau tidak menutup lagi keran air, nanti air jadi habis. Bagaimana rasanya kalau air habis? Kita tidak bisa minum, mencuci...
[Kalau kita membuang-buang makanan nanti makanan habis dan kita tidak bisa makan lagi]. Membuang-buang makanan, air, kertas, dll namanya mubazir. Allah melarang kita berbuat mubazir. Kata Allah... “Sesungguhnya orang-orang mubazir itu adalah saudara setan” (Al Isra: 27)

18. Ayat Memberi Salam

Pengajaran Kreatif:
Guru mendongeng tentang seorang anak yang kalau masuk rumah tidak mengucapkan salam. Ibu si anak menegur, “Kok tidak baca salam sih?” Kata si anak, “Ah, ibu kepanjangan, mendingan bilang “Hey!” Lalu ibu menjelaskan bahwa ‘assalamualaikum’ adalah doa dan akan dijawab dengan doa lagi ‘waalaykum salam’.

Lalu, anak-anak diajak berjalan-jalan ke rumah-rumah tetangga, atau ke kelas-kelas lain, lalu tiap kali mengetuk pintu, ucapkan “Assalamualaikum”.

Refleksi:
Guru: tadi kita berapa kali mendoakan orang lain? (=berapa rumah/kelas yang dikunjungi,dan berapa kali mengucapkan salam)
Anak:...
Guru: lalu berapa kali ya kita didoakan orang lain?
Anak:
Guru: wah...senang sekali ya... semoga kita selalu selamat karena sudah didoakan banyak orang.
Makanya Allah menyuruh kita, kalau bertemu dengan orang-orang Islam, kita harus mengucapkan salam. Kata Allah... “Setiap kali orang-orang yang beriman datang ke dekatmu dengan membawa ayat-ayat Kami, ucapkanlah kepada mereka, “Salaamun alaikum” (Al-An’am:54).

sumber:
http://www.facebook.com/groups/264534246945453/doc/426345737430969/

No comments:

Post a Comment